Bab 42 ☘️

29 2 0
                                    

☘️☘️☘️

Anya sangat berterimakasih pada Kala yang sudah membuatnya merasakan hal baru lagi dalam hidupnya, mereka menghabiskan waktu sampai langit sudah tergantikan dengan munculnya bulan.

Kedua siswi yang masih memakai seragam sekolah ini duduk selonjoran di tepi danau, dengan Anya yang menyandarkan kepalanya di bahu Kala.

Anya jadi ingin berharap jika Kala tetap bersamanya, dan tidak akan meninggalkannya. Namun keinginan hanya sekedar angannya, Anya tidak bisa lagi membuat harapan tentang seorang teman.

Anya menutup mata, menikmati angin malam ini. Kala juga menyandarkan kepalanya diatas kepala Anya, terkadang Kala juga merasa sulit merasakan apa yang Anya rasakan.

Banyak sekali yang Anya tutupi dari semua orang, dan terlihat acuh tak acuh.

Setelah Kala tau Anya pacaran sama Abian, Kala berharap jika cowok itu bisa menebus lebih jauh tentang Anya. Yang tidak bisa dilakukan olehnya, meski mereka dekat namun kembali ke awal.

Kala sulit merasakan apa yang Anya rasakan.

"Mau balik sekarang?" Tanya Kala menegakan kepalanya lagi dan memandang danau yang tenang.

Tidak ada jawaban dari Anya.

Gadis itu masih betah menutup matanya.

"Lo udah kabarin orang rumah atau Abian gak?" Tanya Kala lagi.

Kini Anya menjawab dengan gelengan kepala, tanda dirinya tidak mengabari siapa pun.

Kala mendorong Anya pelan, terpaksa gadis itu membuka matanya. Dan menatap ke depan danau, berbeda dengan Kala yang menghadap padanya dengan kening yang mengerut.

"Lo serius?" Kala sekali lagi memastikan.

Dan jawaban yang sama yang dia Terima.

Kala mengusap wajahnya kasar.

Bagaimana dengan Anya ini?

Benarkan? Sulit untuk Kala menggapai Anya lebih jauh.

Jika terjadi sesuatu, Kala harus bagaimana?

"Mending lo setidaknya kabarin Abian deh.. Siapa tau dia juga khawatir sama lo.." Tutur Kala.

"HP gue di tinggal di mobil." Lagi, Kala mengusap wajahnya kasar.

"Berarti dari tadi lo gak bawa hp?" Anya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Anya.. Lo ini gimana sih? Mending lo cepet bawa HP lo.. Terus hubungi Abian deh. Oke?"

Anya mendengus mendengar perkataan Kala, dirinya hanya ingin menikmati momen saat ini saja. Biarkan dirinya merasa tenang setelah sekian lamanya bahkan tidak pernah merasakan hal baru ini.

"Lima menit lagi oke?" Anya menoleh menatap Kala yang sudah berkacak pinggang.

"Ck. Iya deh iya.. Ini gue ambil dulu hpnya.. Titip tas gue oke.." Anya bangun dari duduknya, menepuk sebentar rok belakang dan menyerahkan tasnya pada kala. Hanya membawa kunci mobil saja.

Anya berjalan menjauhi Kala, tempat parkir mobil cukup jauh dari tempat mereka duduk tadi. Harus belok kanan dan belok kiri dulu, karena taman ini cukup luas.

Entah dari mana Kala tau tempat ini, karena Anya juga baru pertama kali ke tempat seperti ini.

Langit malam dihiasi bintang dan cahaya bulan, juga banyak orang-orang yang juga sama tengah menikmati malam ini di taman terasa hangat.

Ada rasa iri yang muncul di hati Anya saat melihat satu keluarga yang sedang berkumpul disana.

Kapan ya bisa kaya mereka?
Anya membatin.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang