Jangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰
Cerita baru lagi nih..
Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊
Typo bertebaran 🙏🙏
Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏..
Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya..
Ini real ceri...
Anya langsung masuk saja, dan menghampiri teman-temannya.
"Hai semua.." Sapa Anya lalu duduk di samping Rara.
"Lo udah sembuh?" Tanya salah satu dari mereka.
Kira-kira ada sepuluh orang deh di meja ini, dua meja di gabung satu.
"Emm, udah gak papa sih.." Jawab Anya.
Anya merasa ada yang aneh saat dirinya duduk diantara mereka, terlihat mereka saling tatap. Seolah mengisyaratkan sesuatu.
"Ehmm, Nya.. Gue dapet undangan balap." Ucap Adit sedikit ragu.
"Balap?" Anya mengulangnya.
Mereka semua yang mengangguk.
"Resmi gak dit?" Tanya Anya lagi.
Namun Adit tidak menjawab hanya memandang pada teman yang ada di samping kanan kirinya.
"Balap liar?" Tanya Anya sekali lagi. "Apa gak-
" CUKUP.." Teriak Dito menyela ucapan Anya. "GUE UDAH GAK TAHAN SAMA LO." Lanjutnya yang membuat Anya kaget.
Anya bengong menatap Dito juga yang lain yang hanya menunduk.
"LO PIKIR LO SIAPA HAH?? HARUS BANGET YA DAPET IZIN DARI LO? LO BUKAN NYOKAP GUE.." Dito masih teriak sambil berdiri, juga jari tangannya yang terus menunjuk Anya.
"Tungg-
"GAK USAH BANYAK OMONG.." Dito menjeda sesaat, "LO TAU? MEREKA SEMUA UDAH GEDEG SAMA LO TERMASUK GUE.. BANYAK ATURAN, HARUS IZIN SEGALA.. GUE TAU NYOKAP LO PENYALUR DANA BUAT NGEBANGUN INI CAFE.. YA UDAH BANGUN YA NGEBANGUN AJA GAK USAH ATUR HIDUP GUE SAMA YANG LAIN.." Ucapan Dito membuat Anya meneteskan air mata dalam diamnya.
"MEREKA JUGA PENGEN NGELAKUIN APA YANG MEREKA SUKA, HOBI MEREKA.. DAN LO NGELARANG KESENANGAN MEREKA TERMASUK GUE.. PANTES AJA GAK ADA YANG MAU TEMENAN SAMA LO DI SEKOLAH LO.." Dito sangat kesal. Udah sejak lama sebenarnya Dito ingin mengatakan unek-unek nya dengan baik-baik.
Tapi kesabaran Dito sudah di ambang batas.
Dirinya menderita harus menahan hobinya, karena dilarang.
Deg..
Jantung Anya berdegup kencang mendengar perkataan Dito.
Anya cuma mau teman-temannya tidak terluka, seperti kejadian waktu itu yang bikin salah satu teman mereka koma cukup lama. (Ada lah namanya lupa author juga)
Dito menarik nafas panjang, mencoba meredakan amarahnya.
"Gue, gak bisa kaya gini terus.. Dan gue bakal keluar dari sini.." Ucap Dita lalu pergi meninggalkan cafe.
Di susul satu persatu dari mereka yang juga keluar, termasuk Rara.
Sekarang hanya tinggal Vino dan Anya.
"Lo.. Lo ju-juga sama kan kaya mereka?" Tanya Anya terisak sambil menunduk.
Sakit..
Sakit banget..
Ternyata mereka semua menyembunyikan ini darinya..
Beg*..
Anya merasa dirinya bod*h.
"Anya-
"Lo juga kalau mau keluar gue izinin.. Lo bebas mau ngelakuin yang lo suka.." Anya menyela Vino yang ingin bicara.
Anya tau, Vino pasti hanya akan membuat alasan saja.
"Lo juga kalau mau ninggalin gue silahkan.." Lanjut Anya yang berdiri lalu meninggalkan cafe.
Memghiraukan panggil Vino.
Dada Anya sesak, semua perkataan Dito seperti ratusan panah yang tertancap di hatinya.
Anya menyalahkan dirinya sendiri.
Apa emang karena gue sendiri yang salah?
Sudah sejak SMP Anya memiliki teman yang hanya ada mau nya saja. Sejak saat itu, Anya tidak berniat untuk mendekat atau mencari teman.
Makanya Anya hanya punya Kala di sekolah. Dan juga bersikap acuh tak acuh.
Tapi, sejak bersama teman-teman tongkrongan nya. Anya berasa punya rumah kedua, disana Anya tidak kesepian.
Anya terus berjalan kaki entah kemana tujuannya, air mata yang terus mengalir juga terdengar sesegukan.
Suara gemuruh terdengar, tak lama hujan turun.
Anya menengadah, air hujan membasahi wajahnya juga seluruh tubuhnya.
Hah..
Anya terkekeh dalam tangisnya.
Bahkan langit pun tidak memihak padanya.
"Aaaargggggg...." Teriak Anya lalu berjongkok.
Anya masih menangis, tidak peduli dengan keadaannya.
"Anya.. Anya.." Teriak seseorang memanggilnya, namun Anya masih diam berjongkok.
☘️☘️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.