☘️☘️
Namun ternyata ini sudah hari kedua Abian izin tidak masuk sekolah, dan masih tidak ada kabar.
Anya tersadar, ternyata dirinya tidak tau apa-apa tentang Abian. Hanya tau anak rekan kerja Alea, selebihnya tidak.
Abian tidak pernah membicarakan tentang dirinya, hanya terus memperhatikan Anya.
Anya duduk di bangku taman sendirian, memikirkannya lagi Anya merasa tidak pantas menjadi pacar Abian.
Bahkan Anya juga tidak tau makanan, warna, atau hal lain kesukaan Abian. Dirinya terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Harusnya Anya berinisiatif untuk menanyakan banyak hal tentang Abian, padahal banyak sekali waktu bersama Abian.
"Bodoh." Makinya pada diri sendiri.
Ternyata memang benar, Anya teringat perkataan Dito saat itu. Semua nya benar, ternyata memang dirinya lah yang salah.
Anya memejamkan matanya, berharap waktu bisa berputar kembali, Anya ingin lebih mengenal tentang Abian.
"Ngapain lo?" Anya terkejut lalu membuka matanya.
"Daniel?" Tanya Anya yang bengong.
Daniel duduk disebelah Anya, "lo ngapain disini?"
"G-gue emang sering disini." Jawab Anya yang masih bingung karena kedatangan Daniel yang tiba-tiba. "L-lo juga ngapain ke sini?"
"Ya bebas dong gue mau kemana aja, gue sekolah disini." Ya, memang tidak ada yang salah dengan jawaban Daniel.
Anya hanya berdehem dan mengangguk.
"Nih.." Daniel menyerahkan ponselnya pada Anya.
"Apaan?" Tanya Anya yang heran.
"Baca dulu." Daniel meletakkan ponselnya di tangan Anya.
"Oh, oke." Anya pun membenarkan pegangan pada ponsel Daniel lalu membaca isi pesannya. "Abian?" Tanya Anya menoleh pada Daniel.
"Hmm." Daniel mengangguk.
Ternyata benar, Daniel bicara sangat irit .
Lalu Anya kembali menatap ponsel dan membacanya sampai selesai.
Ternyata Abian mengirin pesan pada Daniel, untuk memberitahukan pada Anya bahwa dirinya baik-baik saja. Hanya ada masalah kecil di keluarganya, dan tidak bisa mengirim pesan pada Anya.
Anya juga melihat tidak ada nama Abian dari nomor yang mengirim pesan.
"Sekarang lo udah tau kan?" Tanya Daniel sambil mengambil ponselnya di tangan Anya.
Anya mengangguk, "Tapi ada apa?"
"Gak tau, nanti lo tanya aja kalau dia udah masuk sekolah." Jawab Daniel memasukan ponselnya ke dalam saku celana lalu berdiri. "Kalo gitu gue pergi."
Daniel pergi begitu saja sebelum Anya ingin bertanya lagi.
Daniel aneh.
Anya menyandarkan kepalanya di sandaran bangku, Anya masih tidak tau apa yang terjadi pada Abian. Masih banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Daniel, tapi cowok itu langsung pergi.
Bel masuk berbunyi, membuat Anya harus meninggalkan tempat ini.
Taman yang nyaman untuk menyendiri.
Anya berjalan kembali menuju kelas, waktu terasa begitu lama.
"Lo dari mana aja?" Tanya Kala yang melihat Anya tiba di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya Oktaviani (SLOW UP)
Teen FictionJangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰 Cerita baru lagi nih.. Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊 Typo bertebaran 🙏🙏 Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏.. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya.. Ini real ceri...