Bab 33

33 2 0
                                    

☘️☘️

Hari ini Anya bangun pagi, sudah lengkap dengan seragamnya. Duduk di kursi meja makan untuk sarapan, ternyata ada Alea juga.

"Pagi Ma.." Sapa Anya, saat Alea datang ke dapur membawa belanjaan.

"Pagi sayang.. Loh, masih pagi kok mukanya cemberut? Gak di jembut Abian yaa~" Ucap Alea sedikit menggoda anaknya.

"Apa sih ma, engga gitu ya." Jawab Anya sambil memakan rotinya.

"Jujur aja, keliatan tau." Alea mencolek hidup Anya lalu terkekeh.

Anya hanya mendengus.

Namun, memang benar rasanya tidak semangat jika tidak ada Abian.

"Ma, Anya berangkat sekarang.." Teriak Anya setelah menghabiskan susunya.

"Hmm, iya hati-hati bawa mobilnya.." Jawab Alea.

"Bye, love you." Ucap Anya yang sudah memakai sepatunya.

"Engga love Abian kah?" Lagi-lagi Alea menggodanya.

"Mama." Anya hanya berteriak memanggil Alea lalu pergi keluar dan memasuki mobilnya.

Mama nih becandanya gak lucu.
Batin Anya.

Anya menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Setelah pulang dari pantai Abian tidak mengirim pesan padanya, bahkan pagi ini pun tidak ada ucapan selamat pagi dari cowok itu.

Jadi beginilah, tidak tentu rasa.

Anya melihat jam di tangannya.

"Ternyata masih ada banyak waktu." Gumam Anya.

Anya memilih untuk berbelok, tujuannya ke tempat kost Abian.

Namun setelah tiba, tidak ada motor Abian yang terparkir disana.

Jadi cowok itu benar pergi.

Anya menghela nafas, lalu melajukan kembali mobilnya menuju sekolah.

Cuma butuh sepuluh menit saja dari tempat kost Abian ke sekolah, dan Anya sudah memarkirkan mobilnya.

Anya keluar dari dalam mobil bertepatan Kala yang juga datang menghampiri.

"Tumben bawa mobil sendiri?" Tanya Kala merangkul Anya, mengajaknya masuk ke kelas bersama.

"Iya, Abian izin gak masuk." Jawab Anya dengan lesu.

"Lah, tumben.. Kenapa?" Tanya Kala heran.

"Di suruh ortunya, katanya ada urusan penting, tapi gue gak tau apa." Jawab Anya.

"Ya udah, nanti juga balik lagi ke sekolah.. Mungkin memang ada urusan keluarga.. Positif aja lo mikirnya." Ucap Kala sambil mengusap kepala Anya.

"Iya ya.." Jawab Anya sambil memikirkan apa yang Kala katakan.

"Udahlah, yuk ke kelas.. Bentar lagi upacara mau di mulai." Kala menarik tangan Anya agar berjalan sedikit lebih cepat.

Baru satu hari tidak ada Abian sudah se lesu ini, apa lagi kalau di tinggal. Bisa-bisa ngesot Anya. Batin Kala.

Skip upacara.

Setelah selesai upacara pun Anya memeriksa ponselnya, siapa tau Abian memberinya kabar. Namun ternyata nihil, tidak ada pesan baru dari Abian.

Anya merasa khawatir sekaligus rindu, padahal baru saja kemarin merasa bahagia seperti terbang kelangit. Tapi sekarang malah balik lagi ke bumi.

Di dalam kelas pun, hanya beberapa materi yang masuk ke otaknya. Yang lain pada mental lagi, pikirannya runyam.

Abian.

Abian.

Dan Abian.

Hanya itu.

Kala yang merasa frustasi melihat temannya seperti ini, mengusap wajahnya kasar.

"Ke kantin aja yuk.. Udah jam istrahat juga." Ajak Kala, namun Anya tetap diam. "Ayolah.. Nanti juga bakal ngabarin kok." Kala menarik paksa tangan Anya membuat cewek itu akhirnya bangu.

"Iya iya, ya udah ayo ke kantin." Anya yang malas namun tetap mengikuti langkah Kala.

Lengan Anya di rangkul Kala, setiba di kantin sudah banyak murid yang datang. Kala celingukan mencari tempat kosong.

"Ketemu." Ucap Kala lalu menyeret kembali Anya dan mereka duduk di tempat kosong yang tadi Kala liat.

"Lo mau beli apa?" Tanya Kala yang melihat Anya celingukan.

"Samain aja sama lo, tapi minum nya air  putih." Jawab Anya.

"Oke, lo tunggu sini." Setelah mengatakan itu Kala pergi untuk membeli makanan.

Mata Anya menemukan seseorang yang dia cari.
"DANIEL." Teriak Anya sambil melambaikan tangannya.

Cowok yang disebut namanya pun menghampiri Anya, "lo manggil gue?" Tanya Daniel menunjuk dirinya.

Anya mengangguk, "iya, boleh nanya sesuatu?"

"Abian?" Seolah tau isi pikiran Anya, Daniel menjawabnya dengan tepat.

"Iya, siapa tau aja lo tau gitu."

"Hahh, gue gak tau apa-apa.. Gue cuma dapat kabar dia izin gak masuk dan nitip tugas OSIS ke gue." Jawaban Daniel membuat Anya kecewa.

"Yaa.. Ya udah deh gak papa, sorry udah ganggu lo."

"It's Oke, gue pergi ya.." Daniel pun pamit, dan Kala datang dengan nampan di tangannya.

"Lo kenal dia?" Tanya Kala sambil meletakan mangkok di meja.

"Kenal, temennya Abian." Jawab Anya menerima botol minum dari Kala.

"Maksud gue, dia kan waketos.. Lo kok bisa ngobrol? Setau gue dia tuh jarang banget ngomong.. Kalau ngomong irit banget." Lanjut Kala.

"Gue cuma nanya tentang Abian, gue kira dia tau.. Tapi ternyata engga.. Dan udah gitu aja, dia pergi." Kala menganggukan kepalanya mendengar jawaban dari Anya.

"Ya udahlah ya, makan aja sekarang mah." Ucap Kala memasukan makanannya ke mulut.

"Hmm." Jawab Anya berdehem.

Anya juga memilih makan

Mungkin sebentar lagi Abian akan memberinya kabar.

Semoga saja.


☘️☘️

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang