Bab 8

62 4 0
                                    

Masih lanjuuutt gaissss... 😗😗😗😗😗😗

Jangan lupa vote dan komen yaa
🥰🥰🥰🥰

Happy Reading 😗😗

.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang Anya sedang berada di cafe biasa bersama Vino, Anya mengeluarkan buku pelajarannya dan Vino mengeluarkan laptopnya.

Karena Anya yang meminta untuk Vino membawa benda itu.

"Vin, cari sumbernya dimana? Gue gak boleh cari di internet.." Tanya Anya cemberut.

"Gampang.. Gue chat temen gue yang punya buku tentang tugas lo.. Tunggu bentar." Vino mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada temennya dengan cepat.

Anya kembali tersenyum.

Disini hanya mereka berdua, karena yang lain tidak bisa datang ke cafe. Hal ini juga menguntungkan bagi Vino, karena bisa berduaan dengan Anya.

Meskipun di dalam cafe ramai ya..

Anya memesan minum juga camilan untuknya dan juga Vino, supaya gak terlalu bosan mengerjakan tugas.

Anya bersiap untuk mengetik namun di halangi oleh Vino.
"Biar gue aja.. Lo baca yang ada di buku lo dulu lalu tandain mana poin-poin yang penting nya.. Nanti gue ketik sambil nunggu temen gue." Kata Vino.

Cowok idaman banget kan Vino sebagai pacar.

Namun sayangnya disini Vino masih berperan sebagai teman, Bukan Pacar.

Sungguh miris kan..

Anya mengangguk lalu mulai mencari poin penting dari bukunya, dan memberitahukan pada Vino.

Tak lama kemudian teman Vino datang membawa beberapa buku yang bisa membantu tugas Anya, dia hanya memberikan bukunya saja pada Vino tanpa berniat mampir.

Vino memberikan buku itu pada Anya agar dibaca dan mencari poin penting lainnya.

Mereka berdua telihat serius mengerjakan tugas, sesekali ada candaan kecil dari Vino.

Sudah dua jam mereka mengerjakan tugas, hari pun juga sudah mulai gelap.

"Vin, udah aja.. Biar nanti gue yang terusin di rumah.." Ucap Anya menghentikan tangan Vino yang terus mengetik.

Anya yakin tangan Vino pasti pegal.

"Gue juga harus pulang sekarang nih.." Lanjut Anya sambil melihat jam yang ada di tangannya.

"Ohh.. Ya udah, gue save dulu bentar.." Jawab Vino "Ehh, lo juga bisa bawa bukunya kok.. Nanti kalau udah beres lo kabarin gue.." Lanjut Vino membuat Anya senang.

Tiba-tiba saja Anya memeluk Vino, "Thanks banyak banyak deh buat lo.. " Ucapnya sambil tersenyum.

Vino berdiam dengan tubuh yang tegang, jantung nya berdegup kencang. Berharap Anya tidak mendengarkannya, disini Vino senang bukan main.

Bahkan suhu tubuhnya terasa panas, Anya benar-benar tidak menyadari apa yang sudah dia lakukan.

Vino menghela nafas beras tanpa sepengetahuan Anya.

Anya membayar pesanan mereka, tadinya Vino yang mau bayar tapi dirinya di ancam tidak akan bertemu lagi dengan Anya.

Dengan terpaksa Vino mengalah, karena memang tidak ingin sampai tidak bertemu dengan gadis yang dia suka sejak pandangan pertama. Saat Vino masih berada di geng motor.

Setelah semua barang di masukan kedalam tas, Vino juga tak lupa menyimpan file tugas tadi ke flashdisk yang di bawa Anya.

Mereka keluar dari cafe berjalan menuju parkiran.

"Sekali lagi thanks ya udah bantu gue.." Ucap Anya yang sudah berdiri di sebelah mobilnya, dan Vino yang sudah duduk di atas motornya.

"Hemm, bukan apa-apa.. Hati-hati ya bawa mobilnya.. Kabarin gue kalau udah sampe.." Jawab Vino lalu memakai helmnya.

"Ya.. Lo juga hati-hati bawa motor nya." Ucap Anya menepuk pelan bahu Vino.

Vino hanya menjawab dengan anggukan dan acungan jempol tangannya.

Vino menunggu Anya duluan yang pergi, setelah dilihat jauh barulah Vino melajukan motornya.

Tak lama kemudian Anya tiba dirumahnya, Anya mengambil tasnya dan keluar dari dalam mobil.

Matanya tertuju pada mobil hitam yang terparkir di pelataran rumahnya, Anya berharap dia orang yang di pikirkan.

Anya langsung berlari kedalam rumah.

"Mamaaa.." Teriak Anya.

Dan benar saja seorang wanita paruh baya namun masih terlihat muda dan cantik,yang sedang menikmati teh hangatnya menoleh saat namanya di panggil.

Alea-ibu Anya.

Alea berdiri dan menghampiri Anya, Anya juga berlari dan langsung memeluk Alea dengan erat.

Rindu..

Sangat rindu..

Alea membalas pelukan anaknya, Alea senang melihat sambutan dari anaknya yang tak pernah berubah. Meski Alea tau jiga Anya pasti memiliki rasa kekesalan terhadapnya yang jarang ada dirumah.

"Tumben baru pulang?" Tanya Alea.
Mereka berjalan menuju sofa dan duduk beruda, Anya masih saja memelui Alea.

"Udah ngerjain tugas di bantu sama Vino.." Jawab Anya jujur.
Alea tau teman-teman Anya, bahkan Alea juga ikut campur tangan tentang cafe.

"Mama juga tumben ada di rumah?" Tanya balik Anya.

Alea mengangguk, "Proyek yang Mama pegang sebentar lagi selesai.. Dan mungkin dalam waktu beberapa minggu lagi Mama akan selalu ada tepat waktu di rumah.." Jawab Alea yang membuat Anya sangat senang.

Anya tambah erat memeluk Alea, dan itu membuat keduanya tertawa.

"Ganti baju dulu gih.. Kita makan malam bersama." Lanjut Alea.

Dengan cepat Anya berlari ke lantai dua untuk segera berganti dan menikmati malam bersama Alea.

Alea lagi-lagi terkekeh.

"Andai saja kamu juga disini Mas.. Melihat Anya yang selalu antusias saat orang tuanya ada dirumah.." Ucap Alea dalam hati.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang