Sesuai janji yang diucapkan tadi malam, Abian sudah tiba di rumah Anya jam enam pagi tadi.
Abian yang di sambut oleh bibi, langsung saja menaiki anak tangga menuju kamar Anya setelah izin pada bibi.
Mengetuk sebentar, namun tidak ada jawaban dari dalam. Abian mencoba membuka pintu kamar Anya pelan, sampai Abian bisa melihat Anya yang masih tertutup selimut.
Abian berjalan menghampiri Anya, duduk ditepi ranjang. Menempelkan punggung tangannya pada kening Anya, mengecek suhunya dan tidak demam.
"Anya.." Panggil Abian membangunkan gadis ini.
Aneh.
Bak sihir ajaib.
Kening Anya mengerut, matanya sedang mencoba menerima cahaya yang masuk. Perlahan namun pasti, mata Anya terbuka dan mendapati Abian yang memakai seragan sudah ada di depannya.
Hanya dengan Abian yang memanggilnya, Anya bisa bangun. Namun anehnya alarm bahkan suara dering telpon tidak mempan membuatnya bangun.
Luar biasa.
"Lo udah dateng?" Anya mengucek pelan matanya, lalu duduk.
"Hmm, gue baru dateng." Abian mengangguk. "Mandi, gue tunggu di bawah ya.." Lanjut Abian mengacak rambut Anya pelan.
Terdengar decakan pelan.
Abian tersenyum lalu keluar dari kamar, membiarkan Anya bersiap.
Lalu sekarang ini Abian membantu bibi bikin sarapan roti bakar.
Abian memasukan roti ke alat bakar listrik (gak tau apa namanya😭), sampai menunggu beberapa menit roti pun muncul keluar."Ah panas.." Abian mengibaskan tangannya, lupa jika itu masih panas.
Abian mengambil penyapit, lalu memindahkan roti ke atas piring. Mengulangi satu kali lagi, dan sudah ada empat roti sekarang.
Abian meletakannya di atas meja makan, tak lupa membuat susu untuk Anya juga teh hangat untuknya.
Bibi yang sedang mencuci piring tersenyum memperhatikan Abian yang menyiapkan semuanya.
Abian cocok banget buat jadi cowok idaman emak-emak mertua😁.
Lalu tak lama Anya datang dengan seragam yang rapi, ada cahaya diwajah Anya. Tidak ada wajah pucat lagi saat ini, hanya terlihat segar.
"Sini sarapan.." Panggil Abian yang melihat Anya diam mematung.
Bagaimana tidak? Anya melihat Abian yang memakai celemek merah bermotif bunga. Yang juga sering di pakai sama Alea.
Pemandangan yang benar-benar tidak terbayangkan oleh Anya. Seorang Abian ketua OSIS memakai celemek ibunya.
"Kenapa?" Tanya Abian yang kebingungan.
Anya lalu terkekeh dan berjalan menuju meja makan, duduk berdampingan setelah Abian melepas celemek nya.
"Kenapa?" Tanya Abian lagi yang di jawab gelengan kepala oleh Anya.
Abian masih terlihat bingung, bibi juga ikut terkekeh pelan yang sadar tatapan Anya tadi.
Anya mengambil roti yang di tambah selai stroberi, lalu memakannya. Sedangkan Abian memilih selai bluberi, mereka sarapan dengan sedikit percakapan.
Setelah selesai Anya dan Abian memakai sepatu, mereka berangkat ke sekolah bersama. Dengan Anya yang di bonceng oleh Abian.
Tak lama mereka tiba di sekolah, banyak pasang mata yang menatap mereka aneh. Saat mereka baru saja melewati gerbang, juga setelah di tempat parkir siswa.
Terutama pada Anya, karena merasa tidak nyangka bisa datang bersama Abian.
Mereka sudah jelas bisa menilai Anya dan Abian yang memiliki sifat yang bertolak belakang, banyak mereka yang mengagumi Abian dengan segala poin positif yang cowok itu miliki.
Sedangkan Anya, mereka juga sudah tau cewek yang langganan keluar masuk ruang kesiswaan juga sering dapat hukuman.
Mereka berjalan menyusuri lorong, tatapan mereka benar-benar jelas berbeda padanya. Bahkan kadang terdengar mereka yang membicarakan Anya, hanya Anya.
Abian tidak.
Seburuk itu kah?
Abian yang sadar langkah Anya yang memelan,memberi jarak diantara mereka. Abian berhenti menunggu Anya berjalan lebih dulu, namun saat tepat di sebelahnya Abian sempat membisikan sesuatu.
"Jangan dengerin mereka." Bisik Abian.
Kini Anya berjalan di depan Abian. Abian mencoba meredakan tatapan mereka, agar tidak membuat Anya terganggu.
Sudah cukup Abian tidak lagi ingin melihat Anya terluka.
Dan sudah hampir seminggu ini Abian dan Anya pergi sekolah bersama, terkadang pulang juga jika Abian tidak ada kegiatan OSIS.
Banyak yang menyangka mereka pacaran, tapi mereka juga dengan cepat menyangkalnya.
Gak mungkin..
Gue gak percaya..
Masa iya ketos mau pacaran sama orang yang sering keluar masuk ruang kesiswaan..
Kak Abian baik, cocok nya sama yang baik-baik 😒
Gak nyadar diri banget..
Pake dukun mana tuh..
Anya memejamkan matanya, sepanjang langkahnya menuju kelas. Pasti saja mereka membicarakannya, lagi. Hanya dirinya yang dibicarakan.
Mereka tidak henti-hentinya bisik-bisik yang masih terdengar oleh Anya.
Sesalah itu kah dirinya dekat dengan Abian?
Anya tiba di kelas, bahkan teman sekelasnya pun memberikan tatapan yang sulit dijelaskan.
Tak lama Kala datang dan langsung menghampiri Anya yang sedang menelungkup di atas meja.
"Lo gak papa?" Itu yang Kala tanyakan pertama kali.
Kala juga mendengar murid-murid membicarakan Anya yang sering bersama Abian.
Kala yang tau cerita sebenarnya merasa kesal pada mereka yang hanya bisa mencibir.
Anya menggelengkan kepalanya, dengan posisi yang masih sama.
Kala menghela nafas, lalu duduk di bangku sebelah Anya.
Kala juga bingung apa yang harus dia lakukan.
Jika membela itu hanya akan membuat mereka semakin mencibir Anya, tapi jika hanya diam itu juga tidak cukup untuk menutupi cibiran mereka.
Serba salah kan?
☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya Oktaviani (SLOW UP)
Teen FictionJangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰 Cerita baru lagi nih.. Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊 Typo bertebaran 🙏🙏 Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏.. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya.. Ini real ceri...