Bab 64

33 2 0
                                    

Setelah cukup banyak waktu yang terus berlalu, Abian mendapatkan kabar jika sang Kakak sudah sangat lebih baik.

Bahkan Galang ingin bertemu dengan Abian dan juga Anya.

Awalnya Abian takut, jika Galang akan menyakiti Anya lagi. Namun orangtuanya meyakinkan Abian, jika Galang sudah sembuh.

Dan Abian memutuskan setelah ujian uji coba mungkin mereka akan menemui Galang dan orangtua.

Abian juga memberitahukan pada Anya, dan juga tidak memaksakan Anya untuk harus ikut.

Namun ternyata jawaban Anya, gadis itu memilih ikut untuk bertemun orang tua Abian dan Galang.

Anya ingin masalah Abian juga terselesaikan dengan baik, hingga mereka bisa berjalan tenang untuk kedepan.

Abian sangat beruntung dan tidak menyesal memilih Anya.

Setelah serah Terima jabatan OSIS pada kandidat baru kemarin, sekarang Abian membereskan barang-barangnya yang tersimpan diruang OSIS.

Daniel pun melakukan hal yang sama, membereskan barang-barangnya.

Pintu ruang OSIS diketuk, dan muncullah Anya dan Kala.

Anya tersenyum saat matanya menatap Abian yang langsung melihatnya, Anya langsung masuk dan menghampiri Abian.

Kala juga ikut masuk, namun berdiri tak jauh dari pintu. Melihat Anya yang membantu Abian di sebelah sana, membuat Kala juga perlahan mendekat pada Daniel.

"Emm, boleh aku bantuin?"  Ucap Kala, Daniel terdiam lalu menatap Kala.

Jantung Kala berdegup sangat kencang, entah kenapa Kala menjadi gugup seperti ini.

Daniel mengangguk, "Boleh." Jawabnya dengan singkat.

Kala tersenyum, lalu mulai membantu membereskan beberapa kertas yang berserakan. Kala yakin ini berkas Daniel yang terjatuh, karena semuanya ada dilantai.

Kala juga baru sekarang lagi bisa melihat atau bertemu Daniel lebih dekat, karena sejak saat itu Daniel jarang terlihat. Meskipun terlihat pun hanya dua detik saja, lalu sudah tak terlihat lagi oleh matanya.

Ada rasa senang bagi Kala saat bertemu Daniel, bahkan sekarang pun Kala merasa senang disamping Daniel.

Kala merasa asing dengan perasaan yang tiba-tiba datang ini.
Namun Kala tidak membenci perasaan ini.

"Ini yang udah dikumpulin, simpen dimana?" Tanya Kala.

Daniel kembali menoleh saat menyusun barangnya kedalam kotak kardus, "Tumpuk dulu aja di atas meja, disini." Jawab Daniel sambil menepuk mejanya.

Kala mengangguk lalu meletakan tumpukan kertas itu di atas meja.
"Ada lagi gak?" Tanya Kala lagi.

Daniel kembali menghentikan tangannya dan menatap Kala, "Gak ada."

Kala langsung diam, tanpa sadar dirinya mundur beberapa langkah hingga tidak menyadari dan tanpa sengaja Kala menginjak tongkat yang ada dilantai.

Kala terkejut, tubuhnya mulai limbung. Tidak ada pegangan disana, "Eh.. Eh.. Eeehhhh..." Sadar dirinya akan terjatuh, Kala menutup matanya.

Namun, Kala lebih terkejut karena dirinya langsung ditarik. Kala membuka mata dan ternyata itu Daniel, tangannya ditarik Daniel dan sekarang ada dalam pelukan Daniel.

Jantung Kala kembali berdegup kencang, dengan cepat melepaskan dirinya.
"Ah, maaf.. Maaf." Ucap Kala sambil menunduk.

"Hmm, hati-hati." Ucap Daniel lalu kembali membereskan barangnya.
Tidak memperdulikan bagaimana keadaan Kala saat ini.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang