"LO GILA.. LO BENER-BENER GILAA!!" Abian teriak tepat di wajah Galang dan mengguncang tubuh Galang.
Tangannya gatal ingin terus memukul Galang, namun dia tahan karena ada orang tuanya.
Gila?
Iya, gue rasa gue gila..
Batin Galang."HAHAHA...!!" Tawa Galang menggelegar dan bergema di dalam gedung ini.
Menatap Abian yang penuh emosi, "Ayo.. Pukul.. Pukul gue di sini." Galang memukul pelan pipinya, menyuruh Abian untuk memukulnya lagi.
Namun Abian hanya diam dan terus menatapnya dengan marah.
"Galang.." Ah, suara lembut dari ibu mereka berdua mengalihkan tatapan mereka pada seorang wanita yang tak lagi muda.
Galang tersenyum melihat wanita yang sudah dia anggap ibu sendiri, Abian juga melepaskan cengkraman nya.
Abian lebih memilih menghampiri Anya, memeluk gadis yang dia sayangi. Sekarang Abian bisa mendengar suara tangisan Anya yang semakin keras.
Abian melepaskan tali ikatan di tangan dan di kaki Anya, Abian baru tersadar jika baju seragam Anya kancing nya terbuka.
Abian menutup mata menahan amarahnya, lalu dengan tangan yang bergetar membantu mengancingkan kembali seragam Anya.
Abian tidak tau apa yang di lakukan oleh Galang pada Anya.
Namun, Anya langsung memeluk Abian sangat erat. Bisa Abian rasakan tubuh Anya yang bergetar dengan suara isakan tangis Anya.
Alea, Dean dan Kala berlari menghampiri Anya, memeluk gadis itu. Dan memeriksa keadaan Anya dan untungnya tidak ada luka serius hanya bibir Anya yang ada sedikit darah.
Mungkin ikut tergigit gara-gara tadi.
Galang yang masih terlentang di posisinya, di hampiri oleh Abian serta orang tuanya.
"Maafin ibu.. Maafin ibu.." Ibu Abian memeluk Galang yang hanya diam saja.
Benar-benar kena mental.
"Bu.." Panggil Galang yang hanya menatap langit-langit gudang.
"Iya nak.."
Abian duduk di sebelah ibunya memberi usapan di bahu beliau."Tolong benci Galang Bu.." Ucap Galang lirih, dan tanpa sadar air matanya mengalir.
"Engga, Galang masih anak ibu.. Anak sulungnya ibu."
Galang menggelengkan kelapanya. "Galang jahat bu, Galang bukan anak ibu.. Tolong benci Galang.."
Ibu memeluk Galang sangat erat sambil menangis, hati seorang ibu mana yang melihat anaknya seperti ini. Ingin di benci olehnya.
Meskipun Galang hanya anak angkat, tapi mereka sudah menganggap Galang seperti anak sulung mereka. Orang tua Abian dan Abian tidak tau apa yang terjadi pada Galang hingga seperti ini sekarang.
Bahkan Galang bukan lah tipe seorang anak yang nakal atau berandalan.
Tapi melihat Galang berubah menjadi seperti ini, sebagai orang tua. Mereka merasa gagal mendidik dan membesarkan Galang.
"Tolong, maafkan Ibu nak.." Ibu masih terus meminta maaf pada Galang yang menangis dalam diam.
Orang-orang yang membawa senjata tadi di suruh mundur oleh Daniel, juga menurunkan senjata mereka. Dan Daniel hanya menyuruh mereka untuk tetap mengawasi, dan dua pria tadi yang mengikuti Galang sekarang sedang di pegang oleh orang-orang Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya Oktaviani (SLOW UP)
Подростковая литератураJangan lupa follow akun author yaa 🥰🥰 Cerita baru lagi nih.. Jangan lupa tambah ke cerita favorit kalian 😊 Typo bertebaran 🙏🙏 Semoga gak moodyan ya nulis nya 😁😁😁🙏🙏.. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam Nama, tempat dllnya.. Ini real ceri...