🌸Bab 40🌸

47 2 0
                                    

"Abian.." Panggil Anya, saat cowok itu memarkirkan motornya di halaman rumah Anya.

Abian membuka helmnya setelah turun dari motor dan berjalan menghampiri Anya, gadis itu langsung memeluk Abian. Terdengar kekehan Abian namun tetap membalas pelukan Anya.

"Masuk yuk." Ajak Anya setelah melepas pelukan nya.

"Kok sepi.." Tanya Abian setibanya di dalam, melihat sekeliling.

"Iya, Mama masih di kantor kakek.. Tadi kabarin gak tau selesai jam berapa katanya." Jawab Anya mengajak Abian duduk di sofa. "Bentar ya, ambil minum dulu." Lanjut Anya yang di angguki Abian.

Bibi juga izin pulang sebentar setelah maghrib tadi, katanya nanti jam delapan bakal dateng lagi. Jadi sekarang cuma ada Anya saja dan Abian.

"Ini.." Anya meletakan nampan di atas meja yang berisi dua gelas teh hangat sama camilan.

Anya memilih teh hangat karena tau Abian pasti kedinginan, karena motoran ke rumahnya. Juga udara nya mulai mendingin mungkin akan masuk musim hujan.

"Makasih.." Ucap Abian mengambil gelasnya lalu di minum.

Anya duduk di sebelah Abian, menyandarkan kepalanya di bahu Abian. Setelah cowok itu meletakan kembali gelasnya, Abian juga mengusap kepala Anya lembut.

"Kok kaya berasa udah lama banget gak ketemu ya.." Ucap Abian sambil matanya yang melihat TV.

Anya mendongak, "Kenapa gitu?"

"Gak tau, ngerasa kaya gitu aja." Jawab Abian menunduk sedikit untuk melihat Anya.

"Mungkin karena lo sibuk, jadi kita jarang ketemu." Jawaban Anya membuat Abian diam seketika.

Anya menegakan kembali tubuhnya dan  menghadap Abian.

"Gak papa kok, gue ngerti.. Lo sebagai ketua OSIS pasti banyak banget kan tugasnya.." Lanjut Anya, kini Abian juga duduk mengadap pada Anya.

Abian mengambil kedua tangan Anya dan menggengamnya. "Maaf ya.. Gue gak maksud kaya gitu kok.. Sebenarnya gue juga kangen, pengen ketemu sama lo."

Anya mengangguk mengerti, "Iya Abian.. Gue gak papa kok serius.. Asal hati lo aja gak nyangkut ke orang lain."

Abian tersenyum mendengar jawaban Anya, lalu Abian membawa Anya kedalam pelukan nya.
"Makasih ya.. Gue gak salah pilih." Ucap Abian membuat Anya mengerutkan dahinya.

"Emang tadinya mau pilih siapa?" Tanya Anya membuat pelukan mereka lepas.

Abian memandang Anya, "kenapa nanya begitu?"

"Kan tadi bilang gak salah pilih.. Jadi gue nanya dong." Memang gak ada salah sih.

"Gak ada.. Gak ada yang lain, cuma lo doang.. Cewek yang bisa ngebuat gue tertarik sejak awal dan ngambil hati gue cuma lo Anya."

Blush..

Wajah Anya memerah mendengar jawaban Abian.

Apa iya?

Apa iya cuma dirinya yang membuat Abian tertarik?

Anya menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan wajah merahnya dari Abian.

Lagi-lagi Anya mendengar kekehan dari Abian.

Abian menangkup kedua pipi Anya, mengarahkan agar mereka kembali bertatapan. Anya menyengir dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya, menutupi kegugupan nya.

Abian mengusap pipi Anya dengan ibua jarinya, seolah terhipnotis Anya tidak bisa mengalihkan matanya. Menatap mata coklat terang milik Abian.

"Boleh?" Tanya Abian dengan suara rendah.

Anya mengangguk kecil.

Mendapat persetujuan dari Anya, kini ibu jari Abian mengusap bibir mungil Anya. Lembut.

Perlahan Abian mendekatkan wajahnya, sambil memiringkan kepalanya. Anya gugup dan memilih memejamkan matanya, kedua tangannya mencengkram ujung bajunya.

Cup.

Anya bisa merasakan sentuhan bibir Abian padanya, jantung Anya berdegup sangat kencang.

Ini first kiss nya.

Dan itu milik Abian.

Hanya menempelkan saja dan tidak lama, Abian memundurkan kembali wajahnya.

Matanya tak lepas dari wajah Anya yang memerah, Anya membuka matanya. Ternyata Abian sedang memandangnya, Anya langsung menunduk dan menyandarkan kepalanya di dada Abian.

Anya juga bisa mendengar suara detak jantung Abian, ternyata cowok itu juga sama gugupnya.

Anya juga kembali merasakan kecupan di kepalanya oleh Abian.

Jantungnya masih belum tenang, Anya tidak tau harus berkata apa.

Mereka diam beberapa detik saja dengan posisi yang seperti itu.

"Anya." Panggil Abian yang mengbuat Anya mendongak.

Wajah Anya kembali memerah.

Abian terkekeh.

Sering banget cowok itu terkekeh.

Anya menutup muka nya dengan kedua tangan.

"Jangan ditutup dong." Pinta Abian menahan tangan Anya.

"Malu.." Ucap Anya yang kembali mendengar kekehan Abian.

"Haha.. Kamu juga bisa denger kan tadi suara detak jantung aku?" Tiba-tiba Abian merubah panggilan mereka, membuat Anya makin ngeblush.

"Udah dong jangan di tutup." Ucap Abian lagi yang berusaha melepas tangan Anya dari wajah cantik pacarnya.

Anya mengintip dari sela-sela jarinya, menatap Abian. Matanya teralih tanpa sengaja melihat telinga Abian yang memerah.

Sekarang giliran Anya yang terkekeh.

"Udah ya.. Kita sama." Ucap Abian menggengam tangan Anya. "Ini juga yang pertama buat aku." Jujur Abian.

Ya, Anya juga yakin.

"Makasih, udah kasih ke aku." Lanjut Abian.

Anya mengangguk, "Makasih juga karena aku yang pertama."

Sekarang Anya duduk menghadap TV dan menyandarkan kepalanya di bahu Abian, tangan kiri Abian memeluk pinggang Anya.

Tak lama bibi pun datang, dan menyapa Abian sebentar lalu masuk ke dapur.

Tidak terasa ternyata sudah pukul sepuluh malam saja, padahal Anya masih rindu.

Tapi terpaksa Anya membiarkan cowok itu bersiap untuk pulang.

Abian melihat Anya yang cemberut.
"Jangan gitu dong.. Besok kan bisa ketemu di sekolah.. Kamu juga belum belajar buat besok kan? Belajar besok subuh aja, jangan paksain sekarang ya.." Ucap Abian yang sudah memakai jaketnya.

Anya ikut berjalan keluar bersama Abian, cowok itu memakai sepatunya.

"Langsung tidur aja ya.. Jangan begadang.. Jangan lupa kunci pintunya." Lanjut Abian.

Anya memeluk Abian, "masih kangen."

"Udah malem, besok lagi ya.." Abian juga membalas pelukan Anya dan mengecup kepala Anya. "Aku pulang ya.." Pamit Abian.

Anya terpaksa melepaskan pelukan nya, "Hati-hati ya.. Kabarin aku kalau udah sampai.."

Abian mengangguk lalu memakai helm fullface nya. Menyalakan motornya lalu pergi keluar gerbang meninggalkan Anya yang melihat Abian semakin jauh.

Anya pun kembali kedalam tak lupa mengunci pintu sesuai yang dikatakan Abian.

Gerbang?

Ada pak satpam yang nutup.

Anya pun masuk ke kamar, tak lupa gosok gigi dan cuci muka. Dan memilih untuk tidur, tanpa menyentuh buku sama sekali.

(Kan disuruhnya langsung tidur😁)

☘️☘️☘️

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang