Bab 5

68 5 0
                                    

Masihhh lanjuuuuttt.......
😁😁😁😁
Gimana nih udah mulai seru belum??
Komen ya😊
Biar rajin update nya😁😁

Jangan lupa vote juga 😊😊
Happy Reading.. 💜💜

.

.

.

.

Dan sekarang mata pelajaran olahraga, Anya mengambil baju olahraga yang berada di mobil lalu ke ruang ganti bersama Kala.

Setelah selesai semua berkumpul di lapangan, tanpa di duga kelas mereka bergabung dengan kelas Abian.

Mata Anya melotot saat melihat Abian yang sedang berjalan menuju lapangan.

Siall..
Umpat Anya.

Mata mereka bertemu, Anya sampai merinding.

Kala yang memperhatikan hanya menggelengkan kepalanya.

"Semuanya kumpul sini.." Teriak Pak Amir (Guru olahraga).
Semua murid berkumpul membentuk lingkaran di lapang, dan guru mereka di tengah nya.

"Hari ini kelasnya di gabung karena Pak Toni (Guru olahraga 2) sedang cuti, kita pemanasan dulu lalu di lanjut lari estafet.. Satu kelompok 6 orang campur, nanti Bapak atur dulu.. Kalian mulai pemanasan sekarang.." Lanjut Pak Amir.

"Baik Pak.." Jawab seluruh murid.

Pak Amir melihat buku absen kedua kelas, lalu mulai menandai sebagai kelompok.

Setelah di rasa cukup melakukan pemanasan, Pak Amir mengumumkan setiap kelompoknya.

Anya masuk di kelompok 3 dan mungkin takdir lagi dia satu kelompok dengan Abian, sedangkan Kala berada di kelompok 5.

Babak pertama tiga kelompok dulu yang mulai, termasuk kelompok Anya.

Anya sudah berada di posisi ke dua, lalu di posisi tiga ada Abian dan di lanjut teman mereka yang lainnya.

Pak Amir siap-siap meniup peluit dan "Priiitttt...." Peluit berbunyi. Siswa yang di posisi pertama mulai berlari sambil membawa tongkat pendek untuk di estafet.

Anya sudah di posisi siap untuk menerima tongkat, setelah tongkat d tangannya. Anya langsung lari dengan sekuat tenaga menuju Abian yang menunggu disana.

Anya tersusul oleh kelompok satu, "Gak boleh dibiarin.. Kelompok gue harus menang.." Gumam Anya pelan.

Anya menambah kecepatannya, meskipun hampir saja dirinya akan jatuh. Tapi Anya bisa menyeimbangi tubuhnya, dan akhirnya tiba di hadapan Abian.

Abian menerima tongkat dari Anya, lalu lari dengan sangat cepat. Anya melongo melihat itu, Abian kan tinggi jadi bisa saja mempermudahnya.

Nafas Anya terengah, dirinya duduk dilapangan. Sampai menunggu tongkat itu sampai di siswa terakhir.

Hahhh...
Anya menghela nafas lalu membaringkan tubuhnya, karena kelompok nya berada di posisi kedua.

Tiba-tiba ada tangan yang mengulurkan sebotol air mineral, Anya mendongak ternyata Abian.

"Thanks.." Ucap Anya sambil menerima air itu dan langsung duduk. Anya meneguk airnya, ini menyegarkan.

"Kita pindah ke pinggir lapangan.." Ajak Abian yang di ikutin Anya.

Ada yang memperhatikan mereka berdua, namun Anya lagi-lagi gak peduli dengan tanggapan orang-orang.

Sembari menunggu kelompok yang lain yang masih melakukan lari estafet, Anya dan Abian duduk di pinggir lapangan di tempat teduh.

Anya malas jika harus memulai percakapan dengan orang yang selalu memberinya hukuman.

"Lo masih kesel sama gue?" Tanya Abian sambil menoleh ke Anya.

Anya juga menoleh ke Abian, "Menurut lo?" Jawab Anya sewot.

"Bukan salah gue kan, karena emang lo sering terlambat.." Lanjut Abian.

Anya mendengus kesal, itu juga bukan keinginanya untuk terlambat bangun. Namun Anya tidak mengungkapkan pada Abian dan hanya menatap tajam saja.

"Lo bisa kok ngerubah kebiasaan lo itu.." Abian lanjut bicara. "Gue bisa bantu.."

Anya langsung menoleh lagi ke Abian dengan tatapan memicing, "Maksud lo.." Tanya Anya.

"Ya, gue bantu lo supaya gak terlambat dateng sekolah. ." Ucap Abian.

"Caranya?" Tanya Anya lagi.

"Gue bisa bangunin lo lewat telpon.." Anya terkekeh mendengar jawaban dari Abian.

Jelas saja, karena bunyi alarm saja Anya gak bangun, apa lagi di telpon. Anya sering mematikan data ponselnya, jadi percuma.

Anya menggelengkan kepalanya.
"Lo ngelakuin hal yang sia-sia.." Jawab Anya yang sesekali meneguk air minum nya.

"Kalau gitu, gue jemput ke rumah lo.."

Byuurrr...
Anya menyemburkan minumnya..

Uhukk.. Uhukk..
Lalu tersedak.

Abian langsung sigap membantu menepuk pundak Anya dengan pelan.

"lo gak papa? Mau ke ruang UKS?" Tanya Abian yang terlihat khawatir.

Anya membelalak, tidak percaya dengan apa yang Abian lakukan untuknya.

Si ketua OSIS yang sering memberinya hukuman kini merasa khawatir?

Gak mungkin kan..

Pasti ini mimpi kan..

Tapi, gak mungkin ini mimpi di siang terik begini..

"Enggak, gue uhuk.. Gak papa uhukkk.." Jawab Anya yang masih batuk-batuk.

Anya meminum kembali airnya dengan pelan, masih memikirkan apa yang di ucap Abian.

Yang benar saja, masa harus di jemput Abian?
Batin Anya.

"Lo pertimbangin dulu aja perkataan gue.. Gue serius sama apa yang gue bilang." Lanjut Abian, lalu tiba-tiba Abian di panggil oleh Pak Amir karena lari estafet sudah selesai.

Abian pergi lalu Kala datang duduk di sebelah Anya, menanyakan apa yang di bicarakan mereka. Tapi Anya hanya diam dan menggelengkan kepalanya, dalam pikirannya Anya masih tidak percaya.

Anya Oktaviani (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang