Bab 3

5.7K 481 28
                                    

"Pagi Donaaaaaa....."

Begitu sapaan ramah yang kerap terdengar genit di telinga Ais. Meski pun sapaan itu bukan untuknya, tetap saja ia merasa para pria-pria itu genit.

Hampir setiap pagi ia mendengar sapaan demikian dari para bujang-bujang hingga bapak-bapak jika kebetulan datangnya bersamaan dengan Dona. Tentu saja ia kerap luput dari sapaan. Jika pun ada yang menyapa, paling-paling hanya dari orang yang kebetulan mengenalnya.

Tapi sejauh yang Ais amati, hampir semua lelaki yang berkantor di lantai atas dan lantai bawah menyempatkan untuk menyapa ramah Bella Dona Faradina, salah satu gadis primadona di gedung perkantoran ini. Kadang beberapa staf yang tidak pernah bersinggungan pekerjaan dengan Dona, turut menyapa melalui senyuman jika kebetulan sedang bertatap mata. Ais sering mendapati senyuman para lelaki jika mereka berhadapan dengan Dona.

Namun sejak Dona berhijab dua bulan yang lalu, sapaan itu seringnya menjadi, "Assalamualaikum Donaaaaa....."

Hanya Dona, satu-satunya yang diberi sapaan Assalamualaikum meski yang berhijab di gedung ini bukan hanya Dona.

Sejauh ini hanya sapaan Ares dan Sodiq yang terdengar bernada normal di telinga Ais. Bujang Ares dan bapak Sodiq, memang selalu bersikap cool di hadapan kaum hawa, meski terbaca dengan cara yang berbeda. Sodiq adalah pria beristri yang dikenal taat beribadah. Sudah selayaknya pria beristri yang taat beragama bersikap demikian. Tetapi Ares? Meski pun terlanjur dicurigai gay, nyatanya Ares masih kerap membuat para kaum hawa tersipu, terutama Dona.

Percaya tidak percaya, telah lama terbangun ciye ciye dan ehem ehem di belakang punggung Ares setiap kali Dona salah tingkah di dekat Ares. Ais pun kaget mendapati kenyataan ini. Maksud Ais, ciye ciye dan ehem ehem itu hanya muncul untuk Dona, seolah sudah mendapat restu dari pegawai satu departemen ini jika gadis itu pada akhirnya bersama dengan Ares. Demikian situasi yang terbaca oleh Ais. Para pegawai di departemen ini, kerap menggoda Dona jika itu berhubungan dengan Ares.

Menurut alkisah yang ia dengar, hal ini berawal dari sebuah games, di saat ia belum bergabung di departemen ini. Saat itu briefing pagi di departemen ini diisi dengan games mengoper karet gelang dari sedotan yang dijepit di bibir oleh masing-masing peserta. Kebetulan, saat itu Ares satu tim dengan Dona. Tak ayal, interaksi dua orang paling menarik tersebut menyedot atensi peserta lain. Menurut para saksi mata, Dona mendadak salting sehingga karetnya selalu jatuh. Bahkan menurut para saksi mata saat itu, Dona tampak malu dengan wajah memerah.

Meski begitu, para pegawai tidak berani begitu terang-terangan di depan Ares. Kalau dipikir-pikir, siapa juga yang mau cari mati menjodoh-jodohkan kepala departemen yang sudah lama melajang?

Dalam setiap meeting dengan Ares, Dona selalu memilih duduk di deretan paling depan dan menunjukkan tampang sangat antusias yang dalam pandangan Ais terbaca sangat mengagumi. Ya siapa sih yang nggak kagum sama Ares, begitu pikir Ais.

Tetapi, bagaimana jika yang mengagumi gadis cantik menis-menis seperti Dona? Namun yang mengherankan, Ares tampak lempeng-lempeng saja. Padahal menurut para pegawai di departemen ini, Dona semakin cantik setelah berhijab. Semakin menis-menis, begitu kata mereka yang berarti semakin imut-imut. Menurut Ais sendiri, mau berhijab atau tidak, Dona tetap cantik karena pada dasarnya gadis 28 tahun itu memang cantik.

Dona, adalah representasi cantik menurut orang kebanyakan. Berkulit cerah dengan wajah yang sudah tentu cantik. Mata bulat dengan bulu mata lentik, hidung kecil dan bibir tipis. Tinggi badan pas, tidak terlalu tinggi juga tidak pendek, dengan tubuh ramping semampai. Dona seperti model online shop berjalan. Selalu tampak bagus mengenakan apa saja, selalu terlihat modis bahkan jika mengenakan baju berharga murah sekalipun. Semenjak berhijab, pesonanya semakin tumpah. Setiap hari Dona tampil dengan anggun dan kalem. Ia saja suka memandangi Dona, apalagi laki-laki.

POINT OF VIEW [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang