Bab 13

3.9K 420 66
                                    

"Pinter amat milih bapak!" seloroh Dita ketika Ais bercerita tentang interaksi Shakila dan Ares.

Murni terkekeh pelan, menatap gemas pada Shakila yang sedang asyik menggambar di atas karpet. Tak jauh dari Shakila, Kenan duduk sambil mengerjakan PR beralaskan meja lesehan kecil.

"Shakila gambar apa?" Ais melirik penasaran.

"Payes!" jawab Shakila sambil memamerkan gambarnya.

Jawaban barusan membuat tawa Murni dan Dita pecah. Sementara Ais ternganga menatap Shakila yang tersenyum sambil menjulurkan lidah. Duh gawat!

"Ini anak paud udah ngerti cowok ganteng!" Dita menatap gemas.

"Papa ganteng," ralat Murni dengan nada kalem.

"AMIIIN!" sahut Dita keras-keras.

"Hush!" Ais menatap jengah.

"Kok hush?" Murni menatap protes. "Doa baik itu. Masih bujang, sukses, pasti gajinya gede, ganteng lagi! Paket komplit namanya, bukan paket hemat kayak Galih."

Tawa Ais nyaris menyembur, tetapi sudah terwakili oleh Dita.

"Paket komplit super panas itu Buk," sambung Dita. "Ya siapa tahu jadi kenyataan? Berdoa kan gratis, berdoa aja Mbak, Shakila udah ACC tuh!"

"Ya mana mungkiiiin gitu lhooooo....." Ais menggeleng dengan raut geli.

"Ya kali aja Ais. Buktinya, bos kamu juga belum kawin padahal umurnya udah 37. Selama bukan suami orang, sah-sah aja minta berjodoh sama dia," tutur Murni dengan tatap genit.

"Ya Ais ini sadar diri lah Buk. Udah emak-emak anak dua, body udah nggak singset lagi. Ngapain dia milih Ais? Dia pasti pilih-pilih yang oke lah buat jadi istrinya. Ngapain sama janda dua anak?" Ais menyangkal bayangan halu ibunya.

"Ya tetep Ibu doain," pungkas Murni dengan wajah acuh. "Ibu doain dapet jodoh yang baik, yang setia, yang sayang, yang menafkahi dengan layak, yang ganteng biar seneng hatinya. Doa ibu lhoo."

"AMIN," sahut Dita. "Bilang amin dong Mbak, dari tadi aku yang bilang amin."

"Amin." Ais berucap dengan tersipu malu meski doa tersebut rasanya terdengar muluk-muluk. Tetapi ibunya benar. Mumpung berdoa itu gratis, tidak ada salahnya. Lagi pula, tidak akan tahu kan doa mana yang dikabulkan?

Selama ini Ais paling sering berdoa untuk kesehatan ibunya, kesehatannya, dan kesehatan dua buah hatinya. Ais memohon sisa umur yang barokah dan kehidupan yang tenang, agar ia bisa membesarkan Kenan dan Shakila dengan hati yang bahagia.

Kedua anaknya sudah kehilangan Galih, ia tidak ingin anak-anaknya juga kehilangan sisi terang dari dirinya. Oleh sebab itu, Ais selama ini memohon agar dikuatkan dan diberi banyak kemudahan untuk membesarkan kedua anaknya sendirian. Ais bahkan tidak pernah berharap untuk menikah lagi. Hal itu sungguh jauh dari bayangannya.

"Ini gambar Papa?" Kenan yang baru saja selesai mengerjakan PR melirik ke meja Shakila. Sedari tadi ia terlalu berkonsentrasi sehingga tidak terganggu dengan obrolan barusan.

"Buuuukaaaan ini Payessss!" jawab Shakila sambil mewarnai dasi Ares dengan warna pink, warna favoritnya.

"Masa dasinya pink?" Ais menatap gemas.

"Payes pake pink," jawab Shakila tanpa mengalihkan pandangan dari kertas gambarnya.

"Sapa itu Payes?" Kenan menatap bingung.

"Namanya Pak Ares, bos Mama di kantor. Tadi kan Shakila ikut ke kantor Mama? Nah ketemu sama bos Mama. Terus, diajak gambar bareng di mejanya." Ais menjelaskan dan membuat bibir Kenan membentuk huruf  O.

POINT OF VIEW [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang