Bab 26

3.7K 408 64
                                    

"Guys! Gosip! Hot gosip!" Billy berbisik di telinga Ais.

Masih Senin pagi dan Ais baru saja berniat menyeduh kopinya saat Billy menyeret lengannya menjauhi dispenser.

"Gosip apaan?" Setengah berbisik Ais bertanya pada Brili dan Ratih yang sudah tampak mojok di ujung meja. Mereka segera duduk merapat membentuk lingkaran kecil. Mumpung Ares pagi ini langsung menghadiri meeting bersama Nirvan, mereka bisa menggosip dulu di pantry.

"Pak Ares honeymoon berdua sama cowoknya," ungkap Billy dengan tampang antusias.

"Oh..." Kedua mata Ratih seketika melebar. "Yang kemarin dia posting foto-foto di Banyuwangi itu ya?"

"Betul!" Billy menatap gemas. "Mantau juga ya?"

"Itu sama cowoknya?" Ais berusaha memastikan lagi. Memang ia juga melihat postingan Ares di Instagram. Tetapi ia hanya melihat Ares yang berfoto seorang diri. Ia melihat foto-foto Ares di pantai, juga di resort yang langsung menghadap pantai.

"Kok kamu tahu kalo itu sama cowoknya?" Ratih turut bertanya dengan dahi berkerut.

"Nih, aku semalem kepoin akunnya Pak Ares." Billy mengulum senyum sambil menunjukkan layar ponselnya. Mereka semua segera menunduk menatap layar ponsel Billy, termasuk Ais.

"Nih liat ya? Ini kan postingan dia..." Billy menekan jumlah likes di bawah postingan Ares dan tampak beberapa akun di layar. "Aku tuh semalem kepo kan? Kayak... siapa sih yang fotoin dia? Ya aku kepo aja, feeling aku bilang nggak mungkin gitu dia sendirian. Terus aku iseng pencet akun yang ini....yang paling atas. Terus muncul ini jeng-jeng....."

Kedua mata Ais melebar saat Billy membuka akun yang tidak diprivat dan menunjukkan postingan di tempat yang sama. Ais melihat nama yang tersemat di bawah profile picture akun tersebut.

Radi Bramanty.

"My God, iya! Ini tempat yang sama deeeh..." Ratih menyahut ponsel Billy. Kedua matanya nyaris melotot saat melihat pose-pose teman kekar Ares saat sedang berenang di kolam renang.

"Emang!" Billy  kembali menyahut ponsel nya dari tangan Ratih. "Spot-spot fotonya banyak yang sama. Mereka kayak ganti-gantian motoin aja."

"Gile.... " Ujung telunjuk Brili menggeser layar dan melihat foto-foto Radi yang sedang selfie di cermin kamar hotel hanya dengan piyama yang menampakkan dada bidang. "So gay..... " Berikutnya ia meringis geli.

"Ya ampun bodinya gede kekar begini. Kayaknya Pak Ares nggak segede ini juga badannya.... " Ratih tak dapat menahan bibirnya. "Aduh nggak rela! Aduh Pak Ares! Aduh!"

"Ngapa kamu yang aduh-aduh? Pak Ares doyan yang begini kok!" Billy menatap heran.

"Kalo sama tuh orang Pak Ares kerasa boti banget," ceplos Ratih yang membuat Brili nyaris menyemburkan tawa.

Astaghfirullah Paaak. Ais hanya bisa membatin sedih. Sungguh amat sangat disayangkan. "Emang boti apaan?" tanyanya kemudian.

"Ya elah Bundaaa!" Brili tak sanggup menahan tawanya. "Tapi kok nggak ada foto Pak Ares lagi berenang ya?" Brili mengembalikan atensi pada layar ponsel Billy.

"Kamu pingin liaaaat?" Ratih memelototi Brili yang hanya menampakkan cengiran di wajah.

"Cowoknya Pak Ares kerja di Bank Maritim dong," Billy melanjutkan informasinya sambil menekan salah satu foto Radi yang membelakangi dinding berlogo Bank Maritim Indonesia, yang merupakan bank BUMN kompetitor. "Dan udah nikah anaknya dua mau tiga, istrinya lagi hamil." Jemari Billy bergerak cepat dan menunjukkan foto keluarga Radi.

POINT OF VIEW [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang