Bab 74

5.2K 814 489
                                    

"Happy birthday.... happy birthday to you!"

Suara tepuk tangan riuh menggema saat briefing pagi. Ais yang tersenyum lebar masih memegangi kue tart untuk Dona yang hari ini sedang berulang tahun.

"Tiup lilinnya! Tiup lilinnya!" Seruan serempak mengudara.

"Make a wish Sis... " Ratih kebetulan berdiri di sebelah Dona mengusap lembut punggung rekan satu tim-nya itu.

Dona mengambil alih kue dari tangan Ais dan memejamkan mata saat membuat permohonan. Setelah bibir menyebut amin tanpa kata, ia segera meniup lilin dengan angka 2 dan 9.

"Yeeeeeee!" Seluruh peserta briefing bersorak dan bertepuk tangan.

"Foto dulu, foto dulu!" Ais mengingatkan tapi tidak ada yang mendengar suaranya. Kedua matanya tanpa sengaja bertabrakan dengan mata Ares.

"Ayo foto dulu!" Ares mengulang perkataan Ais dan segera merebut atensi seluruh staf. "Foto sama yang ulang tahun!" Sebelah telunjuknya menuding Dona.

Seluruh staf segera merapat dan membentuk barisan. Mas Agus sudah siap menjadi juru foto dadakan, sementara Sammy mengatur posisi mereka semua. Ais menyadari pisau plastik untuk memotong kue tertinggal di dalam kotak kue.

Tadi pagi ia menyempatkan mengambil kue pesanan untuk Dona yang kebetulan tidak jauh dari kantor. Sesampainya di kantor, ia dan Mas Agus menyiapkan lilin dan mengeluarkan kue ulang tahun tepat sebelum briefing berakhir. Sebagai sekretaris, memang ia yang bertugas sebagai PIC ulang tahun setiap staf di departemen ini.

Tanpa menunggu lebih lama, Ais segera menuju pantry dan mengambil pisau yang tertinggal. Saat kembali ke ruangan ia melihat barisan sudah rapi dan Mas Agus sudah siap mengambil foto dengan kamera ponsel. Ais segera berjongkok dan bergabung dengan barisan yang paling depan.

Sammy yang kebetulan berlutut di sebelah Ais melirik heran. "Bund, di belakang aja. Di sini cowok semua," bisiknya pelan.

"Nggak pa-pa," sahut Ais. Ia sungguh tidak ingin merusak formasi yang sudah tertata. Lagi pula, Mas Agus sudah memberi aba-aba.

"Satu.... dua..... " Agus bersiap mengambil foto.

"Ais sini!"

Panggilan Ares membuat seluruh staf menatap ke arah Ares. Kemudian mereka menatap Ais yang berada di paling ujung barisan paling depan.

"Ais sini!" Ares menggeser kakinya, membuat Dona yang membawa kue di sebelah kirinya ikut bergeser dan otomatis menggeser barisan para staf di sebelah Dona.

Ais segera bangkit dan melintasi barisan staf yang memberi jalan, agar ia dapat berdiri di sebelah kanan Ares.

"Ayo Mas!" Ares memberi titah kepada Agus. "Tiga kali foto ya. Sekarang gaya bebas." Ia memberi petunjuk pada anak buahnya yang segera berpose. Ares memilih pose mengacungkan sebelah jempol sambil tersenyum ke arah kamera.

"Satu.... dua....." Agus mengulangi aba-aba-nya. "Tiga!"

"Tunjuk Dona." Ares menunjuk Dona dengan telunjuk kanannya. Ia hanya mengulangi pose umum setiap kali ada yang berulang tahun atau akan mutasi. Staf lain menyesuaikan dengan posisi masing-masing. Ais yang berada di sebelah Ares sempat menangkap raut tersipu Dona.

"Satu...dua....tiga!"

"Gaya bebas lagi." Ares kembali mengarahkan gaya sambil melirik Ais yang sepertinya tidak menyadari jika sedari tadi ia memiringkan sedikit derajat kepalanya lebih mendekat kepada Ais. Cintanya memang tidak bersambut, tapi ia ingin menambah kenangan berfoto dengan Ais meski mereka pernah berfoto sedekat ini saat meeting di Jember. Ares melihat Ais yang berpose dua jari dengan tangan kanan. Ares ikut-ikutan berpose dua jari dengan tangan kirinya.

POINT OF VIEW [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang