Begitu Seungcheol memperjelas jika yang mereka temukan adalah harta karun, orang seperti Joshua, Jun dan Chan bersorak girang. Mereka berusaha membukanya namun Seungcheol bilang peti itu terkunci rapat, jadi mereka memutuskan untuk membawanya menuju kapal baru.
Mereka semua kembali ke kapal dengan membopong barang-barang yang diperkirakan akan berguna. Ada beberapa buah senjata, alat dapur, buku-buku kuno, kompas, beberapa kayu dari bagian kapal dan tentu saja peti harta yang menjadi bahan rebutan antara Chan dan Joshua sejak awal mereka menemukannya.
Wonwoo berdiri di bagian depan kapal tampak senang melihat tim penjelajah sudah kembali. Ia sempat bingung karena keadaan kapal yang sepi begitu ia keluar dari ruang kemudi. Hanya ada Myungho dan Soonyoung yang sibuk mengintrogasi Hansol dengan berbagai macam pertanyaan.
"Kalian darimana?" Wonwoo mengulurkan tangannya pada Seungcheol lalu menarik pria itu naik ke atas kapal.
"Kami menemukan bangkai kapalku yang dulu dan membawa beberapa barang yang mungkin berguna."
Wonwoo mengangguk sembari mengulurkan tangannya lagi pada Joshua. Mereka saling membahu menaikkan barang bawaan ke atas kapal. Chan dan Joshua tak berhenti berseteru soal peti harta, Joshua meminta Chan untuk mengangkat peti itu agar ia bisa meraih dan menaikkan ke atas kapal namun Chan menolak karena tidak mau Joshua mengambil harta itu untuk dirinya sendiri.
Karena kesal Jihoon mengapit peti itu di lengannya lalu naik ke atas kapal sembari memberi tatapan sinis pada Joshua dan Chan.
"Di mana polisi dan yang lain?" tanya Seungcheol setelah memastikan semua orang sudah naik.
Wonwoo memimpin jalan, ia membuka pintu dek bawah kapal, "mereka di bawah, menghangatkan diri."
Wonwoo mempersilahkan yang lain turun dengan membawa barang bawaan mereka, ia berada di barisan paling akhir untuk menutup pintu dek, mencegah udara dingin dan kabut ikut masuk. Di bawah dek atas terdapat sebuah ruangan tempat di mana mesin kapal bekerja, di tempat ini juga tersedia beberapa kamar berukuran kecil sebagai tempat beristirahat.
Ada untungnya juga Wonwoo tidak membangun kapalnya dari awal karena rangka dari kapal lama ternyata sudah bagus. Mereka langsung sibuk menyusun barang bawaan, beberapa juga langsung duduk karena kelelahan.
"Di mana polisi dan yang lain?" tanya Seungcheol lagi, ia tak melihat orang itu meski sudah masuk ke bagian dalam kapal.
"Kami di sini."
Tampak Soonyoung yang datang dari arah jalan kecil di antara kamar, di belakangnya ada Hansol dan yang paling belakang lagi adalah Myungho. Mingyu yang baru saja membereskan senjata langsung menghampiri Soonyoung untuk memberi laporan atas temuan mereka.
"Kau benar-benar tidak punya kunci untuk harta karunnya?" tanya Chan lagi, ia penasaran setengah mati.
"Tidak. Bahkan aku tidak tahu apa isi peti itu."
Pandangan mereka berfokus pada peti yang berada di belakang Jihoon, bersebelahan dengan peti senjata. Seungcheol berdiri, ia memberi intruksi pada semua yang ada untuk duduk membentuk lingkaran, setelah semuanya mengikuti arahan barulah dia sendiri duduk.
Seungcheol menarik napas dalam sebelum bicara, ia mendadak merasa gugup lalu menggeleng guna mengusir kegugupannya itu. "Aku benar-benar minta maaf karena kita semua tersesat di tempat ini."
"Itu bukan salahmu," tukas Jeonghan segera.
"Benar!" Seungkwan menimpali, "itu salah pria aneh itu, dia yang membuat ulah."
Hansol yang ditunjuk mengalihkan pandangannya. Merasa akan timbul kegaduhan, Seungcheol mengatur suasana hingga semuanya kembali tenang di tempat masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai
Fanfiction"Bahkan jika seluruh dunia berakhir malam ini. Aku ingin kita memutar kembali waktunya sekarang!" Start: 29 Januari 2024 190224 #1 in "ekspedisi" 110724 #1 in "myungho" 240724 #1 in "air" 011124 #1 in "joshua"