30. Perlawanan

177 20 0
                                    

Joshua mendorong Soonyoung sesaat sebelum sebuah serangan mengenai mereka berdua. Joshua menatap sinis pada orang yang memperkenalkan diri sebagai 'Steven' itu, awalnya Joshua tak peduli siapa namanya namun sekarang ia berambisi kuat agar bisa mengukir nama itu pada nisan saat orang di hadapannya ini mati nantinya.

"Sial" Joshua menggerutu lagi, dalam kepalan tangannya sudah terkumpul air dalam jumlah besar lalu dihempaskan pada musuhnya. Tetapi orang itu menghindar dengan mudah.

Dari arah samping Soonyoung berlari dengan pedang terhunus, mencoba menyerang namun lagi-lagi Steven dengan mudahnya menghindar.

Sementara itu Dokyeom mengubah dirinya menjadi seekor singa besar, ia mengaum sebelum mencengkram musuh yang berusaha menyerangnya dengan pedang. Tidak akan ia ampuni.

Seungkwan berangsur-angsur sadar, melihat perkelahian yang terjadi di depan, kesadarannya langsung dipaksa berada dalam kondisi normal. Ia langsung berdiri dan menghindar ketika salah seorang penjahat hendak menyerangnya.

Ia mengerang. Tidak adil sekali jika ia tertusuk karena belum sadar tadi. Sadar singa besar di belakangnya yang sedang mengamuk itu adalah Dokyeom, Seungkwan meraih pedang yang terjatuh di tanah. Membakarnya lalu berlari untuk membalas serangan.

Sementara itu Seungcheol yang berlari menembus bekas kebakaran menjumpai Jeonghan dan Wonwoo di bibir pantai, lantas pandangannya beralih pada kapal mereka yang bergerak menjauh, dikejar dengan kapal-kapal lain yang lebih kecil.

Segera Seungcheol bersiap, hendak menyusul mereka yang tampak kesulitan di sana namun ditahan oleh Jeonghan.

"Itu... hanya ilusi," kata Jeonghan memberi pengertian, ia melihat sendiri ada dua buah kapal persis sama di mana salah satunya berubah dengan katup udara terpasang di atasnya, "mereka menyelam ke dalam laut."

Mendengar penjelasan Jeonghan, Seungcheol merasa lega. Kemudian ia beralih untuk berjongkok menghampiri Wonwoo.

"Apa yang terjadi pada Wonwoo?" tanyanya.

Dari apa yang Jeonghan telah diagnosa, Wonwoo tampaknya kelelahan karena mengeluarkan energi sangat besar dalam satu waktu. Ia jadi mengingat peristiwa hujan deras tadi lalu mengaitkannya dengan keadaan Wonwoo yang tidak sadarkan diri saat ini.

"Dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menurunkan hujan tadi," jawab Jeonghan, saat ini ia tak bisa membuat Wonwoo sadar dulu. Ia sendiri merasa lemas jad rasanya tak akan berhasil kalau ia mencoba mengobati Wonwoo.

Tak lama terdengar suara gemerisik dari arah belakang, mereka yang tadi membawa peti berisi kristal telah sampai di pantai. Seungcheol berdiri mencabut pedangnya bersiaga kalau orang-orang ini akan menyakiti mereka.

Jeonghan melindungi Wonwoo di belakang Seungcheol.

Seungcheol sudah siap menyerang, namun tampaknya orang-orang itu tidak ingin bertarung. Salah satunya mengeluarkan bunyi nyaring dari mulutnya seolah memanggil sesuatu. Lalu dari arah belakang mereka tampak empat ekor burung besar dengan kepala berupa tengkorak terbang mendekat.

Cepat-cepat orang itu naik ke atas punggungnya sembari membawa barang bawaan mereka. Sebelum burung terakhir berhasil terbang, sebuah anak panah melesat membuat burung zombie itu mengerang dan menjatuhkan tunggangannya ke dalam laut.

Seungcheol dan Jeonghan mengedarkan pandangan untuk melihat siapa yang melakukan hal tersebut, berjaga kalau saja ada musuh lain.

Mereka menganga karena melihat sosok Hansol yang terbang ke arah mereka, ia kemudian mendarat pada sisi pantai yang masih terkena deburan ombak sehingga sayapnya basah. Jeongahn meringis melihat luka berdarah pada sayap kiri Hansol yang baru saja terkena air asin.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang