Joshua memimpin langkah mereka kembali ke tempat di mana terakhir kali Chan berpisah dengan yang lain. Chan bilang Seungkwan mendorongnya sebelum terkena serangan monster, sebisa mungkin harus ada yang selamat di antara mereka untuk nanti menyelamatkan yang lain.
Seungcheol menghentikan langkah, ia tercekat begitu memandang daratan luas di hadapan mereka yang berubah menjadi ratusan pasukan monster kalajengking dengan ukuran kecil hingga besar. Semuanya berjejer melengilingi pasukan lain yang bergerak menyusun balok es membentuk menara.
Terakhir kali menara yang mereka buat hancur karena suhu hangat esktrim, jadinya sebisa mungkin mereka bergerak untuk membangun lagi.
Dengan tanpa rasa takut Joshua melangkah duluan. Rambutnya berkibar terkena angin, netra biru lautnya menambah kesan menawan. Menyadari ada pergerakan, pasukan monster kalajengking itu bersiap di posisi dengan menghunuskan ekor ke arah Joshua datang.
Pria itu tak gentar melangkah sementara rekannya tertinggal di belakang, takut berhadapan dengan si monster.
Titik beku muncul di ujung ekor monster, Joshua bergerak maju tanpa rasa takut. Para monster itu menyerang, Joshua dibekukan namun tak lama ia berhasil bebas. Kemudian ia mengangkat tangan di udara, molekul air berkumpul di sekeliling tubuh membentuk tangkai panjang yang setelahnya membeku menjadi sebuah busur lengkap dengan anak panah yang terbuat dari es juga.
Sebuah panah melesat, berpecah menjadi tiga menyerang balik hingga membuat badan monster hancur lebur. Monster lain murka, pasukan terluar bergerak membabi buta dengan serangan abstrak yang membentuk bongkahan es besar di tempat yang terkena serangan.
Tak membiarkan Joshua berjuang sendiri, Seungcheol mensejajari Joshua dan membentuk perisai di hadapan mereka berdua. Mencoba menghalau serangan.
Joshua tersenyum miring kepada Seungcheol.
"Mereka urusanku, selamatkan yang lain."
Rasanya yang saat ini berhadapan dengan Seungcheol bukanlah Joshua, auranya berbeda sekali. Seungcheol tak membantah perintah, ia berlari ke arah lain sembari memberi intruksi kawannya untuk menyusull.
Dalam misi itu mereka dikejar monster, di posisinya Joshua menarik busur hingga muncul anak panah es lain yang kemudian melesat menghancurkan para monster yang mengejar rekannya.
Merasa kalau serangan mereka bisa dihalau oleh Joshua, para monster menyiapkan bala tentara lebih banyak. Mereka keluar dari dalam salju, bergerak kesana-kemari.
Sadar jika ia pun akan kewalahan kalau terus-terusan melawan monster, Joshua merogoh saku dan mengangkat tinggi-tinggi benda yang ada di dalam sana.
Peristiwa penyerangan itu sontak terhenti, seluruh monster yang ada diam di posisi sembari memperhatikan batu berwarna biru laut yang ada di genggaman tangan Joshua.
Laksana mendapatkan perintah, para monster itu kemudian bergerak serentak membuka jalan bagi Joshua menuju ke tempat di mana menara es tengah di bangun. Anggota lain terkejut, mereka terpaku di posisi sampai Joshua datang.
Pria itu tersenyum sombong lalu tertawa.
"Ayo cepat, kita sedang disambut," ujarnya yang lalu berjalan duluan.
Anggota lain tak bisa berkata apa-apa. Dokyeom bahkan terus menempel pada Jeonghan karena takut monster ini tiba-tiba menyerang mereka. Tetapi ketakutan itu sama sekali tak terjadi, mereka semua seolah tunduk pada intruksi Joshua.
Teman-teman mereka beku dalam bongkahan. Joshua memerintahkan para monster untuk membawa bongkahan yang berisi teman-temannya untuk dikumpulkan di hadapan Joshua. Kemudian dalam satu gerakan tangan mereka semua terbebas dari jerat es.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai
Fanfiction"Bahkan jika seluruh dunia berakhir malam ini. Aku ingin kita memutar kembali waktunya sekarang!" Start: 29 Januari 2024 190224 #1 in "ekspedisi" 110724 #1 in "myungho" 240724 #1 in "air" 011124 #1 in "joshua"