25. Tanaman Makan Pagar

175 25 13
                                    

Begitu tim penjelajahan pulau dan tim penjelajahan kapal berangkat, Seungcheol masih setia di posisinya duduk di bagian depan kapal sembari memperhatikan ke dalam hutan yang tampak kering karena terbakar. Kemudian, netranya beralih menatap ke arah langit berwarna jingga sembari mengembuskan napas pelan.

Ia lalu berdiri menyandarkan tubuhnya pada besi penyangga kapal, memikirkan sesuatu.

Jeonghan keluar dari dek kapal usai mengurus Chan yang telah sadar, ia kemudian berjalan menghampiri Seungcheol yang tampak gusar.

Menyadari kehadiran orang lain, Seungcheol mengangkat tubuhnya untuk berdiri tegap.

"Bagaimana keadaan Chan?" tanya Seungcheol setelahnya.

Kini Jeonghan yang menyandarkan tubuhnya pada besi penyangga kapal, karya Soonyoung yang lebih inovatif.

"Keadaannya baik, dia hanya perlu istirahat untuk memulihkan tenaga. Dia sedikit syok saat tahu sudah tidak memiliki kekuatan lagi, tapi dia akan segera mengerti."

Seungcheol diam saja, ia memandangi tangannya sendiri. Sekarang ia yang memiliki kekuatan telekinesis itu, ia memang bisa mengembalikan kekuatan itu pada Chan lagi hanya saja untuk saat ini belum bisa ia lakukan. Selain sebagai kebutuhan pelayaran mereka, perlu energi yang besar juga untuk memindahkan kekuatan seperti itu.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Jeonghan. Kalau Seungcheol tengah menanti kembalinya tim penjelajahan harusnya ia berada di sisi kapal satunya yang menghadap langsung ke arah hutan, bukan sisi ini yang mengarah pada lautan luas.

Pria itu menunduk, perlahan mendongak ke arah langit.

"Aku sedang berpikir bagaimana kalau Hansol kembali ke gurun pasir lalu menemukan kita tidak ada di sana. Dia tidak tahu kalau kita ada di sini."

Ternyata itu. Memang sejak konflik yang terjadi antara mereka malam itu Hansol pergi tanpa ada tanda-tanda akan kembali. Seungcheol khawatir.

Jeonghan tak bisa bereaksi apa-apa, sebetulnya ia juga agak mencemaskan kondisi pria itu. Ia masih harus mengawasi Hansol agar tidak terlalu sering menggunakan tangannya walaupun lukanya sudah tertutup, ditambah ada hal yang dirinya dan Hansol berusaha tutupi dari anggota lain.

Pria itu menutupi area wajahnya yang menghitam. Sekarang bekas itu sulit untuk ditutupi, Jeonghan memikirkan kalau sayap Hansol menghitam juga. Warnanya akan sangat kontras dengan bulu sayap lainnya yang berwarna putih bersih.

"Kurasa dia pasti akan kembali."

Jeonghan berujar, ikut memandangi langit yang terang tanpa awan.

Seungcheol tak berkata apa-apa lagi, ia berbalik untuk melihat ke dalam hutan menanti kepulangan para tim penjelajah.

Sementara itu tim yang bertugas mendatangi kapal sekarang tengah bergerak mengendap-ngendap. Berusaha tak menimbulkan suara dan gerakan secara tiba-tiba yang bisa menarik daya peka tanaman yang tampak tenang bergerak pelan di antara mereka.

Soonyoung berjalan paling depan sambil terus mengisyaratkan yang lain untuk tetap tenang dengan menempelkan jari di depan bibir.

Yang lain mengangguk, mengikuti langkah Soonyoung yang mulai lebar. Rasanya lokasi kapal itu sudah tidak jauh.

Sialnya dalam melangkah Mingyu yang berada di paling belakang tersandung akar yang menyebabkan akar tersebut bergerak cepat menghindari mereka. Tanaman lain yang merasakan ada bahaya di sekitar langsung bereaksi dengan menjulurkan akar-akarnya secara cepat mendekati orang-orang itu.

"Lari!"

Soonyoung berseru sembari menarik tangan Mingyu agar cepat berdiri. Jihoon berlari duluan disusul Myungho, mereka berlari ke arah kapal.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang