41. Kerajaan Es

133 18 2
                                    

Soonyoung merunduk sembari memberi intruksi pada Joshua dan Wonwoo agar melakukan hal yang sama. Mereka bersembunyi di balik gundukan salju tebal begitu melihat sebuah hamparan salju luas yang kondisinya rata. Seolah ada sesuatu di tempat ini.

Dan benar saja, ketika Wonwoo mengintip dapat dilihat banyak balok es yang tersusun di bagian tengah. Ditumpuk dengan simetri seperti sengaja disusun untuk membangun sesuatu.

Mengamati apa yang ada, Wonwoo refleks bicara sebelum Joshua membungkam mulutnya dan memberi isyarat agar Wonwoo tidak berisik. Tampak oleh mereka kawanan kalajengking yang dilihat tadi bergerak cepat sembari membawa bongkahan salju besar di atas tubuh mereka lalu meletakkannya di bagian paling ujung bongkahan.

Soonyoung mendengap mendekat pada Joshua dan Wonwoo. Ia juga tahu tentang apa yang Wonwoo lihat tadi. Di dalam bongkahan es itu ada sosok yang terkurung di dalam sana, sengaja dibekukan. Di antaranya ada sosok Dokyeom yang masih dalam wujud burung serta Seungcheol yang turut membeku.

"Bagaimana ini?" bisik Wonwoo.

"Kita serang saja," usul Joshua.

Soonyoung melengos, ia heran mengapa Joshua mudah sekali mengusulkan tindakan bodoh.

"Kita akan bernasib sama seperti Seungcheol dan Dokyeom kalau langsung menyerang," balas Soonyoung agak sengit, ia kesal. "Kita harus mengalihkan perhatian monster-monster itu, lalu ada yang membebaskan Dokyeom dan Seungcheol."

"Akan kulakukan!"

Baru diberi ide Joshua langsung keluar dari tempat persembunyian. Ia mengumpulkan air di tangan lalu melemparkannya pada kawanan kalajengking sehingga semuanya berserak.

Soonyoung berseru marah, ia melemparkan gumpalan salju pada Joshua. Melihat pria itu berlari menjauh mau tak mau Soonyoung dan Wonwoo yang bertugas membebaskan Seungcheol dan Dokyeom.

Akibat permukaan yang licin, Wonwoo tergelincir. Ia terjatuh dan langsung menubruk bongkahan es yang membekukan Dokyeom di dalamnya. Permukaan es itu sangat dingin dan juga lengket, susah payah ia membebaskan diri sendiri dahulu sebelum mengeluarkan palu dari dalam tas kemudian memukul-mukul balok es.

Soonyoung melakukan hal yang sama pada balok es yang mengurung Seungcheol. Balok es itu begitu kuat, butuh tenaga ekstra sampai permukaannya terkikis dikit demi sedikit.

Wonwoo menghela napas, uap dingin tampak keluar membuat kacamatanya berembun. Kemudian ia menatap ke arah langit, dari perkiraannya akan terjadi badai salju lagi dalam waktu dekat. Ia lalu menarik napas dalam, berencana menggunakan kekuatannya untuk memanipulasi cuaca.

Melihat hal itu Soonyoung memukul bongkahan es dengan lebih kuat. Tak lama sosok Joshua muncul, ia mengambil alih palu dari Wonwoo dan mulai menghantam balok es yang membelenggu Dokyeom.

Suhu perlahan meningkat, pekerjaan mereka sedikit lebih mudah dikerjakan karena balok esnya segera mencair begitu temperatur naik.

Tubuh Dokyeom yang pertama bebas, wujudnya langsung kembali berubah menjadi manusia dengan napas dalam terdengar berat saat raganya bertemu dengan udara. Joshua menepuk pipi Dokyeom, berusaha membuatnya sadar sesegera mungkin.

Zrshshh

Soonyoung panik. Para monster datang dengan jumlah yang lebih banyak. Selepas Wonwoo menggunakan kekuatannya ia lemas tetapi langsung dipaksakan membantu Soonyoung melepaskan Seungcheol.

"Dokyeom, sadarlah!" seru Joshua, ia melirik panik pada kawanan monster yang bergerak cepat ke arah mereka.

Kemudian ia menoleh pada Soonyoung dan Wonwoo, tubuh Seungcheol baru terbebas di bagian lengannya saja. Joshua berdiri.

"Kalian cepatlah," katanya sembari mengumpulkan jejak air di tangan, dibentuk menjadi bola air besar lalu dihempaskan pada kawanan moster sehingga mereka berserak.

Susah payah Soonyoung dan Wonwoo mempercepat usaha mereka. Soonyoung berteriak lalu memukul balok es dengan kuat, benda itu retak. Melihat upayanya berhasil Soonyoung melakukannya berulang kali sampai tubuh bagian atas Seungcheol bebas.

Joshua melempari monster dengan air bertekanan tinggi, benda itu balik menyerangnya sampai kaki Joshua membeku.

Setelah pukulan terakhir dari Wonwoo, Seungcheol berhasil lepas. Dengan cepat Soonyoung mendekapnya dari belakang, menarik Seungcheol ke tempat yang lebih aman.

Menyadari hal itu Joshua memaksa kakinya bergerak, "lari! Cepat lari!"

Wonwoo menggapai tubuh Dokyeom. Mereka membawa dua korban ke arah lain dengan Joshua melangkah di belakang mereka sambil melakukan penyerangan.

Merasa usahanya bisa sia-sia, Joshua berhenti dan membangun perisai berupa tembok tinggi dari air. Memastikan Soonyoung dan Wonwoo sudah bergerak jauh dari tempat ini, sebisa mungkin Joshua menahan para monster ini sampai temannya berhasil mengamankan rekan mereka.

Sadar kalau Joshua tak mengikuti langkah mereka Soonyoung menghentikan gerakan, dilihatnya Joshua tengah bergumul melawan monster.

"Joshua!"

Merasa namanya dipanggil Joshua melirik, Soonyoung dan Wonwoo mengkhawatirkannya. Ia menambah lapisan pelindung.

"Pergilah lebih dulu, aku akan menyusul!"

Sebetulnya Soonyoung hendak membantu Joshua, tidak mungkin membiarkan pria itu sendirian melawan monster yang jumlahnya tidak mereka ketahui berapa banyaknya. Namun menimbang mereka tengah membawa korban ditambah sukar melawan sang monster Soonyoung berbalik.

"Kita pergi Wonwoo," katanya pada Wonwoo yang ikut terhenti.

Mengatur napas, Wonwoo mengangguk setelah melihat sosok Joshua yang berjuang. Ia berharap Joshua bisa bertahan dan kembali bersama mereka.

Sesudah memastikan temannya jauh dari tempat ini Joshua berlari ke arah berlawanan, menjaga agar tidak ada monster yang mengikuti Soonyoung dan Wonwoo. Mereka harus selamat.

Joshua kembali ke tempat tadi, lokasi di mana mereka menemukan Seungcheol dan Dokyeom. Alas kakinya basah, ia mendongak pada tumpukan balok es yang tadi dibangun oleh para monster, benda itu mencair.

Mengamati semua itu, Joshua jadi teringat dengan syarat yang perlu mereka bawa dari pulau ini. Jika batu yang dimaksud berada di dalam gletser bisa jadi benda itu juga dibekukan oleh para monster dan berada di salah satu tumpukan ini.

Baru saja hendak membuktikan spekulasinya tubuh Joshua merosot jatuh. Tempatnya berpijak mencair, menciptakan ceruk dalam berisi air dingin. Sebisa mungkin Joshua yang masuk ke dalam air berenang menuju permukaan, suhu dingin menusuk.

Tak lama dari itu terasa getaran kuat di sekitar. Sepersekian detik setelahnya ia kembali melayang jatuh, kali ini efek pencairan itu menciptakan ngarai dalam. Tubuh Joshua jatuh ke dalam air dingin, ia segera berenang dan naik ke salah satu bongkahan es besar.

Baru saja hendak bernapas lega kedua matanya langsung melotot saat melihat monster yang lebih menakutkan. Dipaksanya raga berada dalam posisi penyerangan, dinaikannya air di sekitar untuk membuat benteng. Tetapi hal itu percuma karena dalam sekejap mata airnya dibekukan.

Sayup-sayup terdengar suara Soonyoung dam Wonwoo yang memanggil namanya. Joshua lekas menarik air dari bawah, melancarkan serangan dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi namun hal itu tak berefek apa-apa. Ia panik.

Jika benda ini sampai menemukan teman-temannya jelas mereka akan dalam bahaya. Joshua menyerang lagi, tidak mempan. Setelahnya ia malah mendapatkan serangan balik, tubuh Joshua langsung beku.

Tak cukup sampai di sana, ia juga dilemparkan masuk kembali ke dalam air. Menjadikannya tenggelam menuju dasar.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang