57. Bahtera

103 10 1
                                    

"Maaf, tapi tampaknya usulan kerjasama untuk membangun kapal dan berlayar itu tidak bisa kusetujui. Alasannya sama karena peraturan yang telah ayahku berlakukan itu tidak bisa dibantah."

Pagi-pagi sekali, Seungcheol bersama Wonwoo datang ke balai desa untuk menemui Gyuri dan membahas apa yang Wonwoo tawarkan kemarin. Jawabannya sesuai dugaan, ditolak.

Wonwoo sempat berusaha meyakinkan namun jawaban Gyuri masih sama.

"Kuizinkan kalian untuk memperbaiki kapal kalian, kalau kalian butuh bantuan penduduk desa akan membantu, jika butuh bahan baku bisa kami siapkan. Tetapi untuk membangun kapal lain dan berlayar itu tidak bisa."

Awalnya Wonwoo agak kesal karena keputusan yang diberikan Gyuri, tetapi Seungcheol memberi pengertian padanya agar bisa paham, ia takut juga kalau tiba-tiba Gyuri mengubah keputusan dengan tidak mengizinkan mereka memperbaiki kapal sendiri. Bisa apa mereka jika hal itu sudah diputuskan.

"Sebetulnya aku sudah tahu soal rencana kalian."

Ucapan Gyuri itu sontak membuat keduanya mendongak bersamaan. Tatapan tajamnya seakan mengintrupsi keduanya, secara tak langsung kembali membekuk.

"Ini hanya dugaanku awalnya, tapi sepertinya kalian hanya menetap sementara di pulau ini."

Rasanya apa yang Gyuri katakan benar, Wonwoo dan Seungcheol saling pandang.

"Benar kan?" terka Gyuri, memaksa Wonwoo maupun Seungcheol angkat bicara.

"Y-ya," jawab Wonwoo gugup.

Gyuri tersenyum tipis, menghela napas.
"Terserah kalian mau bertindak bagaimana. Kalian mau menetap tidak masalah, jika mau pergi pun silahkan saja. Namun kalian harus ingat selagi kalian berpijak di pulau Terra ini jangan sekali-kali kalian melanggar peraturan yang ada."

Ucapan itu selalu dicamkan dalam dada, sebisa mungkin Seungcheol memastikan seluruh anggota bersikap baik seperti ikrar yang mereka sebut ketika prosesi penyambutan.

Melihat reaksi Gyuri yang tampak tak mempermasalahkan soal mereka yang hanya menetap sementara, Seungcheol merasa agak lega. Awalnya ia takut kalau Gyuri tak mengizinkan orang yang telah memutuskan untuk menetap pergi dari pulau ini. Apalagi peraturan para penduduk itu tidak boleh meninggalkan pulau, rasanya itu juga berlaku untuk mereka.

"Kuperingatkan berkali-kali jika kalian nekat pergi menuju pulau ketujuh tanpa syarat yang lengkap kalian hanya akan mengantarkan nyawa, ingin cepat pergi dari pulau ini pun kalian tidak memiliki syarat terakhir jadi sama saja sia-sia."

Itulah yang selama ini menjadi masalah. Sejauh mereka tinggal di tempat ini informasi yang didapatkan begitu minim, malahan kebanyakan berita yang didapatkan tidak memiliki kolerasi dengan cara bagaimana mendapatkan syarat terakhir ataupun bagaimana cara selamat pada pulau ketujuh tanpa membawa syarat yang lengkap.

Siap berdiskusi, Wonwoo dan Seungcheol undur diri dari balai desa. Mereka harus segera menyusul Soonyoung yang membawa Chan dan Mingyu untuk melanjutkan perbaikan kapal.

Dalam perjalanan keduanya melihat Hansol terbang melintas, pergi sendirian menuju lereng gunung. Keduanya bertanya-tanya tujuan pria itu datang ke daerah gunung sepagi ini. Ditambah kemarin Chan juga bercerita soal keanehan dari Hansol yang terus mengajak Seungkwan pergi ke area gunung.

"Wonwoo. Menurutmu apa yang Hansol sedang lakukan?" tanya Seungcheol tiba-tiba.

Wonwoo mengendikkan bahu, ia tak memikirkan apapun soal pria itu.

"Entahlah."

"Haruskah kita memeriksanya?" tawar Seungcheol, langkahnya berhenti dan melirik ke arah mana Hansol terbang.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang