34. Ekspedisi Lanjutan

163 20 0
                                    

Sesuai dengan rencana kemarin, mereka akan menyiapkan perbekalan dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Mereka membagi tim menjadi beberapa, ada yang pergi mencari kebutuhan pangan dari dalam hutan, ada yang memancing, ada yang memeriksa ketersediaan kapal menjelang keberangkatan.

"Jadi kami harus mencari tanaman khusus ini?"

Jun bertanya ulang sebab belum paham pasti dengan apa yang kera di depannya ini katakan. Kawanan kera itu membantu mereka dalam menyiapkan perbekalan dengan mengambil tanaman dari dalam hutan.

Begitu sadar, Joshua bilang soal kristal syra yang bisa membuat kekuatan mereka tak bisa digunakan jika mereka membawa kristal itu. Jadi, untuk mengamankan diri dan juga kapal mereka perlu cara agar bisa membawa kristal itu dengan aman tanpa menimbulkan efek.

Dahi Joshua berkerut, ia memperhatikan wajah Jun yang menyimak saksama apa yang kera di hadapan mereka ini celotehkan.

Setelah siap, Jun menoleh pada Joshua.

"Pelepah kelapa merah," kata Jun, "memangnya ada kelapa berwarna merah."

Joshua berpikir, ia lalu berseru, "ada! Tapi isi dalamnya yang berwarna merah, tidak benar-benar merah kau tau hanya kemerahan saja."

Mengangguk paham, Jun berbicara lagi dengan kera yang kini naik ke pundaknya.

"Di mana letaknya pohon kelapa merah itu?"

Sang kera mengangkat tangannya, seperti menunjuk pada suatu arah. Dua orang itu meliha ke arah yang ditunjuk, sebuah bukit batu terjal tepatnya.

"Di sana?" tanya Joshua.

Jun berbicara lagi dengan kera itu dan mengangguk paham setelah mendapatkan jawaban.

Joshua berdiri, menyambar bajunya yang dijemur pada tirai kanan kapal.

"Ayo, kita harus ambil pelepahnya."

Buru-buru Jun bangkit, menyusul Joshua yang sudah berjalan duluan. Seolah tidak memiliki rasa lelah meski sudah beraktifitas banyak.

"Hei, kalian mau ke mana?"

Orang yang baru keluar dari ruang kendali itu bertanya ketika melihat Jun dan Joshua berjalab menjauh, Jun berbalik dan berjalan mundur.

"Ke bukit itu," jawab Jun sembari memberi isyarat dengan kepalanya, "mau ikut tidak?"

Wonwoo menoleh ke belakang, melihat Chan dan Seungcheol yang sibuk di ruang kendali. Tugasnya sendiri sudah siap, tinggal bagian mereka. Sepertinya tak masalah jika ia pergi.

Kemudian Wonwoo meletakkan perkakas yang ia pegang kembali ke ruang kendali.

"Aku akan pergi bersama Joshua dan Jun sebentar," ucapnya dengan cepat berbalik pergi.

Seungcheol dan Chan yang berada di sana tak sempat menanyai akan kemana, Wonwoo sudah melesat. Melompat dari kapal lalu berlari menyusul Joshua dan Jun untuk menyamakan langkah.

"Mau apa kita ke sana?" tanya Wonwoo penasaran, ia tampak bersemangat.

Jun yang masih berjalan dalam posisi mundur mulai menjelaskan tujuan mereka, mulai dari apa yang Joshua sampaikan perihal kristal syra yang mampu membelenggu kekuatan sihir sampai pelepah kepala merah yang katanya bisa menangkal belenggu itu.

Setelah dijelaskan, Wonwoo mengangguk paham. Sembari melangkah, ia mendongak menghadap langit, menyipitkan mata menghindari sinar matahari yang begitu terik. Kepalanya memutar ke arah lain.

"Sepertinya akan hujan lagi."

Mendengar perkataan Wonwoo, Joshua dan Jun menoleh ke atas, menatap langit dan merasa heran.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang