50. Sakit

174 13 5
                                    

Daun pintu dibuka sampai seluruh ruangan di dalamnya perlahan terang terkena cahaya dari obor di tangan prajurit. Seungkwan dan Jeonghan yang berdiri di belakangnya menelisik sekitar untuk melihat seluruh ruangan sampai netra mereka menangkap sosok yang terbaring di tengah ruangan.

Spontan tungkai mereka bergerak mendekat untuk memastikan siapa. Dugaan Jeonghan tidak salah. Tak lama setelah perayaan usai, ia meminta Gyuri untuk menunjukkan di mana 'orang' yang kata mereka telah menolong penduduk saat diserang kala itu.

"Hansol."

Seungkwan bersuara gemetar. Jeonghan juga syok. Orang yang ada di hadapan mereka benar Hansol, keadaannya agak parah karena ada luka akibat benda tajam di sekitar tubuhnya, sayapnya terluka, ada lebam di beberapa sisi, dia tak sadarkan diri ditambah sisi hitam di sayapnya sudah lebih lebar ketimbang saat terakhir mereka terpisah.

"Hansol. Hansol." Jeonghan memanggil nama pria itu sambil menggoyangkan lengannya, sekaligus memeriksa keadaan.

"Dia sudah tidak sadarkan diri sejak dibawa kemari, dia terkena serangan." Jelas Eunjo, si prajurit.

Seungkwan melongo mendengar hal itu, artinya sudah lama Hansol ada di tempat ini tanpa ada kemajuan apapun.

Mendengar suara dari ruangan di sebelah mereka Eunjo meletakkan obor di sisi dinding dan berjalan keluar. Cepat-cepat Jeonghan menggenggam lengan Hansol, hendak menyembuhkan pria itu dalam waktu singkat. Seungkwan melototkan mata.

"Jangan!" serunya mengingatkan, "jangan gunakan kekuatanmu."

Ucapan Seungkwan setelahnya memelan, jangan sampai orang selain mereka mendengar hal itu. Ia menepis tangan Jeonghan yang menyentuh lengan Hansol.

"Keadaannya akan lebih parah jika dibiarkan," sahut Jeonghan, dari hasil diagnosanya ada luka dalam pada diri Hansol yang membuatnya tidak sadarkan diri dalam waktu lama.

Tampak di sekitar mereka ada racikan obat dari daun herbal yang ditumbuk kemudian dioleskan pada luka luar. Juga ada wadah dari tanah liat yang dari isinya Jeonghan tau sebagai ramuan herbal untuk penyembuhan dari dalam. Orang-orang ini berusaha menyembuhkan Hansol.

Menurut Jeonghan cara itu sama sekali tak efektif, kalau ada di rumah sakit setidaknya Hansol ada di ruang ICU dengan beberapa alat bantu.

Jeonghan nekat, ia kembali menggenggam lengan Hansol, mengeluarkan kekuatannya untuk menyembuhkan sementara Seungkwan bergerak gusar jangan sampai ada yang tahu Jeonghan bertindak begini.

Belum lagi siap, terdengar langkah kaki mendekat yang membuat Seungkwan lagi-lagi menarik tangan Jeonghan pada Hansol agar tak menimbulkan kecurigaan. Eunjo masuk ke dalam ruangan bersama satu orang lainnya, di tangan orang itu terdapat mangkuk berisi air yang langsung berkilau begitu terkena cahaya.

Seungkwan menarik Jeonghan bergerak menjauh ketika dua orang itu bergerak mendekat, duduk di hadapan Hansol. Orang yang membawa mangkuk mengamati Hansol, ada sedikit rasa pelik karena rasanya kondisi orang ini agak berbeda dari apa yang ia lihat sebelumnya. Ia melirik ke arah Seungkwan dan Jeonghan, Seungkwan meringis takut ketahuan sementara Jeonghan menatap lurus untuk melihat apa yang orang itu lakukan setelahnya.

Melihat ke dalam mangkuk, Seungkwan merasa familiar dengan apa yang disuguhkan. Ketika orang itu menaikkan posisi bahu Hansol, spontan Jeonghan bergerak menahan punggung Hansol seakan mengerti apa yang hendak orang itu lakukan. Karena bantuan Jeonghan, cairan yang ada di dalam mangkuk dengan mudah diminumkan pada Hansol.

"Itu–"

"Bunga hujan bintang."

Ucapan Seungkwan dipotong oleh orang yang tadi meminumkan cairan itu. Selepasnya ia memposisikan tubuh Hansol agar lebih tinggi, memastikan cairan yang ia berika bisa tercerna dengan baik.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang