27. Bicara Soal Kekuatan

161 23 5
                                    

Keadaan jauh lebih baik usai mereka bisa berdamai dengan pulau ini. Tidak ada lagi akar menjalar yang datang menjerat mereka, ya bisa dibilang situasi mereka aman karena tidak dianggap sebagai hama perusak.

Wonwoo, Soonyoung, dan Seungcheol tengah sibuk memperbaiki kapal. Soonyoung memipihkan beberapa buah besi untuk menampal sisi depan kapal yang agak retak karena benturan dengan karang ketika hendak menyandarkan kapal ke pulau.

Mereka akan tinggal di pulau ini untuk beberapa hari sampai jumlah benih yang diperlukan pulau sudah mencukupi, jadi nanti mereka akan mendapatkan satu dan bisa pergi dari pulau ini untuk menjalankan misi lain.

Alasan mengapa benihnya bunga hujan bintang ini sangat dicari tampaknya karena efek yang ditimbulkan dari bunga itu ketika benihnya tertanam di tanah, seluruh tanaman yang berada dalam radius satu kilo meter dari tempat bunga itu ditanam akan ikut subur dan tumbuh cepat dalam waktu singkat.

Hutan yang kemarin mereka lihat habis terbakar kini sudah berganti menjadi hamparan hijau berkat benih bunga hujan bintang itu.

"Kau mau Jun? Aku baru siap membakarnya."

Joshua menyodorkan ikan bakar yang baru ia angkat dari perapian pada Jun. Pria itu merinding, sejak bisa berkomunikasi dengan hewan ia memutuskan tak lagi mengkonsumsi hewan karena merasa trauma mendengar teriakan hewan-hewan itu sebelum diolah.

Beberapa orang seperti Myungho dan Mingyu berada di dalam kapal untuk memperbaiki mesin dalam kapal, berharap benda itu bisa berfungsi normal meski energi yang tersisa sangatlah minim. Sedangkan yang lain berkumpul melingkari api unggun tak jauh dari kapal sekaligus menyiapkan makanan.

"Menurut kalian siapa tersangka pembakaran hutan ini?" Jeonghan memulai pembahasan.

Yang lain tertarik. Jun yang dari awal terus berkomunikasi dengan unicorn itu menjadi sasaran untuk memberikan jawaban duluan.

"Unicorn itu juga tidak tahu," jawab Jun dengan mengedikkan bahu, "dia sedang berada di pulau bagian timur ketika orang-orang itu datang, sempat ada yang mengejarnya juga karena itu ketika kami bertemu dengannya dia terjebak di dalam gua bawah ngarai."

"Apa mungkin penjahat yang menyerang kita waktu itu?" Seungkwan masuk dalam diskusi.

Ya itu bisa saja menjadi kemungkinan, mereka masih belum tahu ada berapa banyak orang yang terjebak seperti mereka juga di tempat ini. Ada banyak sekali cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan syarat-syarat 'itu' termasuk melakukan kerusakan.

Chan menengadahkan tangannya di depan api, tubuhnya masih agak lemas karena tak lagi memiliki kekuatan sihir.

"Itu bisa saja, dan lagi jumlah mereka sangat banyak," jawab Chan pula.

"Tampaknya kita harus lebih hati-hati ketika akan singgah di pulau kedua, bisa jadi para penjahat itu masih ada di sana."

Dokyeom juga memberikan pendapat.

Memang selama perjalanan dari pulau gurun pasir menuju pulau pertama ini mereka tidak bertemu dengan para penjahat itu karena mengambil jalan lain. Namun, mereka tetap harus waspada pada segala kemungkinan yang ada.

"Barang yang harus kita bawa dari pulau kedua adalah kristal kan? Apa ada ciri spesifik kristal yang harus kita bawa?"

Mendengar pertanyaan Joshua, Jihoon membuka kembali buku berisi petunjuk cara keluar dari samudra penghadang mortal. Membaca satu halaman khusus yang membahas ciri fisik dari benda yang dimaksud.

"Disebutkan kristal itu berwarna biru terang, terletak di bagian dasar gua yang ada di tengah-tengah pulau."

"Kenapa semua barang terletak di tengah pulau sih?" gerutu Dokyeom.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang