69. Frost Lava

106 12 0
                                    

"Joshua!"

Jeonghan refleks menyebut nama Joshua begitu Wonwoo menarik tangannya untuk melarikan diri. Beberapa dari mereka masih sempat masuk ke dalam kapal, tak lama berselang kapal mereka terjun bebas terkena efek ledakan.

"Josh, pergilah ke kapal yang berlayar di lautan. Pasti sedang terjadi tsunami saat ini. Selamatkan mereka! Kami akan menyusulmu."

Seungcheol berseru sebelum ia melompat menyusul kapal mereka yang terjun, ia meraih badan kapal lalu mengerahkan kekuatannya untuk menjadikan benda itu melayang.

Yeosang, Dery dan orang-orangnya melarikan diri. Mungkin mereka tidak langsung mendapatkan lahar dingin yang diminta namun jika mereka bisa memanipulasi keadaan pasti mereka bisa menambah syarat yang telah ada.

Tersisa Dokyeom dan Joshua, keduanya berlindung di balik batu besar. Joshua tengah menimbang sesuatu sedangkan Dokyeom bertahan untuk tidak meninggalkan Joshua sendirian.

"Tempat ini akan hancur, kita harus segera pergi," keluh Dokyeom, cepat atau lambat lahar akan sampai di tempat mereka. Bisa-bisa mereka mati terpanggang.

Dalam dirinya Joshua tak bisa membiarkan erupsi ini berkelanjutan, akan habis seluruh pulau terkena akibatnya. Tetapi di sisi lain ia juga harus menyelamatkan mereka yang sekarang tengah berlayar di lautan, nyawa semua penduduk sedang terancam.

Kemudian Joshua melompat keluar dan menoleh pada Dokyeom, "setelah aku selesai, bawa aku terbang dari tempat ini."

Mendengar keputusan Joshua, Dokyeom mengangguk dan langsung mengubah dirinya menjadi seekor rajawali besar. Ia mengiringi langkah Joshua yang berlari mendekati lahar panas yang bergerak cepat menuju ke arah mereka.

"Argghhhhh."

Joshua mengerang, menggenggam erat batu elemen air di tangan. Seketika tubuhnya berubah dipenuhi oleh salju, dengan semburan di tangan menjadikan tempat yang ia bidik menimbulkan salju. Bukan itu saja ia lalu melompat ke udara, Dokyeom menangkap bahunya.

"Bawa aku mendekati puncak gunung."

Meski agak ragu dengan keputusan Joshua yang seakan menantang maut, Dokyeom tetap mengarahkan Joshua ke tempat yang dituju. Dalam satu kali serangan Joshua membuat puncak gunung yang tadi aktif mengeluarkan lahar langsung tertutup oleh  salju.

Walaupun begitu lahar yang telah keluar tetap mengalir melewati salju dingin. Tampaknya tak cukup sampai di sana, Joshua mengerahkan kekuatan lain sampai monster kalajengking yang mereka temui di pulau kelima muncul di tempat ini. Jumlahnya ada banyak, bergerak aktif membekukan magma.

Meski nyatanya malah ia yang membuat lahar dingin tercipta namun ia merasa lega karena erupsi itu efeknya tidak sebesar jika kekuatan es nya tidak membelenggu. Joshua kira selesai sampai sana, ia terkejut saat muncul ledakan kedua. Dokyeom terpental karena efek ledakan membuat Joshua terlepas dari cengkramannya dan jatuh ke atas salju di lereng gunung.

Joshua lekas bangkit, lahar panas ada di sebalik salju yang ia ciptakan. Namun yang mengerikan bukanlah itu, melainkan sosok Seungkwan berdiri nyalang terhadapnya. Tampak dengan jelas bagaimana api berkobar di sekujur tubuh Seungkwan, aura kemarahan lekat dengan dirinya.

Tanpa ba bi bu Seungkwan menyerang Joshua dengan tembakan magma, Joshua terkena serangan, tangannya melepuh.

Netra biru laut bertemu dengan netra merah darah.

Joshua bangkit, seolah tak merasakan sakit atas serangan Seungkwan. Bagian yang terluka segera terbalut oleh es, ia berjalan mendekati Seungkwan yang juga berjalan ke arahnya. Ia tersenyum menghadapi Seungkwan yang membara.

Ini akan menjadi duel satu lawan satu yang menakjubkan.

Di sisi lain Seungcheol berupaya menyeimbangkan kapal yang terombang-ambing di udara, sebisa mungkin mereka juga menghindari letupan material dari dalam gunung yang melesat ke arah mereka.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang