63. Ancaman

107 13 0
                                    

Jongho menyodorkan bejana tanah liat kepada Mingyu yang baru saja duduk menyandarkan diri di sebelahnya. Orang itu menerima wadah dan menegguk air yang ada di dalamnya. Peluh mengucur deras, usai memperbaiki kapal kecil Mingyu kelelahan.

Seungcheol yang baru kembali mengajari Jongho berlayar dengan kapal kecil menyuruh dirinya beristirahat bersama Jongho yang juga lelah. Mereka memandang anggota lain yang masih sibuk dengan perbaikan kapal. Mungkin efek mereka memiliki kekuatan sihir jadinya tenaga yang mereka keluarkan tidak sebanyak mereka yang tidak memiliki kekuatan.

"Terimakasih," ucap Mingyu sambil meletakkan wadah itu di atas batu tempatnya bersandar, "bagaimana belajarnya? Kau sudah bisa?"

Jongho menggeleng pelan, "sulit ternyata. Tapi aku akan mencoba lagi."

Tadi ia berlatih bersama Seungcheol, pria itu mengajarinya ini dan itu sampai dengan mempraktikan langsung. Kapal kecil saja sulit Jongho kawal, nyaris mereka menabrak karang dan terbalik kalau Seungcheol yang mengambil alih serta menahan tabrakan dengan kekuatannya.

Terlihat pakaian Jongho yang basah kuyup karena ia yang terjebur ke dalam laut, untung saja dengan sigap Seungcheol menyelamatkannya. Membawa Jongho kembali ke gua rahasia mereka yang menyuruhnya beristirahat.

Mingyu juga jadi penasaran dengan cara mengemudikan kapal, selama ini ia tak pernah memegang tuas kemudi, perannya biasa menjadi orang yang menjaga sekitar kapal, menurun dan naikkan jangkar. Mungkin setelah ini ia akan belajar juga.

"Kekuatan anggota lain apa saja?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Jongho membuat Mingyu menoleh ke arah pria muda itu.

"Beragam. Ada yang menjadi penguasa elemen air, penguasa elemen api, ada yang bisa terbang."

"Seungcheol hyung bilang ada yang bisa menyembuhkan secara cepat juga ya?"

Ucapan Jongho diangguki Mingyu, tampaknya Seungcheol banyak bercerita dengan Jongho tentang mereka.

"Kekuatanmu apa hyung?"

Mingyu terpaku, sebuah pertanyaan yang tanpa diduga bisa membuatnya terdiam seketika. Ia memandangi tangannya sendiri sambil berpikir mengapa sampai sekarang hanya dirinya sendiri yang kekuatannya belum tampak. Padahal ia yakin sekali kalau bola pijar itu juga masuk ke dalam tubuhnya, selama ini pun Mingyu banyak berpikir tentang hal yang ia inginkan agar bisa memicu kekuatannya keluar. Namun sama sekali tak ada tanda-tandanya.

Sadar diamnya Mingyu mengartikan orang ini sensitif dengan pertanyaan yang dilontarkan Jongho meminta maaf sambil berbisik. Ia lalu tersenyum untuk mencairkan suasana.

"Semoga nanti kau mendapatkan kekuatan yang hebat hyung. Mungkin kekuatanmu adalah kekuatan yang langka, karena itu belum muncul."

Mingyu cukup terhibur dengan perkataan Jongho. Bisa jadi pendapatnya benar.

"Kalau kau punya kekuatan super, kau mau punya kekuatan apa?"

Jongho yang ditanyai terkejut, ia tak pernah berpikir sejauh itu sebelumnya. "Apa ya? Mungkin kekuatan yang bisa membuatku bepergian ke sana kemari dalam waktu singkat. Aku ingin menjelajah ke pulau-pulau lain. Atau mungkin memiliki kekuatan fisik yang hebat."

"Teleportasi ya?"

Dahi Jongho berkerut, kata yang Mingyu sebut asing di telinganya. Ia tak paham.

"Ya itu, teleportasi itu kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu singkat."

Setelah dijelaskan barulah Jongho paham. Kapal di hadapan mereka sudah duapertiga pengerjaan, dengan memaksimalkan kekuatan yang ada perbaikan berjalan lebih cepat. Hanya tinggal memperbaiki kapal-kapal besarnya saja.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang