67. Evakuasi

66 7 0
                                    

Seungcheol memutar kemudi ke arah kiri, mengendalikan kapal yang sukar dikawal karena kerusakannya belum sepenuhnya diperbaiki. Kapal besar ini melaju cepat diikuti beberapa kapal lain di belakang. Chan mengawal kapal besar lainnya, Wonwoo mengemudi kapal kecil dengan Jongho bersamanya sedangkan dua kapal lain dibawa oleh Soonyoung dan Mingyu.

Misi pertama mereka adalah penyelamatan, untuk itu sebisa mungkin mereka harus sampai di pantai dalam waktu cepat. Kapal berlabuh sempurna di pantai, dengan cepat Seungcheol beralih dari posisi kemudi untuk menurunkan jangkar.

Sesuai prediksi Wonwoo, warga yang terdampak gempa bumi berkumpul di satu titik di sisi pantai. Semuanya gelisah, panik dengan sosok beberapa prajurit di depan mencoba menenangkan.

Melihat lima buah kapal bersandar di pantai semuanya langsung heboh, para nahkoda yang baru turun dari kapal langsung diserbu. Semuanya memohon penyelamatan atas diri mereka.

Seungcheol berlari menghampiri prajurit, "apakah semua warga sudah dievakuasi?"

"Belum semua, kami masih mencari."

Tampak tak lama sekelompok prajurit datang dengan membawa tandu bersama mereka, ada korban yang menderita luka parah datang bersama mereka.

Sadar jika ada sosok yang kurang, Wonwoo bertanya, "di mana tuan Gyuri?"

"Teman-teman kita juga tidak ada," tambah Mingyu, Soonyoung sibuk membantu prajurit menenangkan warga.

"Kami tidak bisa menemukan tuan Gyuri di sel" lapor salah satu prajurit. Lantas tim ekspedisi merasa heran dengan perkataan prajurit tersebut.

Eunjo menghela napas, "teman kalian, Joshua, Jihoon dan Jeonghan pergi mendaki gunung. Kalau Jun, aku tadi melihatnya melaporkan keanehan yang terjadi pada tuan Gyuri, lalu mereka pergi ke balai desa dan tidak kembali."

"Tuan Gyuseok menyerang tuan Gyuri," tutur salah seorang prajurit.

Eunjo terperanjat, begitu pun yang lain.

"Tuan Gyuseok?" Eunjo bertanya tak percaya, "bagaimana mungkin? Mengapa dia menyerang tuan Gyuri?"

Prajurit yang ditanyai menggeleng, ia juga tak tahu alasannya. "Sejak sadar tuan Gyuseok menjadi aneh, dia menyerang tuan Gyuri dan mengambil kekuatan tanah dari tuan Gyuri."

Seungcheol menangkap arti lain dari penjelasan sang prajurit, Wonwoo juga. Keduanya menatap ke arah gunung yang muncul kilat dan cahaya biru terang, sudah pasti asal muasalnya ada di sana.

"Kita harus pergi ke puncak gunung," putus Seungcheol, ia berbalik siap menyampaikan intruksi pada rekannya.

Mingyu menghalau, "bagaimana dengan warga di sini? Jika terjadi sesuatu dengan pulau mereka akan dalam bahaya."

"Mereka semua harus keluar dari pulau ini," Seungcheol menatap ke arah kapal yang baru saja mereka kemudikan, semuanya tidak berada di keadaan yang baik karena proses perbaikannya belum rampung. Tetapi dalam keadaan genting begini apa boleh buat.

Wonwoo menggeleng, seolah ia bisa membaca isi pikiran Seungcheol.

"Mereka tidak bisa pergi mengarungi laut, dilihat dari tandanya akan terjadi tsunami. Sama bahayanya."

"Tapi belum terjadi kan?" sahut Mingyu.

Wonwoo mengangguk, dari prediksinya jika garis pantai turun drastis seperti itu ditambah dengan belum ada tanda-tanda lebih lanjut bisa jadi tsunaminya baru akan terjadi beberapa jam kemudian. Namun dengan volume besar yang mampu meluluh-lantahkan seluruh pulau bahkan pulau lain di sekitarnya.

Seungcheol tak bisa lama-lama mengambil keputusan, nyawa banyak orang bergantung padanya. Ia lalu melihat lagi ke arah gunung.

"Naikkan seluruh warga ke atas kapal, kita harus membawa Joshua kemari untuk mengendalikan lautnya."

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang