17. Rencana

169 22 2
                                    

"Menurut buku ini akan ada tujuh pulau yang harus kita lalui, dan kita sudah melewati dua di antaranya."

Jihoon menjelaskan isi dari buku yang ia pegang, yang lain mengamati penjelasan dari pria itu. Semua orang berkumpul di dalam geladak kapal. Wonwoo sudah mengatur kapal dalam mode pelayaran otomatis jadi ia tak perlu berada di ruang kemudi untuk saat ini. Mereka bergerak lambat berlabuh ke arah timur.

"Disebutkan dalam buku ini kita harus membawa beberapa benda dari masing-masing pulau untuk dibawa ke pulau ketujuh," Jihoon membaca bagian lain dari buku yang sempat terlewat.

"Tapi kita sudah melewati dua pulau," sahut Soonyoung.

"Apa artinya kita harus kembali ke pulau sebelumnya?" tanya Dokyeom pula, ia bergidik ketika mengingat keadaan di pulau pertama saat mereka singgah.

Meski merasa ingin menolak fakta yang ada dengan berat hati Jihoon tetap mengangguk lalu menjelaskan bagian lain dari buku yang ia pegang.

"Di pulau pertama kita harus membawa benih tanaman yang berada di tengah-tengah pulau, di pulau kedua kita harus membawa kristal biru yang terletak di dalam gua dan di pulau ketiga kita harus membawa air dari pulau itu."

"Kembali ke pulau pertama?" Seungkwan bergidik ngeri, "yang benar saja harus ke tengah-tengah pulau itu untuk mengambil benih? Kita berada di pantai saja tanaman menjalar bisa menjerat kita apalagi sampai ke tengah."

"Pasti ada cara." kata Seungcheol yakin.

"Gua? Seingatku tidak ada gua di pulau kedua."

Mereka yang telah menjelajah pulau menyetujui perkataan Mingyu, rasanya telah cukup jauh mereka masuk ke dalam hutan tetapi mereka tak menemukan apa yang dimaksud dari buku.

"Berbahaya jika kita kembali," kini Myungho yang bicara, "penjahat-penjahat itu pasti akan menyerang kita lagi."

"Lalu bagaimana? Kita tidak bisa pergi begitu saja tanpa barang yang diminta."

Ucapan Chan juga disetujui yang lain. Mereka sibuk mencari cara efektif agar segala misi bisa diselesaikan dengan baik.

"Bagaimana jika kita ke pulau selanjutnya saja dulu?" usul Wonwoo, "kita bisa singgah di sana sambil mencari barang yang diminta, baru sehabis itu kita kembali ke pulau kedua dan pulau pertama."

"Untuk pulau kedua rasanya aman jika tidak ada gangguan dari para penjahat, tapi bagaimana dengan pulau pertama?"

"Tidak ada cara lain, kita harus menggunakan kekuatan yang kita miliki," Soonyoung bersuara dengan tangan yang terkepal, beemaksud memberi semangat.

Sebetulnya ide yang Soonyoung berikan tidaklah buruk, hanya saja ada beberapa orang yang tidak yakin dengan usulan tersebut karena mereka masih belum tahu akan ada makhluk apa lagi yang mendiami pulau itu.

"Untuk menuju ke pulau kedua mungkin kita bisa menggunakan mode kapal selam, itu sudah bisa digunakan." Wonwoo menjelaskan.

Joshua menggeleng atas usul Wonwoo.

"Tidak. Ada sesuatu di bawah air, aku tidak tahu tapi akan berbahaya jika kita menyelam."

"Terus? Bagaimana kita melaluinya?"

Seungcheol menarik napas dalam, ia juga tidak tahu cara apa yang bisa mereka lalukan agar selamat. Ia merasa menyesal karena tidak tanggap dalam berpikir.

"Menurutku kita bisa mengikuti usul Wonwoo dulu." Jihoon berkata lagi, "lagi pun jarak kita sudah cukup jauh dari pulau sebelumnya, akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali sedangkan perbekalan kita semakin menipis."

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang