09. Kapal Tua

168 28 2
                                    

Beberapa orang turun dari kapal untuk memeriksa sekitar sementara sisanya masih berada di dalam kapal untuk menjaga kapal. Mereka yang menjelajah di sekitar pulau adalah Joshua, Jihoon, Seungkwan, Dokyeom serta Mingyu yang menjadi komandan penjelajahan. Sementara itu Wonwoo sibuk berada di ruang kendali untuk memperbaiki beberapa komponen yang tidak berfungsi.

Chan, Jun dan Jeonghan berada di bawah kapal, memperbaiki badan kapal yang penyok karena benturan dengan karang. Sementara itu sang penjahat tengah diintrogasi oleh Soonyoung, Myungho dan Seungcheol. Tangannya sudah diobati dan diberi perban agar tidak terjadi pendarahan, mereka harus cepat kembali ke rumah sakit untuk mengeluarkan peluru dari tangan orang itu sebelum terjadi komplikasi.

"Kembalikan petanya," Soonyoung menyergak, ia duduk di depan pria itu.

Orang itu menggeleng, Soonyoung kesal lalu mengangkat tangannya hendak melayangkan pukulan, "kau ini ya!"

"Jangan lakukan!" titah Seungcheol menahan lengan Soonyoung, ia menjauhkan lengan Soonyoung dari pria itu, biar dia saja yang menghadapinya. Tanpa diduga Seungcheol melepas borgol pada tangan yang terluka, memposisikan lengan kiri itu lurus, bertumpu pada dada.

Orang itu meringis menahan rasa sakit pada luka tembak yang mengenainya, bagaimana pun masih ada peluru yang bersarang di sana.

"Mengapa kau melakukan semua ini?" tanya Seungcheol dengan nada lembut.

Soonyoung dan Myungho yang berada di sekitarnya malah emosi, mereka tak habis pikir kalau Seungcheol masih bisa bersikap baik seperti itu. Orang yang ditanyai tak menjawab, hanya menunduk, enggan bertatapan langsung dengan orang yang tadi ia sergak.

"Kau tidak punya mulut ya, kemari akan kurobek mulutmu." Soonyoung yang sudah tersulut amarah bergerak mendekat, cepat-cepat Seungcheol menahan agar Soonyoung tak melakukan apa yang telah ia sebutkan tadi.

"Seharusnya kau berikan saja kapalmu padaku, kita semua tidak perlu tersesat seperti ini," kata orang itu angkat bicara.

"Hah? Kau gila ya?" Jawab Soonyoung, "jika sejak awal kau tidak berusaha mencuri kapal kami tidak akan tersesat."

Orang itu menurunkan tangannya perlahan, "kau harus berterimakasih padaku," ia menatap lurus ke arah Seungcheol.

Seungcheol yang ditatap berekspresi bingung, ia tak tahu untuk alasan apa ia harus berterimakasih pada orang aneh ini. Malahan ia merasa kesal karena orang ini mereka semua berada di tempat antah berantah, ditambah Seungcheol tahu peta miliknya juga dicuri oleh orang ini. Jelas sekali tujuannya tidaklah baik.

"Untuk apa?"

"Aku yang menyelamatkanmu saat kau tenggelam di sungai," kata orang itu lagi, "aku yang menyuruh orang-orang agar melihat ke arah sungai. Kalau tidak mungkin kau sudah mati saat itu."

Tidak ada yang tahu keaslian cerita dari orang ini, bisa jadi benar, bisa juga tidak. Seungcheol tidak tahu karena begitu sadar ia sudah berada di rumah sakit sementara Soonyoung yang ikut ketika mengevakuasi Seungcheol juga tak tahu pastinya siapa yang melaporkan soal penemuan seseorang di sungai Han.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya."

Seungcheol menatap lurus ke arah pria itu.

"Berikan kapalmu agar aku bisa pulang ke negeriku."

Soonyoung dan Myungho saling tatap dengan raut wajah bingung. Apalagi bagi Myungho yang belum tahu apapun tentang Seungcheol, ia bahkan terkejut bukan main ketika baru hendak membantu para sandera turun kapalnya malah beranjak naik bahkan terbang di angkasa luas.

Mengerjap bingung, Seungcheol mengerutkan alis sembari memikirkan hal-hal yang mungkin benar soal orang di hadapannya ini. Siapa tahu mereka berasal dari tempat yang sama. "Negerimu? Kau berasal dari mana?"

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang