37. Penyergapan Bawah Air

159 17 2
                                    

"Sudah berapa hari kita berlayar? Aku bosan sekali melihat air terus-menerus."

Orang yang mengeluh itu keluar dari geladak bawah sembari membawa tiga buah pisang dalam saku, ada satu di tangan sudah dibuka kulitnya lalu dilahap. Ia baru saja dibangunkan oleh Mingyu untuk gantian berjaga. Soonyoung dan Jihoon yang duduk di anjungan kapal memperhatikan orang itu yang kemudian bergabung bersama mereka.

"Sudah sekitar empat hari," jawab Jihoon, dalam pangkuannya ada buku petunjuk tentang samudra penghadang mortal.

Sementara itu Soonyoung menurunkan teropong dari depan mata, sejauh apa yang ia lihat hanya terdapat hambaran laut luas seakan tak memiliki ujung.

"Padahal kau pengendali air, tapi bosan melihat air," sindir Soonyoung.

Joshua melengos, niatnya berbagi makanan dengan dua orang ini rasanya hendak diurungkan saja. Ia memberikan sebuah pisang kepada Jihoon dengan baik-baik, lain ketika ia memberikannya pada Soonyoung. Pria itu hampir marah karena tindakan Joshua.

"Kau ini kelihatannya makan terus-menerus, kita harus berhemat karena perjalanan masih panjang," kata Soonyoung menyindir lagi.

Pasalnya dari apa yang ia lihat Joshua adalah orang yang paling aktif kalau soal makan, kalau ada anggota yang tidak selera makan jatahnya akan diambil oleh Joshua.

Joshua mengangguk, setuju dengan apa yang Soonyoung katakan. Ia juga merasa heran karena  rasanya dulu ia tidak selahap ini soal makan, malahan beberapa jenis makanan yang ia makan sebelumnya bukanlah makanan yang ia gemari. Apa karena naluri bertahan hidup yang tinggi membuatnya begini?

Sebagai orang yang cukup berkontribusi dalam mengumpulkan makanan, Soonyoung merasa agak kesal karena sebelumnya Joshua seakan tidak mau tahu kalau mereka tengah sibuk mengumpulkan bahan makanan. Tetapi sekarang dia yang paling banyak makan.

"Oh iya Josh," Jihoon mengubah posisi duduknya, membelakangi bagian depan kapal menjadi menghadap Joshua, "di laut sekitar pulau kedua katamu jangan sampai terjatuh ke dalam air kan?"

Mengingat apa yang pernah dikatakannya tempo hari, Joshua mengangguk.

"Ya, kurasa ada sesuatu di sana."

"Kami bertemu dengan sesuatu yang mungkin kau maksud."

Spontan Joshua langsung melotot, Soonyoung yang sudah pernah mendengar cerita ini sebelumnya menyimak saja.

"Benda apa itu?! Dia besar kan?"

Jihoon mengangguk mengiyakan, ia membuka salah satu halaman di mana Myungho menggambar sketsa dari makhluk yan mereka temui hari itu. Jihoon menunjukannya pada Joshua.

"Kelihatannya dia seperti paus, hanya saja tubuhnya seperti terbuat dari besi dengan mata menyala yang bersinar terang."

Dahi Joshua berkerut, buku di tangannya memggambarkan bentuk macam paus yang besarnya berbanding lurus dengan kapal serta penjelasan singkat bagaimana kondisi fisik dari mahkluk itu.

"Kau yakin?" tanya Joshua heran, "berbentuk paus tapi badannya dari besi, apa dia mutan?"

"Mungkin," sahut Jihoon, "aku sendiri tidak tahu apakah makhluk ini berbahaya atau tidak, tapi yang jelas kita harus berhati-hati jika sewaktu-waktu menggunakan mode kapal selam."

Memperhatikan lagi bentuk yang sudah digambarkan, Joshua berusaha mengingat kembali kejadian di mana ia dijatuhkan dari kapal waktu itu. Ingatannya samar-samar.

Menyadari sesuatu, Joshua berkata, "tapi, yang kulihat waktu itu bentuknya tidak seperti paus."

Gludakk

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang