33. Kristal Syra

120 17 0
                                    

Joshua maupun Dokyeom tidak tahu seberapa jauh mereka telah menyelam, namun yang jelas tekanan air pada tempat mereka berada sangatlah kuat hingga rasanya sangat melelahkan untuk sekadar menggerakkan lengan.

Keduanya berhenti begitu melihat ujung dari telaga yang berbatasan dengan air asin, bentuknya seperti sebuah portal menuju dunia lain. Bertukar pandang lalu mengangguk, keduanya kemudian menembus batas tersebut dan langsung bertemu dengan hamparan luas lautan di dalamnya yang menjadikan pulau di atas mereka seolah terapung.

Mata Joshua terbelalak, ia memberi kode pada Dokyeom yang telah mengubah dirinya menjadi seekor ikan marlin besar. Kemudian mereka berenang masuk pada salah satu celah pada bagian pulau tak jauh dari tempat di mana mereka keluar.

Begitu masuk, mereka langsung disambut dengan gua rahasia yang memiliki udara di dalamnya. Entah dengan cara apa namun yang jelas keduanya bisa bernapas dengan normal.

Joshua yang pertama naik ke permukaan, barulah ia mengulurkan tangan untuk membantu Dokyeom. Mereka berdua terperangah dengan apa yang mereka lihat sekarang. Seperti sebuah surga tersembunyi, tempat ini benar-benar menakjubkan.

Gua ini terbuat dari batu transparan pada bagian atasnya sehingga bisa mereka lihat pemandangan arus laut. Cahaya bisa masuk, tempat ini tidak gelap sama sekali. Malahan begitu bersinar dengan kumpulan bongkahan kristal yang sudah mencuat pada beberapa sisi gua.

"Waaah," ungkap Dokyeom kagum.

Joshua melangkah ke depan, memimpin jalan. Ini tidaklah sulit, ia lalu mengeluarkan palu dari dalam tadi yang ia bawa dan menjadikannya sebagai alat untuk mengambil kristal. Beberapa bongkah kristal pecah, lepas dari tempatnya karena perlakuan itu.

Dokyeom berjongkok, memungut kristal yang jatuh, mengamati benda bersinar biru itu dengan mata berbinar. Benar-benar cantik.

"Kurasa cukup," kata Joshua, menyimpan kembali peralatan yang ia gunakan sambil memasukkan bongkahan kristal yang sudah ditambang ke dalam tas, "ayo, kita harus kembali."

Setuju, Dokyeom mengangguk dan berjalan kembali menuju perairan. Baru saja menyelam selama beberapa saat Joshua langsung buru-buru berenang kembali menuju permukaan, Dokyeom yang heran mengubah wujudnya lagi menjadi manusia.

"Ada apa?" tanya Dokyeom khawatir.

Joshua memperhatikan tangannya, ia mencoba untuk menyelam lagi namun hasilnya sama saja, "aku... aku tidak bisa bernapas di dalam air lagi" katanya ketika muncul di permukaan.

Dokyeom melotot, berpikir bagaimana hal itu bisa terjadi. Mereka sudah menyelam cukup lama tadi, apa karena Joshua kelelahan?

Mengulangi penyelaman nyatanya Joshua masih tidak bisa bernapas di dalam air seperti tadi, ia mulai bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi pada dirinya. Ini akan gawat, mereka berada jauh sekali dengan bagian atas pulau. Bagaimana caranya pulang kalau ia tak bisa bernapas di dalam air dalam waktu lama.

"Kemarikan tasnya hyung," ucap Dokyeom, siapa tahu benda itu yang memberatkan karena telah diisi. Joshua segera memberikan tas yang terkalung pada lehernya pada Dokyeom, kemudian ia memejamkan mata dan mencoba menyelam lagi untuk kesekian kalinya. Dia berhasil, sekarang dia kembali bisa bernapas.

"Aku sudah bisa bernapas lagi di dalam air!" seru Joshua senang.

Dokyeom tersenyum, "bagus, ayo kita pulang."

Joshua menyelam duluan, Dokyeom yang hendak mengubah dirinya kembali menjadi bentuk ikan marlin tidak berhasil menggunakan kekuatan sampai mencoba berulang kali. Melihat tidak adanya pergerakan dari Dokyeom, Joshua berbalik menghampiri pria itu.

"Ada apa?"

"Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku."

Alis Joshua bertaut, ia merasa heran. Tadi dirinya yang tidak bisa menggunakan kekuatannya, sekarang Dokyeom. Ini aneh sekali.

"Sungguh?"

"Iyaa," Dokyeom memejamkan mata, namun sama sekali tak ada perubahan.

Menyadari sesuatu yang bisa saja menjadi penyebab kekuatan mereka tak berfungsi, Joshua berkata, "kemarikan lagi tasnya."

Dokyeom patuh, melepaskan tas itu lalu memberikannya pada Joshua.

"Sekarang coba ubah dirimu."

Perkataan Joshua dituruti, dan anehnya sekarang Dokyeom bisa mengubah dirinya lagi. Ia sekarang terbang berputar di udara setelah berhasil mengubah dirinya menjadi seekor burung camar.

Sadar kalau kekuatan mereka tak berfungsi jika mereka membawa kristal syra, Joshua kemudian memanjangkan tali pada tas tersebut dan mengikatnya pada pergelangan kaki. Berharap dengan cara itu kekuatannya tetap bisa digunakan. Ia lalu mencoba menyelam selama beberapa saat tapi sayangnya kekuatannya tidak bisa digunakan.

Dokyeom mengubah dirinya dalam bentuk manusia kembali.

"Sepertinya jika kita membawa kristal ini, kita tidak bisa menggunakan kekuatan kita," simpul Joshua, ia memegang tas itu dengan tangannya.

Dokyeom yang juga telah sadar tentang alasan mengapa kekuatannya tadi tak bisa digunakan mengangguk setuju, "lalu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?"

Melihat sekitar, Joshua berpikir mencari solusi. Akan sulit bagi mereka kembali ke atas kalau tak punya kekuatan.

"Oh!" Dokyeom berseru, ia punya rencana, "begini saja, kita membawa tas ini secara bergantian. Jadi misal tas ini dibawa olehmu, kau harus mampu menahan napas selama beberapa saat sementara aku mengubah diriku menjadi ikan untuk keluar dari tempat ini. Lalu kita bisa bertukar posisi nanti."

Menjentikkan jari, Joshua setuju dengan ide Dokyeom. Ia lalu menaikkan posisi tas itu pada bahunya. Dokyeom berubah menjadi seekoe ikan marlin besar, Joshua berpegangan pada sirip ekornya. Ia menarik napas panjang sebelum menyelam dan Dokyeom membawanya berenang cepat keluar dari celah hingga mereka kembali pada batas tadi.

Kini posisinya berganti, Joshua menyampirkan tas itu pada ekor Dokyeom dan dia langsung berubah menjadi manusia. Joshua bernapas lega di dalam air lalu menarik lengan Dokyeom menuju ke atas.

Mereka terus bergantian seperti itu hingga hampir sampai pada permukaan telaga. Namun sayangnya Dokyeom tak mampu lagi menahan napasnya sehingga ia perlahan-lahan tenggelam. Menyadari hal itu Joshua berbalik, mencoba menarik Dokyeom. Tetapi hal itu membuat tas yang tergantung di lengan Dokyeom terlepas.

Pria itu tak sadarkan diri, ia tak bisa berubah menjadi apapun. Lantas Joshua mencoba menangkap tas itu terlebih dahulu, sayangnya hanya sebongkah kristal yang berhasil ia selamatkan. Napasnya langsung tercekat. Cepat-cepat ia menangkap tubuh Dokyeom. Mengerahkan seluruh tenaga sampai ke permukaan.

Susah payah ia menarik tubuh Dokyeom keluar dari air, anggota lain yang sadar mereka telah kembali segera bergerak cepat. Ketika keduanya telah keluar dari air dan berhasil mendapatkan barang yang mereka cari, Joshua tersenyum lalu terhuyung sebelum akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.

"Josh!" Jeonghan berseru, langsung membalik tubuh Joshua yang terjatuh dalam posisi tengkurap.

Yang lain mengurusi Dokyeom, Myungho memeriksa detak jantung Dokyeom persis sama dengan cara yang Jeonghan lakukan tempo hari.

"Dia masih hidup," terang Myungho setelah mengecek keadaan Dokyeom.

Jeonghan yang hendak menggunakan kekuatan penyembuhannya dilarang oleh Hansol, pria itu kembali mengingatkan soal nyawa mereka yang akan terancam bila terus-terusan menggunakan kekuatan. Memang keadaan Joshua saat ini tidaklah begitu parah, tetapi Jeonghan tidak bisa melihat Joshua yang terus-terusan tak sadarkan diri di hadapannya.

Namun, ia juga menyayangi nyawanya sendiri. Siapa yang akan menyembuhkan orang-orang ini kalau bukan dirinya. Jadi dia harus tetap hidup.

"Bawa mereka ke tempat lain dan hangatkan tubuh mereka."

Perkataan Seungcheol segera dipatuhi oleh yang lain, mereka bergerak kompak membawa Joshua dan Dokyeom mendekati perapian yang telah mereka bangun. Kristal tadi dibawa oleh Mingyu untuk dimasukkan ke dalam wadah khusus di mana mereka menyimpan barang-barang yang telah didapatkan.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang