52. Perubahan

91 12 0
                                    

Jihoon dan Myungho diam, ikut memikirkan apa yang Jun ceritakan pada mereka barusan. Sejak pagi ketiganya sudah berada di tempat yang disebut sekolah untuk mencari petunjuk. Di tempat ini ada banyak sekali buku,  beragam jenis sampai ada yang serupa dengan buku yang tim ekspedisi miliki sehingga Jihoon berasumsi jika semua buku yang mereka miliki selama penjelajahan berasal dari tempat ini.

Jun yang bercerita mengedarkan pandangan. Sejujurnya ia agak ragu pada dirinya sendiri, ia tidak bisa memastikan apakah suara yang ia dengar semalam berasal dari gadis cilik itu atau dari hewan sekitar. Kalau dari gadis itu, Hyunjin saja bilang kalau dia bisu bagaimana bisa bicara? Kalau dari hewan mengapa yang dikatakannya adalah 'jangan mengulangi kesalahan yang sama'.

Bersikeras Jun memikirkan maksud ucapannya, memangnya dia melakukan kesalahan apa yang diberi peringatan? Atau perkataan itu ditujukan untuk mereka semua. Tetapi, untuk hal apa? Rasanya ada banyak kesalahan yang mereka perbuat sampai sulit menebak mana yang dimaksud.

"Apa mungkin aku berhalusinasi ya?" celetuk Jun heran.

Jihoon ikut berpikir sementara Myungho menurunkan buku yang ia baca, tepat dengan perkataan Jun ia turut merasa ada yang janggal dengan buku yang ada di tangannya.

"Ada halaman yang menghilang," katanya.

Perhatian Jihoon yang tadi memikirkan ucapan Jun beralih pada apa yang Myungho katakan. Begitu juga Jun.

"Benarkah?"

Myungho menunjuk pada bagian yang ia rasa aneh pada Jun yang bertanya, Jihoon turut memperhatikan.

"Hm sebetulnya itu bisa saja terjadi karena bukunya sudah lama."

Jawaban dari Jihoon ada benarnya karena dilihat dari fisiknya saja buku ini sudah tak lagi mulus, bahkan beberapa lembar habis dimakan rayap. Lantas Myungho berdiri, bermaksud menukar buku yang saat ini ia pegang dengan buku lain dengan judul yang sama. Mencari buku yang masih lengkap halamannya.

Sementara itu Jihoon berpendapat soal pertanyaan yang tadi Jun ajukan, "bisa saja halusinasi, tapi mungkin kau bisa memastikannya jika bertemu lagi dengan anak itu."

Myungho berdiri di depan rak buku, pandangannya menyusuri jejeran buku dengan sampul biru tua yang dari ukiran pada raknya berisi tentang lautan. Tangannya meraih sebuah buku yang identik dengan buku yang tadi ia baca, langsung dibukanya menuju halaman yang tadinya hilang. Namun, di dalam buku itu juga tak dijumpai halaman yang dimaksud. Malahan di buku kedua tampak bekas robek seolah bagian yang hilang itu dicabut secara paksa.

Seluruh buku di sekolah ini terbuat dari serat pohon dan benang sutra, teksturnya mirip dengan peta milik Seungcheol. Jika diraba akan tahu kalau untuk merusak bahan semacam ini cukup sulit.

Mengabaikan Jihoon dan Jun yang mulai berteori macam-macam tentang cerita Jun, Myungho mengalihkan pandangannya untuk mencari buku lain yang mungkin isinya masih lengkap. Sampai empat buku dengan judul sama pun, di bagian yang sama juga halamannya hilang.

Mendengkus, Myungho meletakkan semuanya kembali ke tempat semula. Di buku terakhir yang ia baca tadi, sengaja ia lipat bagian terakhir bacaannya sebagai penanda, kemudian seluruh halamannya dibuka tutup secara acak hingga sampai di suatu halaman yang belum Myungho baca. Terdapat secarik kertas di dalamnya yang terlipat.

Penasaran, langsung saja Myungho mengambil kertas tersebut dan membukanya. Ia ingat betul halaman terakhir bacaannya dan kertas yang besarnya tak sampai seperempat dari lembaran kertas lain ini merupakan halaman selanjutnya. Itu bagian halaman yang hilang.

Bentuknya tak lagi utuh, hanya tersisa bagian sub judul "Tessera" di bagian atas.

Srrttt.

Spontan Myungho mengambil langkah mundur begitu rak di hadapannya mengeluarkan suara nyaring dan bergetar setelah ia menyebut sub-judul kertas tadi, Jun dan Jihoon dan berada tak jauh ikut menoleh ke arah mana suara berasal.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang