55. Hari Ini

100 13 2
                                    

Mereka yang tadi memperbaiki kapal sampai di rumah tepat sebelum rintik hujan turun dengan derasnya. Mingyu yang masuk paling akhir segera menyambut obor dari tangan Jeonghan untuk menyalakan lampu suluh yang terletak tepat di sebelah pintu masuk. Ia lalu berjalan sembari membantu Jeonghan menyalakan lampu lain yang berada di tengah ruangan.

Dalam sekejap ruangan besar ini menjadi lebih terang. Tak lama terdengar suara gaduh dari luar rumah dibarengi dengan langkah tergesa, menampakkan Jun, Myungho dan Jihoon yang mengibas lengan serta rambut mereka yang basah terkena hujan.

Beberapa detik berselang rombongan yang membantu di perkebunan juga sampai dengan pakaian basah serta satu keranjang yang penuh dengan berbagai jenis sayuran.

"Hujannya deras sekali," keluh Seungkwa, lantas ia meletakkan keranjang sayur di bawah dan memancarkan semburan api dari telapak tangan untuk menghangatkan diri.

Dokyeom keluar dari dapur begitu mendengar suara gaduh, ia melengos sambil berkacak pinggang ketika melihat mereka yang baru pulang kembali dengan keadaa basah membuat tanah yang mereka injak ikut basah. Lama-lama bisa berubah menjadi lumpur.

"Keringkan diri kalian," ocehnya.

Beberapa langsung mengerjakan sementara yang lain diam di posisi, mengabsen jumlah anggota.

"Wonwoo mana?" tanya Jeonghan langsung.

Sebagai orang yang tadi bersama Wonwoo, Seungcheol menjawab, "dia mampir ke gudang desa dulu untuk membantu warga mengembalikan beberapa barang. Katanya akan segera kembali jika sudah selesai. Kurasa dia berteduh dulu di sana karena hujan sudah sederas ini."

Pendapat Seungcheol dapat diterima, setidaknya mereka tahu bagaimana kabar Wonwoo sekarang.

"Apakah Hansol tadi menemuimu Kwan?" tanya Jun setelahnya, ia berdiri di sebelah Seungkwan yang memancarkan api sampai ke bagian lengan.

Seungkwan mengangguk.

"Hansol?" Jeonghan yang bereaksi.

"Yaa," Joshua membalas, "aneh sekali dia itu. Tiba-tiba mengajak Seungkwan ke puncak gunung."

"Iya. Entah apa yang mau dia tunjukkan."

Seungkwan menyahut dengan nada kesal, mendadak ia panik sendiri karena api yang keluar dari pori lengannya menyambar bagian lengan baju.

"Jadi kalian bertemu dengan Hansol juga?" tanya Chan penasaran.

Tiga orang yang tadi sibuk di sekolah mengangguk bersamaan.

"Tidak kalian ajak pulang? Bagaimana keadaannya? Dia baik kan?"

Pertanyaan beruntun dari Jeonghan langsung diangguki oleh Chan. Sebagai orang yang melakukan basa-basi dengan Hansol ia membenarkan kalau mereka sudah memberikan penawaran.

"Dia tidak menjawab, aku sudah memberi tahu letak rumah kita jadi kalau dia mau kembali pasti langsung pulang."

Mendengar penjelasan Chan ada rasa lega dalam diri Jeonghan. Melihat keadaan Hansol yang cukup parah saat mereka pertama bertemu ia terus merasa khawatir dengan kondisi pria itu jika tidak bersama mereka. Rasanya tidak aman saja.

Dokyeom baru kembali dari dapur sambil membawa panci besar, disusul oleh Mingyu yang membawa wadah lain. Soonyoung berdiri bersandar pada daun pintu dapur.

"Tolong bantu menyiapkan makanan ini kalau kalian mau makan, kalau diam saja tidak ada jatah makan untuk kalian."

Perkataan Soonyoung seolah menjadi ancaman, mereka yang tadi tak bergeming atas perintah Dokyeom buru-buru melangkah. Jejak air berbekas di sepanjang jalan yang mereka lalui, sontak hal itu menimbulkan tatapan sinis dari Dokyeom yang hendak kembali ke dapur.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang