26. Bunga Hujan Bintang

131 21 2
                                    

Tiga orang manusia itu berjalan beriringan dengan langkah pelan, mereka harus hati-hati karena sangat minim penerangan ditambah jalanan terjal yang menyulitkan mereka untuk bergerak cepat. Bahkan Dokyeom yang mengubah wujud menjadi burung hantu pun tidak banyak membantu untuk mereka keluar dari ngarai dalam ini.

"Di sini sangat gelap" keluh Jun yang sekarang tengah berjongkok, meraba sekitar untuk memastikan pijakannya sudah benar.

Wonwoo bertambah kesulitan jika begini, ia hanya bisa mengandalkan Jun untuk memilih jalan yang benar agar mereka semua tidak jatuh atau pun berada pada situasi yang berbahaya.

Setelah memijak pada tanah keras yang tepat, Jun terdiam di tempatnya karena sayup-sayup mendengar suara rintihan. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari sumber suara itu.

"Kenapa Jun hyung?" tanya Dokyeom yang berada di belakang Wonwoo.

Jun meletakkan tangannya di belakang daun telinga, mencoba mendengar lebih jelas. "Aku seperti mendengar suara. Dokyeom apa kau bisa berubah menjadi hewan yang peka dengan suara? Rasanya suara itu menggema di sini."

Wonwoo yang tidak paham dengan apa maksud Jun diam saja. Memang Jun menjadi lebih sensitif setelah mendapatkan kekuatan ini, hal itu wajar karena telinganya bisa mendengar suara hewan sekecil semut pun.

Alis Dokyeom bersatu, agak heran dengan permintaan Jun namun ia langsung mengerjakannya dengan berubah wujud menjadi seekor anjing labrador besar. Begitu berubah wujud, Dokyeom langsung bisa mendengar suara rintihan yang tampaknya sejak tadi Jun katakan. Ia kemudian melolong sebelum mengendus tanah untuk mencari apapun sosok yang menimbulkan suara itu.

Jun berjalan pelan sambil menintin Wonwoo mengikuti Dokyeom yang bergerak menyusuri jejak sesuatu di tanah hingga membawa mereka berada di depan mulut gua pada dasar ngarai.

Dokyeom melolong lagi, suara itu berhenti sejenak sebelum terdengar seperti putus-putus.

"Hei kau yang di sana!" seru Jun kuat, suaranya menggema pada dinding ngarai, "apa kau baik-baik saja?"

Sementara Jun dan Dokyeom mengerahkan kekuatan, Wonwoo diam di tempat sembari menerka-nerka sosok apa yang sedang Jun coba ajak bicara. Sekarang Wonwoo bisa mendengar suara itu, suara ringkikan nyaring.

"Apa kau hantu?"

Pertanyaan Jun membuat Wonwoo bergidik. Dokyeom mengendus bau yang lebih kuat, melolong lagi dan segera bergerak masuk ke dalam gua. Mau tidak mau Wonwoo harus bergerak saat Jun menarik tangannya untuk mengikuti langkah Dokyeom yang tampak bersemangat menghampiri sosok apapun itu.

Pada tempat lain, mereka yang tadi berada di atas kapal sekarang sudah masuk ke dalam hutan. Hanya tersisa Chan, Myungho, dan Mingyu saja yang ada di kapal sedangkan sisanya turun untuk mencari tim penjelajah pulau yang belum juga kembali hingga larut.

Benar kata Jeonghan soal tanaman di pulau ini yang tidak agresid ketika malam. Mereka bisa melintas dengan aman sampai berada di tengah-tengah pulau, tempat di mana kemungkinan tumbuhan yang menjadi syarat dan juga kemungkinan tim penjelajah berada.

Jeonghan berjalan cepat begitu melihat sebuah pohon besar dengan bunga bersinar berada tak jauh dari mereka. Ketika sampai, ia terkejut melihat Seungkwan dan Joshua yang terbaring tak sadarkan diri di bawahnya.

"Teman-teman!" Jeonghan berseru memanggil yang lain, "Joshua dan Seungkwan ada di sini!"

Orang-orang itu segera berjalan mendekat.

Jeonghan menggeram kesal ketika melihat Joshua yang entah untuk keberapa kalinya tak berdaya di hadapan Jeonghan. Padahal katanya tidak akan membiarka hal ini terulang lagi. Jeonghan menggenggam tangan Joshua untuk merasakan apa yang terjadi pada dua orang ini.

✔Even If The World Ends Tomorrow [SEVENTEEN] Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang