∘☽ BAB 1 : Flashdisk Kelinci (2) ☾∘

92 6 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Manajer menghitung jumlah buku di rak. "Ada dua buku yang terjual, ya?"

Cla mengangguk pelan. "Iya. Aku berniat menerbitkan novel romance lainnya yang berjudul 'Derai Ombak'. Aku sempat mengirimkan naskahnya ke penerbit, tapi ditolak. Tolong yakinkan mereka untuk menerbitkan karyaku yang ini."

Manajer menatap Cla. "Aku sudah menyuruhmu berganti genre. Kenapa kau tetap bertahan dengan genre romance? Yang sedang trend saat ini adalah thriller dan horor. Cobalah menulis thriller dan horor," ucapnya.

"Aku tidak bisa, aku tidak bisa melakukan apa yang tidak bisa aku lakukan," tolak Cla.

Manajer tampak berpikir. "Kalau begitu, cobalah menulis novel romantis yang ada bagian seksnya. Fan service itu perlu."

Cla menggeleng. "Aku tidak bisa."

Manajer menyentuh bahu Cla, menatap gadis itu dengan tatapan lapar. "Bagaimana jika kita sedikit bermain? Kau mungkin akan mendapatkan inspirasi menulis dari pengalaman langsung," ucapnya.

"Tidak," tolak Cla sembari menjauh dari Manajer.

"Berapa utangmu?" tanya Manajer.

"Kau tak perlu tahu," sahut Cla.

Manajer menautkan alisnya. "Tidak hanya utang pada penerbit, tapi juga utang mendiang orang tuamu. Iya, kan?" Pria itu mendekat.

Cla mundur. "Jangan macam-macam."

"Sebelumnya kau tidak marah saat aku meraba tubuhmu." Manajer semakin dekat dan mendorong Cla ke sofa, lalu menindihnya.

Cla menahan dada Manajer. "Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Karena kau gadis malang yang hidup sebatang kara dan membutuhkan sandaran. Kau hanya sendiri. Akan lebih mudah bermain bersamamu," kata Manajer.

Cla menatap Manajer dengan mata bergetar. "Menyingkir dariku!" teriaknya.

"Aku akan memberikan apa yang kau inginkan termasuk membayar semua utangmu dengan syarat yang kusebutkan semalam di telepon. Kau mau, kan?" bisik Manajer di telinga Cla.

"Aku hanya ingin hidup normal, makan sehari tiga kali, dan menjalani pekerjaan sesuai dengan passion-ku," kata Cla pelan.

"Benar. Itu bukan hal yang sulit jadi...." Manajer mengecup cuping telinga Cla.

Tanpa diduga, Cla menendang selangkangan Manajer hingga pria itu terjungkal dan mengerang kesakitan. Cla berlari keluar.

"Gadis sialan itu," gerutu Manajer sembari bangkit dan berjalan terhuyung.

Terdengar suara ponsel berdering dari dalam tas Cla. Karena penasaran, Manajer mengambil ponsel tersebut dan memeriksanya, ternyata ada telepon dari kontak bernama Amy. Tanpa pikir panjang, Manajer mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?" Manajer menunggu respon dari seberang sana, tetapi penelepon tak bersuara sama sekali. Beberapa saat kemudian, panggilan diakhiri dengan sepihak.

Manajer meletakkan kembali ponsel Cla ke dalam tas, kemudian melenggang pergi. "Sebaiknya aku pergi dari sini. Bahaya sekali jika Cla melapor pada polisi," ucapnya sembari memasuki mobil.

Sementara itu, Cla bersembunyi di balik pot-pot besar di samping rumah. Ia melihat mobil Manajer yang melaju pergi meninggalkan kediamannya. Cla bangkit dan kembali masuk ke rumah.

Malam harinya, Cla sibuk melanjutkan mengetik novel thriller yang sedang digarapnya. Hingga jam menunjukkan pukul 1 malam, Cla masih mengetik.

"Baiklah, karena alurnya sudah rapi, aku bisa dengan mudah merangkai narasinya," gumam Cla, ia memasang ekspresi berpikir. "Sepertinya akan selesai dalam 1 minggu. Ternyata novel thriller tidak sesulit itu. Hanya perlu membuat pembaca merasakan ketegangan dan kengerian."

Cla meregangkan tubuhnya, lalu pergi tidur. Namun, ia teringat dengan ucapan Manajer yang mengatainya 'pengangguran'. Cla bangkit dari tempat tidur, lalu bergegas mengeluarkan beberapa map dari dalam lemari.

Ada sekitar 30 map yang masih baru. Cla kembali duduk di kursinya, ia membuka situs lowongan pekerjaan dari berbagai perusahaan secara acak. Pekerjaan apa pun yang perusahaannya membutuhkan karyawan, Cla tak peduli. Ia tetap membuat surat lamaran yang ditujukan ke perusahaan-perusahaan itu.

"Besok akan aku kirim semua surat ini ke pos. Aku sudah terbiasa dengan pekerjaan yang tak bisa aku lakukan," gumam Cla.

Dalam tiga hari, kehidupan Cla berjalan seperti biasanya. Ia menulis novel, melakukan aktivitas di rumah, jalan-jalan sebentar, dan mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke perusahaan-perusahaan tertentu.

Namun, selama tiga hari berlalu, perusahaan-perusahaan yang dikirimi surat lamaran pekerjaan tak memberikan kabar.

Cla merasa bosan. "Aku tak bisa terus bergantung pada pekerjaan yang belum pasti. Untuk saat ini, ada naskah action-thriller yang kemungkinan akan laku di pasaran. Ya, meski itu pun belum tentu," gumamnya.

Namun, Cla tetap bekerja keras menggarap naskah tersebut. Dalam waktu lima hari, naskahnya selesai. Cla mengirimkan file naskah yang sudah siap cetak itu ke penerbit lain (bukan penerbit yang sekarang menaunginya).

"Ah, akhirnya selesai juga." Cla melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam. Ia kembali melihat ke layar laptopnya.

Melihat beberapa folder di dalam flashdisk, Cla menjadi penasaran. Sebenarnya ia memang sudah penasaran sejak awal, tetapi Cla tak berani membukanya karena berpikir jika folder itu mungkin privasi dan tak sengaja tersalin ke flashdisk kelinci.

"Aku hanya perlu berpura-pura tak tahu saja," gumam Cla, kemudian membuka folder-folder tersebut. Ternyata isinya adal video. Di folder lain ada dokumen-dokumen penting yang diberikan judul-judul sensitif seperti tentang kudeta, perbudakan, rasisme, dan lain sebagainya.

Karena penasaran, Cla membuka salah satu video, ia menjerit kaget ketika melihat tayangan pembunuhan masal di dalam video pendek itu. Ia segera menutup laptopnya.

"Sama seperti alur dalam novel yang aku garap," gumam Cla dengan suara bergetar.

Ponsel Cla berdering, ada notifikasi yang masuk. Ternyata telepon dari Amy.

"Aku harus memberitahunya," gumam Cla, lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?" suara pria dari seberang sana.

Cla terdiam. "Ini bukan Amy," gumamnya.

"Halo? Nona Clarabelle?" panggil pria dari seberang sana.

"I-iya? Kau siapa?" sahut Cla.

"Aku adiknya Amy. Apakah kau mendapatkan sesuatu darinya? Semacam chip atau flashdisk?" tanya pria itu.

Cla terdiam. "Apa yang harus aku lakukan?" batinnya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

19.20 | 12 Januari 2017
Karya asli Ucu Irna Marhamah 

Follow instagram @ucu_irna_marhamah dan @novellova

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang