⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Benteng Selatan, Markas Militer Selatan.
Aeris duduk berhadapan dengan Lazarus Selatan. Empat tentara lainnya berdiri mengawasi di setiap sudut dalam ruangan.
"Kau mencari pohon amertus yang ada gucinya untuk mencari jodoh?" tanya Lazarus Selatan.
Aeris mengangguk. "Peramal bilang, hanya ada satu cara untuk menghentikanku, yaitu seorang pria. Mungkin maksudnya adalah pendamping karena di akhir kata, dia bilang 'jodoh'," paparnya.
Lazarus Selatan tampak berpikir.
"Mitos ini ada dalam sejarah. Konyol, tapi semoga berhasil menipu para tentara bodoh ini," batin Aeris.
"Tidak ada yang seperti itu di dunia ini," ucap Lazarus Selatan.
Aeris menatap Lazarus Selatan. "Sepertinya orang ini cukup rasional untuk ukuran pria di zaman Terra," ucapnya dalam hati.
"Kenapa kau harus 'dihentikan'? Apa yang sudah kau lakukan?" tanya Lazarus Selatan.
Aeris memutar otak. "Aku hanya menyukai pertarungan. Orang tuaku memaksaku untuk berperilaku layaknya wanita. Itulah sebabnya mereka mengundang peramal untuk 'membuatku' sadar akan takdir ini. Namun, aku menolak. Aku yakin wanita bisa punya tempat di kemiliteran," paparnya.
Lazarus Selatan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Lalu, kau datang ke perbukitan amertus untuk memasuki area militer, bukan untuk mencari guci bodoh itu, kan?" tanyanya.
Aeris membatin, "Dia sangat cerdas dan bisa membaca situasi. Pantas saja dia disebut sebagai Lazarus terkuat sepanjang sejarah Terra. Namun, sebenarnya ini adalah jebakanku."
"Ya, aku sangat ingin bergabung dengan kemiliteran," sahut Aeris.
Lazarus Selatan menghela napas panjang. "Orang tuamu benar. Kau tidak boleh berada di kemiliteran. Wanita tidak boleh mengangkat senjata. Wanita hanya perlu mendukung dari belakang dengan cara lain," ucapnya.
Aeris mencondongkan tubuhnya. "Kenapa wanita tidak boleh mengangkat senjata? Apakah para pria takut jika para wanita akan menguasai kemiliteran? Apakah itu membuat para pria merasa terancam? Sejatinya wanita lebih kuat dari pria. Wanita bisa hidup tanpa pria, tapi pria tidak bisa hidup tanpa wanita. Wanita selalu ditempatkan di posisi yang lemah agar para pria bisa menguasai kedudukan pemimpin. Seperti itu, kan?"
Lazarus Selatan menatap Aeris dengan tatapan dingin. "Kau punya keberanian juga mengatakan itu di hadapanku."
"Tidak ada ruginya kan merekrutku ke dalam kesatuanmu?" sahut Aeris.
"Anggotaku banyak. Aku tak butuh anggota tambahan. Jika kau mau mendukung kami, sebaiknya tinggal di kamar harem," kata Lazarus Selatan yang langsung pada intinya.
Aeris berdecak pelan. "Kalian punya gedung harem sendiri? Bagaimana pun juga, tentara Terra dilarang berhubungan dengan wanita selama bertugas. Bukankah kalian melanggar peraturan?"
"Bicara soal aturan, kau sendiri melanggar takdirmu sebagai perempuan. Kau tidak bisa menceramahi orang lain," kata Lazarus Selatan.
"Dia pria yang keras kepala dan tak suka dibantah," batin Aeris.
"Buka pakaianmu. Aku perlu memastikan sesuatu," suruh Lazarus Selatan.
"Dia gila," kata Aeris dalam hati.
Keempat tentara yang sedari tadi berada di dalam ruangan pun berlalu keluar untuk memberikan privasi kepada Lazarus Selatan dan juga Aeris.
"Kau seharusnya tidak keberatan, kan?" Lazarus Selatan bangkit dari tempat duduknya, lalu menghampiri Aeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...