∘☽ BAB 16 : Pistol di Zaman Karellus (1) ☾∘

41 4 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Terdengar suara ayam berkokok, menandakan hari sudah pagi.

Gilbert terlihat sudah menyiapkan sarapan. Ia menyajikan makanan yang sudah matang ke meja, lalu bergegas mencari Cla ke kamar.

"Cla?" Gilbert mengetuk pintu, tetapi tak ada jawaban. "Waktunya sarapan."

Karena tak ada jawaban, Gilbert pun membuka pintu. Ia khawatir apabila terjadi sesuatu pada Cla. Namun, tak ada siapa pun di kamar tersebut.

"Cla?" panggil Gilbert. Ia membuka pintu balkon. Wanita itu tak ada di sana.

"Apa mungkin... kali ini dia benar-benar kembali ke abad 21?" gumam Gilbert yang panik. Ia mencari Cla ke seluruh ruangan di gedung aspen.

"Cla? Cla?" Gilbert menghentikan langkahnya. Ia melihat Cla duduk di meja kerjanya sembari menulis dengan ekspresi serius.

"Aku pikir kau menghilang," gerutu Gilbert, lalu menghampiri Cla. "Apa yang kau tulis? Itu bukan naskah legenda?"

"Si berengsek itu. Di masa depan, semua orang harus mengetahui betapa berengseknya bajingan sialan itu," gerutu Cla.

Gilbert melihat dan membaca apa yang ditulis oleh Cla. Rupanya Cla menuliskan tentang keburukan Pangeran Ryen.

"Tunggu, kenapa kau menuliskan naskah berisi pendapat pribadi seperti ini?" tanya Gilbert.

"Aku tidak peduli," sahut Cla.

Gilbert memijit pelipisnya. "Cla, ini menyangkut harga diri Kekaisaran Terra. Kau mau generasi selanjutnya memandang buruk nenek moyang mereka?"

"Aku menuliskan legenda sesuai fakta," ujar Cla.

Gilbert menggenggam tangan Cla, membuat wanita itu berhenti menulis. "Jangan menghancurkan pekerjaanmu. Aku mohon."

Cla mendongak menatap Gilbert dengan tatapan sayu, tetapi sesaat kemudian, ia menepis tangan pria itu. "Jangan pegang-pegang!" gerutunya.

"Okay, maaf. Padahal semalam kau membiarkanku memelukmu." Gilbert menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Wajah Cla memerah mengingat kejadian semalam, bahkan ia sampai tertidur dalam pelukan pria itu.

"Aku tidak pernah punya maksud buruk, jadi kau tidak perlu khawatir," kata Gilbert.

Sementara itu, di istana.

Kaisar Adarlan tengah duduk di kursi takhta. Pria paruh baya itu membuang napas kasar. Tabib kerajaan yang berdiri di hadapannya tampak menunduk dalam.

"Apa saja yang sudah dilakukan Putra Mahkota? Bagaimana bisa dia pulang dalam kondisi seperti itu?" gumam Kaisar.

Tabib kerajaan mengangkat kepala. "Yang Mulia, saya janji Putra Mahkota akan baik-baik saja. Obat yang saya berikan akan membuatnya kembali sehat dalam waktu 3 hari. Luka sayatan itu akan tertutup kembali. Pelayan harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi olehnya agar pemulihannya bisa berjalan baik," paparnya.

Seorang prajurit berzirah memasuki ruangan dan menghadap Kaisar untuk melapor. "Yang Mulia, Militer Utara dan Selatan telah tiba di istana," ucapnya.

"Suruh mereka memasuki gedung aula," titah Kaisar.

"Baik, Yang Mulia." Prajurit berlalu pergi.

Sementara itu, di gedung aspen.

Cla dan Gilbert sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Keduanya berkutat dengan naskah sedari pagi.

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang