⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Di gedung aspen.
Cla dan Gilbert tampak sibuk menulis di meja masing-masing. Keduanya terlihat begitu serius.
Terdengar suara ketukan di pintu. "Cla, ayo kita pergi berpesta!" suara Grace memanggil di luar.
Cla beranjak dari tempat duduknya. "Pesta? Apakah ini sejenis pesta yang selalu diadakan sebelum berangkat berperang?" tanyanya pada Gilbert.
"Ya, semacam 'pesta terakhir apabila tidak pulang dalam keadaan hidup '. Kurang lebih seperti itu," sahut Gilbert.
Cla membukakan pintu.
"Ayo, pergi berpesta!" seru Grace. "Putri Thea mengundangmu secara pribadi. Jadi, sebaiknya jangan mengecewakan dia. Tapi, itu pun kalau kau tidak sibuk."
Cla tampak berpikir.
"Gilbert, apakah kau akan mengizinkan Cla pergi?" tanya Grace.
"Itu terserah Cla," sahut Gilbert.
Akhirnya, Cla setuju untuk ikut. Ia berpamitan pada Gilbert.
"Kau terlihat bimbang. Apakah kau takut jika Gilbert tak mengizinkan?" tanya Grace.
Cla tampak berpikir. "Aku tidak tahu apakah Samantha Claudilla pergi berpesta atau tidak. Itu tidak ada dalam legenda. Jadi, aku bingung, apakah aku boleh pergi atau tidak."
Grace terkekeh. "Untuk apa hal kecil seperti pesta gadis ditulis dalam legenda? Kau terlalu mengkhawatirkan banyak hal."
"Benar juga." Cla menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak hanya kita berdua yang hadir di pesta, tapi juga Aeris dan beberapa putri lainnya. Sepertinya kenalan Putri Theodosia juga," kata Grace.
"Begitu, ya. Wajar saja. Selain kau, Aeris juga sangat berperan penting dan berjasa bagi kekaisaran. Jadi, wajar-wajar saja dia hadir," ujar Cla.
"Ya." Grace mengedikkan kepalanya.
"Dan yang lebih bagusnya lagi, di zaman Karellus, kita tidak perlu berdandan atau memakai pakaian bagus untuk datang ke pesta. Cukup memakai pakaian normal saja," kata Cla.
Grace tertawa. "Benar juga."
Di istana.
Grace, Cla, dan Aeris duduk bersebelahan. Ada banyak hidangan di meja, ada minuman beralkohol pula.
"Baiklah, bersulang." Putri Thea mengangkat gelasnya.
Para wanita yang hadir juga mengangkat gelas mereka, lalu meneguknya.
Cla meneguk minumannya. "Beginikah rasanya fermentasi dari buah kiresen?" tanyanya dalam hati. Tampaknya Cla menyukai minuman tersebut.
Aeris tampak biasa saja setelah meminumnya, sementara kepala Grace tertunduk ke meja. Aeris dan Cla terkejut karena suaranya cukup keras.
"Hei, Grace?" Cla menyentuh bahu Grace.
"Minum lagi!" Kepala Grace terangkat, lalu menuangkan minuman ke gelasnya dan meneguknya.
Beberapa jam berlalu.
"Aku mau pulang ke rumah dan tidur di kasur yang empuk." Grace yang sudah mabuk berat menundukkan kepalanya ke meja.
Cla dan Aeris yang terlihat baik-baik saja melirik ke arah Grace yang seperti orang tepar.
"Padahal usianya lebih tua dariku, tapi baru minum beberapa gelas saja sudah tumbang. Sepertinya dia tidak terbiasa minum," batin Cla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...