∘☽ BAB 17 : Ahli Strategi dan Ahli Persenjataan (4) ☾∘

12 4 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Matahari terbit di antara celah pegunungan.

Di gedung aspen.

Cla sibuk memasak, sementara Gilbert memasukkan kayu ke dalam tungku.

"Cla, berapa lama Perang Benua berlangsung?" tanya Gilbert.

"Satu tahun," jawab Cla.

Gilbert melongo. "Lama sekali. Kita harus menulis legenda sepanjang itu? Kita akan benar-benar sibuk."

"Bahkan, di masa depan ada banyak peperangan yang berlangsung lebih lama lagi sampai ratusan tahun. Perang selama satu tahun itu terbilang sangat singkat. Aku rasa, itu karena Kekaisaran Terra yang kuat dan didukung oleh kerajaan yang dinaunginya. Jadi, peperangan pun berakhir lebih cepat," papar Cla.

"Kalau kau masih ingat dengan alurnya, kita tulis saja sekarang agar cepat selesai," celetuk Gilbert.

Cla meletakkan masakan yang sudah matang ke meja. "Tidak boleh. Bagaimana jika itu mengubah masa depan?"

Gilbert cemberut.

"Ah, Grace sepertinya masih tidur. Jika dia masih di sini, peperangan tidak akan pernah dimulai. Senjatanya belum dipublikasikan," gerutu Cla, kemudian berlalu pergi ke kamar yang ditempati Grace.

"Grace, bangun." Cla mengetuk pintu, lalu masuk. Ia melihat Grace yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Grace," panggil Cla.

"Lima menit lagi," sahut Grace sembari menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut.

"Grace, legenda masih berlanjut. Kau tidak ingin sejarah berubah gara-gara Gracelda telat bangun, kan?" gerutu Cla.

"Kau bilang masa lalu tidak akan bisa diubah," sahut Grace.

"Itu hanya dugaanku. Sekarang bangun." Cla menarik selimut Grace.

"Aku masih mengantuk. Salahkan Lazarus Utara yang mengajakku berbicara semalam. Dia terlalu banyak membicarakan hal yang tidak penting," rengek Grace.

"Kau berkencan dengan Lazarus Utara semalam?" tanya Cla.

"Bukan kencan, hanya membicarakan masalah militer," sanggah Grace.

Terdengar suara ketukan di pintu utama. Perhatian Cla teralihkan, ia pun pergi dari kamar Grace untuk menyambut tamu yang datang.

Cla membuka pintu, ia terkejut melihat kedatangan pria berzirah merah. "Lazarus Utara," batinnya.

"Aku dengar, Grace menginap di sini," ucap Lazarus Utara.

"Ah, ya, dia sedang dibangunkan. Silakan masuk." Cla mempersilakan pria itu masuk, sementara dirinya kembali ke kamar Grace.

"Kekasihmu datang. Dia bisa marah karena kau tidak memisahkan urusan pribadi dengan urusan militer," bisik Cla.

"Ah, yang benar saja," gerutu Grace.

Beberapa menit kemudian.

Cla menyajikan buah-buahan dan minuman ke meja. "Silakan dinikmati." Setelah mengatakan itu, Cla meninggalkan ruang tamu.

Lazarus Utara mengambil sebutir anggur, lalu memakannya.

Di dapur, Cla menghampiri Gilbert. "Ada Lazarus Utara. Dia di ruang tamu," bisiknya.

"Dia datang untuk menjemput Grace?" tanya Gilbert.

Cla mengangguk. "Iya. Sekarang tolong temani dia. Soalnya aku tidak mau."

Gilbert pun pergi ke ruang tamu. "Oh, selamat datang di gedung aspen, Lazarus," sapanya sembari menunjukkan senyuman ramah.

Perhatian Lazarus Utara teralihkan pada Gilbert. Keduanya bersalaman, lalu berbincang-bincang.

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang