⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Grace berteriak kesakitan saat tubuhnya terlempar ke udara dan terhempas ke lantai. Wanita itu merasakan lututnya bergeser.
"Mana gadis kemarin yang berteriak ingin menjadi anggota militer Utara? Kenapa kau terlihat lemah hari ini?" tanya Lazarus Utara.
Grace tak merespon.
Lazarus Utara pun mendekat. Grace beringsut menjauh, membuat Lazarus Utara mengernyit dan menghentikan langkahnya. "Kau takut padaku?"
Tangan Grace yang dipasangi roti kalung mengepal erat.
Lazarus Utara mendekat, lalu berjongkok. Tidak. Pria itu berniat menindihnya dan mengunci pergerakan Grace..
Tanpa pikir panjang, Grace melayangkan kepalan tangannya yang terpasang roti kalung untuk memukul wajah pria di atasnya itu. Namun, Lazarus Utara menangkap tangan Grace dan mendorongnya ke lantai untuk ditindih.
Tanpa diduga, Grace berhasil memukul wajah Lazarus Utara dengan tangan satunya. Namun, itu tidak berdampak apa pun. Lazarus Utara sama sekali tak bergeming dengan pukulan Grace.
"Sial! Tulangnya keras sekali!" teriak Grace dalam hati.
Lazarus Utara mengunci pergerakan Grace dari depan. "Kau kalah," ucapnya.
Tentara Wasit mulai menghitung, "Satu, dua...."
"Tidak!" teriak Grace yang berusaha meronta untuk melepaskan diri dari kuncian Lazarus Utara.
Para tentara bersorak untuk kemenangan Lazarus Utara yang sudah ada di depan mata.
"Ada apa dengan gadis itu? Bukankah seharusnya dia senang karena jika dia kalah, dia hanya harus melayani Lazarus."
"Dia terlalu berambisi untuk jadi tentara wanita."
Grace menatap Lazarus Utara yang berada di atasnya itu. "Aku tidak mau berakhir seperti ini!" teriaknya.
"Terima saja. Kau hanya perlu membuka selangkanganmu untuk melayaniku nanti," ucap Lazarus Utara sembari tertawa mengejek.
"Enam...." Tentara Wasit masih menghitung.
Grace menautkan alisnya, lalu ia berteriak kencang dan menghantam wajah Lazarus Utara dengan dahinya sendiri. Namun, itu membuat dahinya sendiri yang berdarah.
"Hanya segini kemampuanmu. Sudah seharusnya perempuan berada di ranjang, bukan di medan perang," ucap Lazarus Utara.
Grace membuka kepalan tangannya yang dikunci oleh genggaman Lazarus. Wanita itu sekuat tenaga melawan kuncian pria di atasnya itu.
Lazarus Utara cukup terkejut dengan kekuatan Grace yang muncul tiba-tiba. Tanpa diduga, Grace menautkan jemarinya dengan tangan Lazarus, lalu menghantam wajah pria itu menggunakan tangan pria itu sendiri.
Itu cukup berhasil karena kuncian Lazarus Utara semakin meregang. Grace menggunakan kesempatan itu untuk menendang selangkangan Lazarus, tetapi pria itu menahan kaki Grace.
"Aku takkan tertipu dengan ini," ucap Lazarus Utara sembari membalikkan tubuh Grace dan menguncinya dari belakang.
Grace merasakan sesuatu yang keras menekan kuat di bawah sana ketika Lazarus menduduki pantatnya.
"Kau merasakannya? Setelah ini selesai, tak ada pengobatan lagi. Kau harus melayaniku malam ini," ucap Lazarus.
"Delapan, sembilan...."
Grace tak bisa berkutik lagi.
"Sepuluh." Tentara Wasit selesai menghitung.
Lazarus Utara pun beranjak dari tubuh Grace. Ia tersenyum senang karena telah memenangkan pertarungan yang tidak imbang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...