∘☽ BAB 3 : Target Buruan (1) ☾∘

71 8 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Setelah Grace pergi untuk bekerja, Cla sibuk membereskan rumah. Wanita itu mendengar suara ketukan di pintu, disusul munculnya suara pria. "Kakak?"

Cla mengernyit. "Apakah itu adiknya Grace?" batinnya.

"Kak, buka pintunya." Suara pria itu kembali terdengar.

"Tapi, Grace bilang, adiknya sedang dalam pelatihan khusus. Mana mungkin dia pulang mendadak," ucap Cla dalam hati.

Pria di depan pintu kembali mengetuk. Namun, Cla tak bergeming. Tiba-tiba rentetan tembakan menghujani pintu.

Cla yang panik segera berlari menjauh dari pintu.

Membutuhkan waktu beberapa saat untuk menghancurkan pintu dengan tembakan. Pria berambut gondrong __dengan senapan di tangannya__ itu menendang pintu yang sudah berlubang karena tembakan. Amunisi (bekas) senapan berjatuhan ke lantai.

Pria gondrong mengendap memasuki ruangan.

Sementara itu, Cla sedang bersembunyi di dalam lemari. Wanita itu tak bergerak sama sekali, bahkan bernapas pun tidak berani.

Pria gondrong mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Aku tahu kau bersembunyi, Anak Nakal."

Cla menutup rapat mulutnya. Buliran bening menetes membasahi pipi. Wanita itu menangis dalam diam saking takutnya.

Pintu lemari dibuka oleh pria gondrong. "Ketemu." Pria gondrong menodongkan senapannya.

Cla menutup mata, bersiap menghadapi kematiannya.

Namun, tiba-tiba Grace muncul, menerjang kaca jendela hingga pecah, lalu menendang wajah pria gondrong dengan keras.

Grace menoleh pada Cla yang terlihat baik-baik saja. Ia pun kembali menyerang pria gondrong. Perkelahian berlanjut menegangkan. Grace yang sangat kuat dan gesit berhasil melumpuhkan pria itu. Ia mengunci kedua tangan pria gondrong ke belakang, lalu memasang borgol ganda (borgol dengan keamanan ganda yang hanya digunakan oleh polisi rahasia).

Grace menelepon seseorang. "Ada assassin yang sudah dilumpuhkan di rumahku. Datang dan bereskan, cepat!" Grace mengakhiri panggilannya, lalu beralih pada Cla.

"Kau baik-baik saja?" Grace menangkup wajah Cla. "Dia memukulmu?"

"Aku baik-baik saja," sahut Cla.

Para polisi rahasia datang ke rumah Grace. Mereka membawa assassin gondrong ke markas rahasia.

Pria kekar berjas abu-abu menghampiri Grace yang sedang bersama Cla. "Grace, bawa gadis ke Markas Komando III. Hanya di sana yang paling aman. Sekarang tidak hanya dia, beberapa polisi yang menangani kasus ini juga masuk ke dalam daftar target buruan di web assassin. Kami (polisi rahasia) akan mengurus masalah polisi. Kalian pergilah sekarang juga."

Grace terkejut mendengar itu. "A-apa?! Tapi...."

"Ini kondisi yang sangat darurat karena lawan kita adalah oknum pemerintah," ujar pria itu.

"Baiklah, Senior." Grace menarik tangan Cla. "Kami akan pergi ke Markas Komando III."

Hari mulai gelap.

Grace tampak fokus menyetir, sementara di sampingnya ada Cla. Penulis bermata biru itu menatap jalanan yang dilalui oleh mobil.

Grace melihat jam tangannya sejenak. "Kita akan sampai di Markas Komando III pada jam 18.00."

"Kau memiliki pistol, tapi tidak menembak mereka," kata Cla dengan nada setengah bertanya.

"Di negara kita tak ada hukuman mati. Petugas polisi dilarang menembak penjahat hingga mati. Namun, polisi rahasia boleh menembak mati karena kami hidup di bawah tanah dan menjadi bayang-bayang. Masih terikat hukum, tapi bersifat semu," papar Grace.

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang