∘☽ BAB 16 : Pistol di Zaman Karellus (2) ☾∘

32 6 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Kemiliteran Utara dan Selatan telah tiba di istana di waktu yang bersamaan dengan menunggangi kuda. Mereka disambut oleh pihak istana dan dipersilakan masuk ke gedung aula. Tampaknya mereka akan mengadakan rapat besar mengenai peperangan yang akan mereka hadapi sebentar lagi.

Grace turun dari kudanya dengan kedua kaki gemetar. Tampaknya ia masih belum terbiasa.

Aeris melihat Grace yang berjalan seperti nenek tua, berjalan menuju ke gedung aula. Aeris pun menyusulnya.

Prajurit yang berjaga di depan pintu pun menghentikan mereka berdua. "Wanita dilarang masuk," ucapnya.

"Ya sudah, aku pergi berkeliling saja." Grace melenggang pergi.

"Kau mau ke tempat Cla?" tanya Aeris.

"Bukan urusanmu," sahut Grace tanpa menghentikan langkahnya.

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" usul Aeris.

"Aku tidak tertarik membuat kesepakatan dengan assassin. Mereka penipu dan penjahat," tolak Grace.

"Kita harus memikirkan cara kembali ke abad 21 bersama-sama. Aku akan berhenti memburu kalian untuk sementara," papar Aeris.

Langkah Grace terhenti. "Kau akan membebaskan Cla?"

"Ya, hanya sementara sampai jangka waktu tertentu. Setelah jatuh tempo, aku akan memburunya lagi," sahut Aeris.

Grace berbalik menatap Aeris. "Aku akan membicarakannya terlebih dahulu dengan Cla. Kau mau ikut sekalian untuk musyawarah?" ajaknya.

"Tidak. Kalian harus membicarakannya berdua tanpaku. Setelah itu, beritahu aku keputusannya." Aeris berbalik, lalu pergi ke arah yang berlawanan.

Aeris yang penasaran dengan istana pun berkeliling di sana. Kemiliteran memiliki hak khusus untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu termasuk istana. Namun, tetap harus menjaga batasan karena ada pula beberapa tempat yang benar-benar tak bisa dikunjungi sembarangan.

Di lorong istana, Aeris melihat beberapa gadis muda berlarian. Tampaknya mereka sedang bermain. Dilihat dari usianya, mereka tampaknya berusia 11-14 tahunan.

"Sepertinya gadis-gadis itu berasal dari gedung harem yang tak jauh dari istana," gumam Aeris dalam hati.

Aeris kembali teringat dengan ucapan Brenda yang menyebutkan bahwa kekaisaran tidak hanya membawa gadis berusia 18 tahunan ke atas, tapi juga membawa gadis-gadis cantik yang masih dibawah umur. Mereka akan dilatih dan dibesarkan hingga siap melayani Kaisar beserta petinggi di kekaisaran.

Seseorang bertubuh tinggi kekar muncul dan menghampiri para gadis muda itu. Terjadi percakapan di antara mereka.

Aeris mengernyit. "Siapa pria itu?" batinnya.

Pria itu ternyata adalah Pangeran Chris. Ia menunjuk gadis berambut cokelat dan gadis berambut hitam. Kedua gadis muda itu pun mengikuti ke mana Pangeran Chris pergi. Sementara gadis muda lainnya kembali ke gedung harem.

Aeris membuntuti Pangeran Chris yang membawa kedua gadis muda itu ke kamarnya. Karena kamar adalah area privasi yang siapa pun dilarang memasukinya, Aeris pun mengabaikannya, lalu pergi melewati kamar tersebut.

Di dalam kamar, Pangeran Chris menangkup wajah gadis berambut hitam. "Kau manis sekali."

Gadis muda itu mengedipkan matanya berkali-kali. Wajahnya sudah memerah karena mendapatkan pujian dari Pangeran Chris. Pria itu mengecup pipi bulat si gadis.

Pangeran Chris beralih pada gadis satunya yang berambut cokelat. "Buka baju kalian. Aku ingin melihat bagian tubuh yang lain. Pasti imut sekali."

"Ta-tapi, aku malu."

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang