⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Grace berdiri di depan pintu kamar Lazarus Utara. Ia pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Masuk," sahut Lazarus Utara dari dalam kamar.
Grace menghela napas panjang, lalu mendorong gagang pintu. Ia melihat Lazarus Utara yang bertelanjang dada tengah duduk di jendela, menatap langit malam yang indah bertabur bintang.
Melihat ke datang Grace, Lazarus Utara tersenyum sembari memiringkan kepalanya. "Ada perlu apa datang ke mari? Kau mau 'bermain' denganku sekarang?" tanyanya.
Grace tak menjawab.
"Tutup pintunya," suruh Lazarus Utara.
Grace menurut, ia menutup pintu kamar. Lalu, wanita itu mendekati Lazarus.
"Kau terlihat masih kurang fit setelah pertarungan kemarin. Kau memerlukan waktu untuk pemulihan. Jika kondisimu seperti ini, kau tidak akan bisa 'melayaniku' dengan maksimal." Lazarus Utara mengangkat tangan untuk menyentuh wajah Grace, tetapi wanita itu menangkap tangannya.
"Aku datang ke mari bukan untuk itu," ujar Grace.
"Lalu, untuk apa?" tanya Lazarus Utara.
Grace berdeham pelan. "Aku mau pertarungan lanjutan. Aku yakin aku bisa mengalahkanmu di pertarungan nanti. Yang kemarin itu aku terlalu takut. Tapi, sekarang aku kembali bersemangat," ucapnya.
Lazarus Utara menatap Grace. "Tidak. Hasil akhir sudah ditentukan. Kau sudah menjadi milikku."
"Lazarus Selatan memiliki anggota militer baru, seorang wanita. Aku juga mau jadi anggota militer Utara," sahut Grace.
"Lalu? Apakah aku peduli jika mereka punya anggota wanita?" Lazarus Utara beranjak dari jendela menuju ke ranjang.
"Aku mau dipertimbangkan," gumam Grace.
"Pertimbangan atas dasar apa?" Lazarus Utara duduk di tepi ranjang dan menatap punggung Grace.
Grace berbalik menatap Lazarus Utara. "Bukankah ada dua posisi kosong di bawahmu. Aku mau menduduki posisi satu tingkat di bawahmu. Aku yakin bisa."
"Ya, bisa dibilang kau cukup kuat karena telah mengalahkan Tingkat II. Jika kau pria, kau sudah menduduki jabatan Lakrat, yaitu satu tingkat di atas Tingkat II," ujar Lazarus Utara.
"Lagi-lagi masalah gender," batin Grace sembari mengepalkan tangannya.
Lazarus Utara mendongak menatap Grace. "Aku rasa, itulah sebabnya para tentara di sini menghormatimu."
Grace berdeham pelan mendengar pujian Lazarus Utara.
"Kau berlatih bela diri di mana? Siapa yang mengajarimu?" imbuh Lazarus.
Grace membatin, "Selain dilatih oleh ayahku, aku juga berlatih dari master dan para senior di dojo. Setelah itu, aku juga mendapatkan pelatihan khusus untuk pasukan elit kepolisian."
"Ayahku mantan prajurit perang. Ya, jadi aku belajar darinya," jawab Grace.
"Ayahmu berasal dari kemiliteran mana?" tanya Lazarus Utara.
"Apakah itu penting?" batin Grace, tetapi ia pun menjawab, "Selatan."
Lazarus Utara tampak berpikir.
"Seharusnya dia mempertimbangkannya lagi, kan?" tanya Grace dalam hati.
Lazarus Utara menganggukkan kepala. "Aku akan mengulang kembali pertarungan kita," ucapnya.
Grace tampak senang. "Baiklah! Aku berjanji akan berlatih dengan sungguh-sungguh!" sahutnya.
"Tapi, dengan satu syarat," kata Lazarus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...