⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Di tepi danau, terlihat sosok wanita tua membawa guci dan mengambil air danau. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang kini berdiri di belakangnya. Orang itu adalah Cla.
"Nenek, kali ini kau tidak bisa kabur lagi. Tolong jawab pertanyaanku, aku bukan orang jahat," pinta Cla.
Wanita tua itu bangkit sembari memikul gucinya, lalu membalikkan badan dan menatap Cla.
"Tolong, bicaralah denganku, sebentar saja," mohon Cla.
Namun, wanita tua itu malah berlari. Cla mengejarnya. "Kenapa kau selalu berlari saat bertemu denganku?!" gerutu Cla. "Kau sudah tua, tapi larimu cepat juga."
Wanita tua itu berlari menuju ke bukit amertus. Di belakang, Cla masih mengejarnya.
Dari balik pepohonan amertus, seseorang muncul dan menyergap wanita tua itu hingga keduanya berguling-guling di kaki bukit.
Grace menghampiri Cla dan melihat si nenek tua jatuh berguling-guling bersama orang yang tak lain adalah Aeris.
"Hei! Jangan melukai orang tua! Dasar anak durhaka!" gerutu Grace, ia dan Cla segera menuruni bukit untuk melihat kondisi Aeris dan si wanita tua.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Cla.
"Hei, Aeris! Kenapa kau membawanya berguling-guling seperti itu? Bagaimana jika dia mati? Kita tak akan bisa kembali ke abad 21," tegur Grace.
"Dia tidak akan mati," gerutu Aeris.
"Kembali ke abad 21?" gumam si nenek.
Perhatian Cla, Aeris, dan Grace teralihkan pada wanita tua itu.
Di rumah pohon dekat perbukitan amertus.
Cla, Grace, dan Aeris duduk di lantai beralaskan tikar. Sementara wanita tua di depan mereka menyajikan minuman dan makanan.
"Wahhhh, kelihatannya enak." Cla berniat mengambil salah satu makanan, tetapi Grace segera menarik tangannya.
"Jangan," larang Grace.
"Kenapa?" Cla cemberut.
Grace menatap wanita tua di hadapannya dengan tatapan curiga. "Bisa jadi dia memasukkan ramuan berbahaya ke dalam makanan dan minuman ini," ucapnya.
Aeris menautkan alisnya. Sepertinya ia juga memiliki kecurigaan yang sama.
"Untuk apa aku meracuni kalian?" Wanita tua itu mengambil makanan yang ia hidangkan, lalu meminum minuman yang ia sajikan pula.
"Kau kabur saat melihat dia. Jadi, bisa saja kau berpikir jika kami orang yang berbahaya dan berniat membunuh kami," sahut Aeris.
Cla menyikut lengan Aeris. "Bicara yang sopan sedikit, dia seumuran nenekmu," tegurnya.
Dalam sekejap, wanita tua itu berubah menjadi muda. Hal tersebut membuat Cla, Grace, dan Aeris melongo.
"Aku adalah penyihir yang tinggal di sini. Namaku Merle," kata wanita tua yang mendadak jadi muda itu.
"Pe-penyihir?!" Grace masih tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Aeris berdecak kesal. "Jangan bercanda. Aku tak percaya sihir."
"Aku percaya," ucap Cla.
Aeris dan Grace menoleh pada Cla. "Kau percaya?" tanya kedua wanita itu berbarengan.
"Kalian tidak lihat? Tadi dia wanita tua, sekarang menjadi gadis muda," sahut Cla.
Merle melipat kedua tangan di depan dada. "Jadi, kalian ingin kembali ke abad 21, ya?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...