∘☽ BAB 15 : Penulis dan Aspen (4) ☾∘

43 6 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Malam telah tiba. 

Cla berdiri di balkon, menunggu kepulangan Gilbert. Namun, pria itu tak kunjung pulang. "Dia bilang, dia akan pulang cepat. Tapi, aku sudah menunggunya sejak dia pergi pagi ini. Apakah terjadi sesuatu padanya?" gumam Cla yang terlihat khawatir. 

Sementara itu, di lokasi pembuatan candi. 

Gilbert dan para pekerja candi berusaha mengangkat dinding candi yang roboh dengan berbagai cara. Karena ukurannya yang sangat besar dan berat, membutuhkan lebih banyak orang untuk menyumbangkan tenaga agar dinding itu bisa diangkat. 

"Lorcan?! Lorcan?! Kau bisa mendengarku?!" tanya Edwin yang panik setengah mati. 

"Aku bisa mendengarmu, tapi aku kesulitan bernapas," suara pria dari bawah dinding candi yang roboh itu dengan napas terengah-engah. Rupanya terjadi sebuah kecelakaan di mana dinding candi roboh dan menimpa salah satu pekerja. 

Gilbert melihat langit yang semakin gelap. Dengan mati-matian, ia kembali membantu para pekerja candi untuk mengangkat dinding tersebut. 

Di gedung aspen. 

Cla menutup pintu jendela dengan pelan agar tak menimbulkan suara, lalu pergi tidur. Namun, ia mendengar suara benda jatuh dan pecah dari kamar Pangeran Ryen. 

"Apakah Pangeran Ryen membutuhkan sesuatu? Persediaan bubur dan airnya pasti habis," batin Cla. 

Karena khawatir, ia pun bergegas menuju ke kamar Pangeran Ryen. Sejenak Cla berdiri di depan pintu kamar. Tangannya terulur dan menyentuh gagang pintu. Tampaknya ia merasa sedikit ragu. 

"Dia sedang sakit, dia tidak akan agresif, kan?" batin Cla. Setelah meyakinkan diri, ia pun membuka pintu dan melihat Pangeran Ryen masih terbaring lemah di ranjang. Pria itu menatap ke arahnya. 

Pandangan Cla teralihkan pada pecahan guci di lantai. Rupanya persediaan air minum Pangeran Ryen habis. 

Cla pergi ke dapur untuk mengambil air di guci yang baru. Setelah itu, ia kembali ke kamar Pangeran Ryen dan meletakkannya ke meja. Wanita itu pun membereskan pecahan guci di lantai. 

Ketika berdiri, Cla tersentak kaget karena Pangeran Ryen menyentuh pantatnya. "Apa yang kau lakukan?!" gerutu Cla sembari berbalik menatap Pangeran Ryen dengan ekspresi kesal. 

Mulut Pangeran Ryen bergerak seperti mengucapkan sesuatu, tetapi Cla tak bisa mendengarnya. Ia merasa kasihan pada pria itu, lalu mendekat. 

"Aku tidak bisa mendengarmu, Pangeran," kata Cla. 

Bisikan Pangeran Ryen kurang terdengar jelas. Cla pun mendekatkan wajahnya ke mulut pria itu. 

"Aku menginginkanmu, Cla," kata Pangeran Ryen. 

Cla segera menjauh, tetapi Pangeran Ryen memeluknya dan mendaratkan ciuman di pipi wanita itu. "Dapat!"

"Lepaskan aku!" Cla berteriak meminta tolong, tetapi Pangeran Ryen membekap mulutnya. Ia menghempaskan Cla ke ranjang, lalu ia menindih wanita itu. 

Cla meronta dan berusaha melepaskan tangan pria di atasnya itu yang membekap mulutnya. 

"Ah, kau benar-benar gadis yang baik. Aku semakin menyukaimu. Aku tebak, Gilbert pasti sedang tidak ada di rumah. Jadi, menurutlah padaku." Pangeran Ryen melepaskan tangannya dari mulut Cla, lalu melumat bibir wanita itu dengan kasar. 

Kedua mata Cla membelalak lebar. Ia memukuli dada dan kepala Pangeran Ryen, tetapi itu tidak berguna. Pangeran Ryen semakin memperdalam ciumannya. 

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang