⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
"Bagaimana bisa kau tahu kalau aku di sini?" tanya Cla sembari menatap Grace.
Lamunan Grace buyar. "Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Sebaiknya kita pergi dari sini secepatnya. Kita harus kembali ke masa depan," bisiknya.
Cla terdiam.
Grace menyadari perubahan ekspresi Cla. "Kenapa? Ada apa? Apakah kau tidak ingin kembali ke masa depan?"
"Aku ingin kembali," sahut Cla.
"Ayo pergi dan cari portalnya." Grace menggenggam tangan Cla, lalu meninggalkan tempat itu.
"Kau tahu di mana portalnya dan seperti apa bentuknya?" tanya Cla sembari menyesuaikan langkahnya dengan Grace.
Langkah Grace terhenti, begitu pula dengan Cla. "Kita bisa mencarinya dan mendiskusikannya nanti. Yang terpenting sekarang adalah tinggalkan tempat ini dan jauhi Aeris," sahut Grace, lalu melanjutkan kembali langkahnya.
Cla mengikuti keinginan Grace.
Namun, sebuah pisau terlempar ke arah mereka dari belakang. Grace menyadari itu. Ia segera menarik Cla dan bersembunyi di balik tumpukan tong kayu.
Beberapa pisau kembali terlempar dan menancap di tong kayu. Rupanya itu adalah perbuatan Aeris yang berhasil menemukan Cla dan Grace.
"Kau benar, kita harus pergi dari sini." Cla menggenggam tangan Grace.
Namun, Grace tak bergeming. Polisi wanita itu kembali teringat dengan pertarungannya ketika menghadapi Aeris sebelum mereka terdampar di masa lalu. Grace mendapatkan banyak luka karena terkena sayatan pedang si pembunuh bayaran itu.
"Aeris adalah lawan yang kuat. Aku sadar jika kemampuanku tak sebanding dengannya yang memiliki pelatihan khusus dan ekstrem. Namun, aku adalah polisi, penegak keamanan. Aku adalah orang yang bertanggung jawab untuk memusnahkan penjahat seperti pembunuh bayaran itu," ucap Grace dalam hati. Ia akan keluar dari persembunyian untuk menghadapi Aeris secara langsung sekali lagi.
Namun, Cla menarik lengan Grace. "Tidak. Jangan pernah berpikir untuk berkelahi dengannya di sini. Terlalu banyak risiko yang ditimbulkan jika kalian benar-benar berkelahi. Sebaiknya kita pergi sekarang," bisik Cla.
Dengan berat, Grace menganggukkan kepala. Kedua wanita itu mendorong tumpukan tong kayu hingga menggelinding ke arah Aeris, lalu mereka berlari meninggalkan tempat itu.
"Ada apa dengan mereka? Mau lari? Menyedihkannya sekali," gumam Aeris yang menendang tong-tong tersebut dan menghindarinya.
Cla dan Grace berlari di gang sempit. Mereka telah keluar dari gang dan sekarang berada di jalan yang cukup besar. Ada banyak orang di sana.
Sebuah pisau kecil terlempar ke tanah. Cla dan Grace menoleh ke belakang. Aeris sudah berdiri di sana.
"Ayo, cepat!" Cla menarik tangan Grace dan melanjutkan pelarian mereka.
Cla melihat ada kuda yang sudah dipasangi pelana. Ia menghentikan langkahnya, lalu menarik tangan Grace dan berlari ke arah kuda.
"Kita akan naik kuda," kata Cla.
Grace melongo. "A-apa?! Tidak. Aku tidak mau lagi," rengeknya sembari menepis tangan Cla.
"Aku bisa menunggangi kuda. Percayalah padaku," gerutu Cla. Wanita itu mendekati kuda tersebut, lalu mengusap dahi si kuda dan memeluknya.
Grace memundurkan wajahnya melihat apa yang dilakukan oleh Cla terhadap si kuda. "Apa yang kau lakukan? Kau punya semacam kelainan?"
"Cepat naik sebelum pemilik kuda menyadarinya," kata Cla sembari menaiki kuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...