∘☽ BAB 11 : Lukisan dan Candi Terra (1) ☾∘

47 6 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Di gedung aspen, tempat tinggal Gilbert Andreas.

Gilbert menyerahkan sebuah gulungan pada Cla. "Ini surat identitasmu. Aku sudah mengurusnya di kekaisaran, yang penting jangan sampai hilang atau kau akan dianggap imigran gelap."

Cla menerima gulungan tersebut. "Terima kasih sudah repot-repot untukku."

"Aku juga membeli beberapa baju. Sepertinya akan cocok jika dipakai olehmu." Gilbert menyodorkan buntelan kain berisi pakaian tradisional wanita pada zaman Kekaisaran Terra.

"Waaaah, kau baik sekali." Cla menerimanya. Wanita itu pun pergi ke kamar untuk mencobanya.

Gilbert hanya tersenyum kecil. "Cla, hari ini kita akan pergi ke luar untuk pekerjaanku."

Cla menyahut dari dalam, "Apakah tidak masalah kalau aku ikut?"

"Kau sudah punya surat identitas diri, jadi tidak perlu khawatir," ujar Gilbert. "Kau harus memakai pakaian dengan rapi."

"Baik, Bos!" sahut Cla.

Gilbert membawa beberapa lembar kertas dari laci, berikut dengan dua pena bulu. Perhatiannya teralihkan ke pintu kamar yang dibuka. Cla terlihat rapi dengan pakaian tradisonal wanita khas Kekaisaran Terra.

"Aku tidak pilih-pilih dulu. Aku pakai yang ini saja, sepertinya cocok," kata Cla.

Gilbert terpukau dengan kecantikan Cla. "Ya, itu bagus," ucapnya tanpa sadar.

"Baiklah, ayo jalan-jalan!" seru Cla.

Gilbert berdeham pelan. "Kita pergi bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk pekerjaanku."

"Oh, okay!" Cla terkekeh pelan.

"Baiklah, ayo pergi."

Gilbert dan Cla berjalan kaki menyusuri beberapa kota yang berada di bawah naungan Terra. Ada kereta kuda sebagai alat transportasi di zaman itu. Namun, biasanya orang-orang akan menyewa jasa kereta kuda apabila akan berpegian jauh hingga beratus-ratus kilometer (misalnya pergi ke kerajaan lain).

Jika hanya pergi dari kota yang satu ke kota lainnya, rakyat Terra memilih jalan kaki agar lebih hemat ongkos. Berbeda dengan keluarga kerajaan yang selalu menggunakan kereta kuda ke mana pun mereka pergi. Terkadang mereka juga menaiki tandu apabila jumlah kereta kuda terbatas atau kuda-kuda di negeri sedang dibawa ke medan perang.

Cla terkagum-kagum melihat kesibukan rakyat Terra di tempat ramai seperti pasar yang mereka lewati saat ini.

"Aku bukan penulis fiksi sejarah atau semacamnya, tapi melihat semua ini secara langsung membuatku merasa senang. Aku berada di zaman Karellus saat ini. Ini benar-benar gila," batin Cla.

Gilbert memerhatikan Cla yang terlihat begitu senang dan antusias melihat interaksi antar warga.

Beberapa orang yang berpapasan menyapa Gilbert. Sebagai aspen nomor satu di Kekaisaran Terra, tentu saja semua orang mengenal Gilbert dan menghormatinya sebagai sosok cerdas dan wibawa.

"Aspen Gilbert."

"Oh, halo." Gilbert tersenyum menjawab sapaan mereka.

"Ya ampun, siapa gadis cantik itu? Apakah calon istri Gilbert Andreas?" Para warga berbisik-bisik.

Gilbert dan Cla mendengar bisikan mereka. Keduanya sama-sama diam dengan wajah memerah.

Sampailah mereka di sebuah bangunan candi yang megah. Terlihat beberapa seniman tengah memahat dinding candi.

Cla melongo. "Apakah ini Candi Terra?" tanyanya.

"Ya," sahut Gilbert.

Cla memperhatikan kinerja para pemahat itu. "Semuanya dikerjakan secara manual. Berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan relief ini? Pembuatan Candi Terra tak tertulis dalam legenda," batinnya.

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang