⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Gerbang Markas Komando III terbuka secara otomatis. Mobil abu-abu keluar dan melaju meninggalkan area tersebut.
Jalanan Kota Belrnicia terlihat macet. Mobil abu-abu yang sama melaju di antara mobil lainnya di jalan raya.
Di dalam mobil tersebut, terlihat Grace yang fokus menyetir. Tidak seperti biasanya yang selalu rapi mengenakan seragam kepolisian, kali ini penampilannya terlihat seperti wanita kantoran. Rok sepan hitam, kemeja putih berbalut blazer hitam, rambutnya yang pendek disembunyikan dibalik kuncir kuda palsu.
Di samping Grace, ada seorang gadis berseragam SMA yang memakai jaket merah muda. Rambut pirangnya dikuncir dua.
"Grace, apa kau yakin jika kita cosplay begini, kita tak akan ketahuan oleh assassin?" bisik gadis berseragam SMA yang ternyata adalah Cla sedang menyamar.
Grace itu menyahut, "Kau harus totalitas saat cosplay... maksudku, saat menyamar."
Cla cemberut sembari menutupi dahinya dengan tangan. Poni yang biasanya menutupi dahinya kini tak ada. Ia merasa tidak percaya diri dan gugup dengan penampilan barunya.
"Aku wanita berusia 23 tahun yang memakai seragam SMA. Sangat memalukan," batin Cla.
Grace menghentikan mobilnya ketika lampu merah menyala. Ia mengaktifkan layar tablet yang terpasang di stand.
"Harga kepalamu di web assassin semakin naik, bahkan sekarang sudah melebihi harga kepala presiden kita," kata Grace.
Cla melongo saat melihat layar tablet. "Orang-orang berengsek itu," gerutunya.
"Kami mencoba meretas web assassin untuk menghapus kepalamu dari sana, tapi sepertinya web ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi sehingga sulit ditembus oleh tim IT kami," papar Grace.
Cla membuang napas kasar. "Apakah polisi sudah mengatasi masalah utamanya?"
Grace mengangguk. "Ya, divisi lain sedang mengurus masalah utamanya." Ia melajukan mobilnya saat lampu kuning menyala.
"Pesawat ke Jerman akan mengudara sekitar 1 jam lagi. Setelah itu, kau akan hidup bebas dengan identitas baru di sana," kata Grace.
Cla terlihat sedih. "Grace, terima kasih atas semuanya," ucapnya pelan.
Grace menoleh sebentar pada Cla, lalu tersenyum. "Sama-sama. Senang sekali bisa membantumu."
Mereka telah tiba di bandara. Grace menggenggam tangan Cla dengan erat. "Apa pun yang terjadi, jangan jauh-jauh dariku. Kau aman jika kau sudah masuk ke pesawat dan bertemu dengan polisi yang menggantikanku menjagamu hingga mengantarmu ke Jerman."
Cla mengangguk, ia mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Grace.
Seseorang yang jauh di depan sana membawa koper jinjing. Pria itu berjalan menuju ke arah Grace dan Cla. Peluru melesat dari dalam koper ke arah Cla, tetapi meleset karena Cla menunduk untuk mengikat tali sepatunya. Peluru itu menyasar pada pria berbadan gempal di belakang Cla.
Pria berbadan gempal berteriak kesakitan karena peluru mengenai lengannya. Ia tersungkur jatuh ke lantai. Darah segar menggenang. Orang-orang panik dan berlarian ke sana - ke mari.
Grace segera menarik lengan Cla untuk pergi dari sana ke tempat lain. Assassin yang membawa koper berisi senapan mengejar kedua wanita itu.
Assassin berjalan gontai di koridor yang sepi. Tampaknya ia telah kehilangan jejak Cla dan Grace. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Grace dan Cla bersembunyi di salah satu ruangan.
Grace menekan alat komunikasi jarak jauh yang terpasang pada cuping telinganya. "Assassin yang membawa senapan di dalam koper jinjing mengejar kami."
Rekan Grace dari seberang sana bersuara, "Kami sudah mengepung tempat ini, Senior. Kami juga telah membereskan para assassin yang membuntuti kalian diam-diam. Namun, yang membawa koper sudah menghilang."
"Aku akan mentraktir siapa pun yang paling banyak melumpuhkan assassin," kata Grace.
"Wah, aku makin semangat."
Cla mendongak menatap Grace dengan tatapan kagum. "Dia baik sekali. Senior yang sangat baik," batinnya.
"Ayo." Grace menarik lengan Cla. Mereka berniat keluar lewat jendela. Namun, sebuah tembakan beruntun membuat mereka mengurungkan niat dan bersembunyi di balik lemari.
Pintu ditendang dari luar. Assassin masuk dan menembaki lemari tempat Grace dan Cla bersembunyi.
Grace muncul dari atas lemari dan menembaki si assassin. Lengan dan kedua kaki pria itu terkena tembakan. Grace melompat dan menerjang dada pria itu hingga tersungkur jatuh.
Meski dalam kondisi terluka, pria itu masih bisa memberikan perlawanan.
Grace mengeluarkan borgol biasa untuk dijadikan alat pertahanan diri. Dengan tangan yang dilingkari borgol, ia meninju wajah si assassin. Grace memukul titik kesadaran si assassin, lalu memborgolnya ke tiang.
"Ayo." Grace segera membawa Cla keluar dari ruangan lewat jendela.
Saat akan ke tempat parkir, tiba-tiba beberapa jarum melesat ke arah mereka. Grace menembak ke arah munculnya jarum-jarum tersebut.
Assassin pengguna jarum beracun berhasil dilumpuhkan oleh rekan Grace yang muncul di sana.
Grace menarik tangan Cla agar segera ke mobil. Namun, itu mobil berbeda dari mobil yang mereka gunakan tadi untuk sampai di sini. Mobil kali ini adalah mobil jenis sport.
"Kita tidak jadi pergi ke Jerman?" tanya Cla sembari masuk dalam mobil.
"Kami memesan lebih dari 14 tiket dari alat transportasi yang berbeda untuk menghindari para assassin itu. Sebenarnya orang-orang yang ada di lobi tadi adalah polisi yang cosplay bareng-bareng kita," jelas Grace sembari masuk ke dalam mobil.
"Benarkah? Pantas saja kau tidak panik saat ada warga sipil (polisi nyamar) yang tertembak tadi. Kenapa kau tidak memberitahuku tentang keseluruhan rencana kalian?" tanya Cla sembari memasang sabuk pengaman.
"Kita benar-benar tidak punya waktu untuk memberitahumu. Jadi, kau hanya perlu mengikuti arahanku." Grace memasang sabuk pengaman.
"Aku yang menyetir?" tanya Cla saat menyadari jika dirinya duduk di kursi kemudi.
"Ya, kau bisa mengendarai semua jenis kendaraan darat kecuali kereta, kan? Jadi lakukan. Aku bertugas untuk melakukan penyerangan," ucap Grace sembari mempersiapkan dua pistolnya.
"Tapi, aku saat ini cosplay jadi siswi SMA. Artinya, aku anak di bawah umur," kata Cla.
Grace menatap Cla dengan ekspresi lelah. "Kau terlalu mendalami peran. Sekarang jalankan mobil ini."
Cla melajukan mobil sport dengan kecepatan sedang. "Kita mau ke mana?" tanyanya.
"Tujuan kita dermaga. Kapalnya akan berangkat sekitar 30 menitan lagi," jawab Grace.
"Baik." Cla mempercepat laju mobilnya.
Para assassin bermotor mengejar mobil yang dikendarai Cla. Mereka mengeluarkan pistol dan menembaki bagian belakang mobil.
"Selain memiliki kecepatan tinggi, mobil ini anti peluru. Ya, terlepas dari modelnya yang nyentrik dan jelek. Yang penting aku berhasil menemukan mobil yang kau inginkan," kata Grace.
"Ini bagus. Aku tersentuh. Tapi, kenapa kau memilih mobil yang mencolok? Para assassin itu akan lebih mudah menemukan kita," gerutu Cla.
"Karena hanya mobil sport ini yang punya kecepatan di atas rata-rata dibanding mobil biasa," sahut Grace tenang.
"Tapi, para assassin bermotor di belakang kita juga menggunakan motor sport," gerutu Cla.
"Hah? Benarkah?" Grace panik.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
19.20 | 12 Januari 2017
Karya asli Ucu Irna Marhamah
Follow instagram @ucu_irna_marhamah dan @novellova
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Science Fiction∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...