∘☽ BAB 25 : Identitas Baru, Hidup Baru (2) ☾∘

35 5 2
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Kini, Cla berdiri di depan pintu ruangan bosnya. Setelah meyakinkan diri, Cla akhirnya mengetuk pintu. 

"Masuk," suara pria dari dalam. 

Cla menghela napas berat. Ia pun membuka pintu, lalu masuk. Cla melihat sosok pria berjas biru tengah duduk di kursi kebesarannya. Namun, pria itu menghadap ke jendela, membelakangi pintu. 

"Bos, selamat siang," sapa Cla. 

"Kau anak baru yang diceritakan itu, ya?" tanya pria itu sembari memutar kursinya untuk berbalik melihat Cla. "Senang bertemu denganmu."

Kedua mata Cla terbelalak lebar melihat sosok pria yang pernah ia lihat sebelumnya. "Gilbert Andreas," batinnya.

Ya, pria yang duduk di kursi bos itu memiliki wajah yang mirip dengan Gilbert. Namun, pria yang ini agak berbeda. Tubuhnya tinggi, kekar, wajah-nya bersih terawat, dan potongan rambutnya juga rapi. Terlihat seperti pria normal di abad ke-21. 

"Kau sepertinya terkejut sekali melihatku. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya pria itu.

"Tidak. Ini pertama kalinya aku dan Bos bertemu," sanggah Cla. Dalam hati kecilnya, ia sangat merindukan Gilbert dan ingin memeluknya. Namun, Cla sadar jika pria di hadapannya ini bukanlah Gilbert, melainkan orang lain. 

"Tapi, wajahmu mengingatkanku pada seseorang," kata pria itu sembari menatap Cla dengan intens. 

"Be-begitukah?" Cla tampak gugup. Pandangannya teralihkan pada plakat di meja bertuliskan Dominic Mikhaelis. 

"Kau mirip sekali dengan wanita yang semalam tidur denganku," kata Dominic. 

"A-apa?!" Cla terkejut mendengarnya. "Pria hidung belang!" jeritnya dalam hati. 

Dominic beranjak dari kursinya. "Kau punya pekerjaan sampingan selain bekerja di sini?" Pria itu menghampiri Cla. 

Sementara itu, Cla mundur. "Bos...."

"Jawab aku." Dominic melipat kedua tangan di depan dada. 

"Tidak, aku tidak punya pekerjaan lain," jawab Cla. 

Dominic semakin dekat. "Aku sempat meninggalkan jejak di sini. Jika ada, kau memang wanita yang semalam," ucapnya sembari menyingkirkan rambut yang menutupi leher Cla. 

"Maaf, Bos, kau sudah keterlaluan." Cla menepis tangan Dominic. 

"Tidak ada tanda di sana. Ternyata aku salah orang. Maaf." Dominic kembali duduk di kursi kebesarannya. "Kembali bekerja, aku hanya ingin bertemu denganmu secara langsung."

Cla meninggalkan ruangan. "Sungguh berbeda dengan Gilbert. Sepertinya aku harus segera mencari perusahaan lain untuk berjaga-jaga apabila ada hal buruk yang terjadi."

Di hari Minggu, Cla libur. Ia bisa bersantai di rumah. Cla menonton TV yang sedang menyiarkan berita tentang penemuan sebuah candi peninggalan Kekaisaran Terra yang sedang dalam proses penggalian karena terkubur di dekat pegunungan. 

Belum diketahui candi apakah itu karena proses penggalian dilakukan dengan hati-hati dan teliti, ditakutkan akan merusak permukaan candi jika mereka tergesa-gesa. Diperkirakan jika candi yang ini lebih besar dibandingkan dengan Candi Terra. 

Cla melongo. "Candi apa itu? Berapa banyak candi yang mereka bangun?" gumamnya. 

Penyiar berita melaporkan pada pemirsa, "Di sekitar pengunungan yang masih dekat dengan candi tersebut, para arkeolog menemukan benda-benda peninggalan zaman Karellus. Salah satunya adalah kotak besi berlapis yang berisi buku-buku legenda."

Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran TerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang