⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Tubuh Grace terlempar dan jatuh di atas pasir. Wanita itu meringis sembari memegangi lengannya yang terluka karena sayatan pedang Aeris. Darah yang berasal dari luka sayatan di pinggang dan punggungnya merembes membasahi kaus yang ia kenakan.
Grace terbatuk-batuk. Perlahan wanita itu membuka mata. "Di mana aku?" gumamnya.
Di sekeliling Grace adalah hamparan pasir putih. Suara deburan ombak terdengar begitu jelas. Rupanya ia terdampar di tepi pantai. Bahkan deburan ombak itu menyapu lengannya.
"Bagaimana bisa?" Grace berusaha bangkit, tetapi tubuhnya sangat lemah. Pandangannya mulai mengabur.
Terdengar suara derap langkah kuda yang mendekat. Samar-samar, Grace melihat beberapa orang berzirah yang menunggangi kuda mendekat. Kuda-kuda yang ditunggangi itu mengelilingi Grace, membuat pasir beterbangan di sekitarnya. Wanita itu hanya bisa menutup mata.
Para pria berzirah itu terlibat percakapan.
"Siapa dia? Bagaimana bisa dia berada di sini? Apakah dia orang luar?"
"Entahlah."
"Pakaiannya aneh. Apa yang harus kita lakukan?"
"Kita bawa saja wanita ini ke Utara untuk diserahkan pada Lazarus. Biar Lazarus Utara yang memutuskannya."
Grace merasakan tubuhnya diangkut ke atas kuda. Setelah itu, ia kehilangan kesadaran. Semuanya menjadi gelap.
Terdengar suara pria berkata, "Grace kecilku yang manis."
"Ayah," suara anak kecil yang menyahut.
"Kemarilah, langkahkan kakimu."
"Ayah."
Terasa hangat dan nyaman. Sungguh perasaan yang menenangkan. Itu yang dirasakan Grace saat ini.
Muncul titik putih di kejauhan yang perlahan membesar dan mendekat. Kini semuanya menjadi putih.
"Apakah aku sudah mati?" gumam Grace. "Ayah, aku datang."
Perlahan kedua mata Grace terbuka. Langit-langit ruangan yang terbuat dari papan kayu adalah pemandangan pertama yang dilihatnya. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Tampaknya Grace berada di sebuah rumah kayu yang asing baginya. Ada banyak benda-benda kuno di dalam ruangan tersebut. Grace bangkit untuk duduk. Wanita itu menyentuh lengan dan juga pinggangnya yang terluka. Rasa sakit itu masih terasa, tetapi sudah lebih baik dari sebelumnya. Sepertinya lukanya mulai pulih.
Lengan Grace yang terluka ditutupi kain putih yang dililit layaknya perban. "Seseorang mungkin telah mengobatiku," gumamnya.
Grace menyentuh baju yang ia pakai __lebih tepatnya kain tradisional yang digunakan sebagai penutup tubuh atau baju pada zaman kerajaan. Grace menyingkapnya. Perut dan punggungnya juga ditutupi kain putih.
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat menuju ruangan di mana Grace berada. Pintu kayu dibuka dari luar. Ternyata seorang pria kekar berpakaian tradisional wanita yang datang.
Grace mengernyit. "Siapa kau?" tanyanya.
"Aku tabib yang bertugas di wilayah Utara," papar pria itu sembari menunjukkan gestur tubuh yang gemulai.
Grace melongo. "Jadi, kau yang menolongku?"
Tabib gemulai mendekat, lalu duduk di tepi ranjang. "Tujuh hari yang lalu, prajurit Utara menemukanmu terdampar di Pantai Utara. Mereka membawamu ke mari untuk diobati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra
Ciencia Ficción∘⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ "Para Penjelajah Waktu di Kekaisaran Terra" Penulis : Ucu Irna Marhamah ⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅ Di abad ke-21, novel dengan genre action-thriller sangat populer. Para penulis banyak yang banting setir ke genre tersebut demi mengejar pasar...