Episode 1

302 98 91
                                    

"Apa maksud Mama?" Seorang gadis 17 tahun menatap sang Ibu tidak percaya, mata itu melebar, syok mendengar ucapan Ibunya.

"Mama dan Papa memiliki hutang pada keluarga Mizuruky, kami tidak punya uang untuk melunasi hutang itu. Papamu sudah tua, mereka bersedia menganggap hutang lunas kalau kamu bersedia menikah dengan Tuan Besar Mizuruky Sinya." Wanita paruh baya itu duduk bersimpuh di hadapan buah hatinya, tetes air mata tak bisa dielakkan, sesak dalam dada tanda penyesalan akan keputusan yang diambil ketika memilih meminjam sejumlah uang pada seorang rentenir.

Remaja 17 tahun tergugu membayangkan dirinya akan menikah dengan seorang pria tua dengan 5 orang Istri, dengan segala keterpaksaan dia menurut meski dalam hati sangat marah.

Hari pernikahan telah tiba, gadis itu bahkan enggan memandang sosok pria yang kini menjadi telah sah menjadi Suaminya.

Malam pertama bagi sepasang pengantin harusnya menjadi hal paling ditunggu, namun bagi gadis 17 tahun itu sangat dibenci, ia duduk di sudut tempat tidur sambil memegang sebuah pisau belati.

"Malam pertama kau sudah bersiap membunuhku." Seorang pria bertubuh tinggi tegap menatap geli Istri kecilnya itu.

Perlahan gadis itu mendongakkan kepala, dahinya berkerut melihat sosok pria di depan matanya.

"Kamu siapa?"

Pria 30 tahun dengan tinggi 191 berat 85 itu berdecih dengan pertanyaan sang Istri.

"Fira, apakah kamu baru amnesia? Bukankah tadi siang kita baru menikah?"

Fira kembali syok melihat sosok pria berkulit putih rahang tegas dengan hidung mancung berdiri di depannya.

"Ha?"

Fira melirik ke samping sejenak, kemudian bangkit dari tempat duduknya berjalan mendekati sosok pria bermata safir tersebut.

"Apakah Paman sudah punya 5 Istri?"

"Omong kosong! Aku baru kembali ke rumah ini dan disuruh menikah denganmu oleh Ibuku, sekarang kamu mau membunuhku." Pria bermata safir itu berjalan ke sisi ranjang lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Fira menoleh pada sosok tinggi tegap itu, otaknya masih meloading dengan kenyataan bahwa pria yang dinikahi tidak terlihat seperti bapak-bapak dengan banyak Istri dan banyak anak.

"Jangan takut, tidurlah. Aku tau kamu terpaksa menikah dengan ku, meski aku punya hak penuh atas dirimu tapi aku tidak akan memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kamu suka," kata sang Suami dengan senyum menawan memang gadis mungil yang masih berdiri mematung di depan tempat tidur.

Fira tertegun mendengar ucapan pria itu, sebenarnya ia masih ragu untuk berbaring di ranjang bersama seorang pria yang tak dikenalnya tapi rasa kantuk dan lelah membuat dirinya menyerah dan memutuskan untuk berjalan ke sisi lain ranjang berukuran besar tersebut.

Sebelum tidur gadis itu memakai baju berlapis -lapis hingga tubuhnya terlihat lebih gemuk kemudian mulai menaiki ranjang, dengan ragu ia merebahkan diri di samping tubuh kekar sang suami.

Jantung berdebar kencang, nafas menderu dengan wajah memerah, ia sungguh sangat gugup berada di dekat pria tampan itu bahkan matanya enggan untuk terpejam.

"Pa-Paman, Paman janji tidak akan memaksaku bukan?"cicitnya.

"Hm," jawab sang Suami dengan mata setengah terpejam.

Perlahan Fira memberanikan diri menoleh ke samping, entah kenapa ada perasaan kecewa melihat pria yang baru menikahinya itu tidur tanpa melakukan apapun terhadapnya.

"Kenapa aku merasa kecewa Paman Maulana langsung tidur? Tapi setidaknya kan harusnya dia memberikan kecupan selamat malam padaku, ah sudahlah lebih baik aku tidur juga," gumamnya dengan ekspresi kecewa.

Suami Terbaik 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang